Jakarta, 31 Januari 2025 – Gedung Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, hari ini menjadi saksi bisu dibukannya Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) 2025. Acara yang diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir NU ke-102 ini menandai langkah strategis PBNU dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI dalam memperkuat pondasi keluarga Indonesia di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat. Lebih dari sekadar perhelatan seremonial, kongres ini menjadi platform penting untuk merumuskan arah strategis pembangunan keluarga yang maslahat – sejahtera, bermartabat, dan berdaya saing – di era digital yang penuh tantangan.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dalam sambutannya menekankan pentingnya kemandirian dalam membangun gerakan persolatan di kalangan Nahdliyin. "Gerakan persolatan ini harus kita bangun dan kembangkan sendiri, tanpa menunggu kerja sama dengan pihak lain. Kita harus segera merancang dan mengeksekusi program ini," tegas Gus Yahya. Pernyataan ini mencerminkan komitmen PBNU untuk mengambil inisiatif proaktif dalam menjawab permasalahan sosial yang dihadapi umat, khususnya terkait dengan penguatan nilai-nilai keagamaan dalam keluarga.
Lebih lanjut, Gus Yahya menjelaskan bahwa pembinaan persolatan bertujuan untuk menanamkan pemahaman mendalam tentang pentingnya kesucian diri sebelum menjalankan ibadah salat. Hal ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga landasan moral yang kokoh untuk membangun keluarga yang harmonis dan berakhlak mulia. Kongres ini diharapkan mampu mendorong keluarga-keluarga NU untuk menjadi garda terdepan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, termasuk dampak negatif dari perkembangan teknologi digital.
"GKMNU diharapkan menjadi ‘serum’ atau ‘vaksin’ terhadap tren pergaulan yang semakin intensif dipengaruhi oleh teknologi digital dan komunikasi," ujar Gus Yahya. Ia mengungkapkan kekhawatiran akan potensi hilangnya nilai-nilai kemanusiaan dan kehangatan relasi antarmanusia akibat ketergantungan yang berlebihan pada platform digital. "Kita harus menjaga kemanusiaan dan kehangatan dalam pergaulan kita, tidak sampai kehilangan relasi kesejatian di antara manusia hanya karena kemudahan yang ditawarkan teknologi," imbuhnya.
Alissa Wahid, Pengarah Kongres GKMNU, menambahkan bahwa kongres ini merupakan bentuk pengabdian nyata NU kepada masyarakat Indonesia. Kegiatan ini juga menjadi upaya konsolidasi internal NU untuk memperkuat gerakan keluarga maslahat melalui berbagai program dan kegiatan yang telah dan akan dijalankan. Alissa juga mengumumkan rencana penyelenggaraan Festival Keluarga Indonesia di Mall Kota Kasablanka yang terbuka untuk umum. Festival ini bertujuan untuk mensosialisasikan konsep keluarga maslahat kepada masyarakat luas, khususnya di wilayah perkotaan.
"Saat ini, lebih dari 1,5 juta keluarga telah kami bina. Lebih dari 5.000 calon pengantin telah mengikuti bimbingan calon pengantin yang kami kolaborasikan dengan Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan. Program kami juga telah menjangkau 3.000 bayi di bawah usia dua tahun, 30.000 remaja, serta ribuan guru dan tenaga pendidik di sekolah dan madrasah hingga tingkat desa," papar Alissa. Angka-angka tersebut menunjukkan skala dan dampak yang signifikan dari program GKMNU dalam meningkatkan kualitas kehidupan keluarga di Indonesia.
Kongres GKMNU 2025 diikuti oleh sekitar 300 peserta yang terdiri dari pengurus PBNU, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia, anggota Satuan Tugas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (Satgasnas GKMNU), dan perwakilan mitra kerja. Kongres yang berlangsung selama dua hari, 31 Januari – 1 Februari 2025, memiliki beberapa tujuan strategis, antara lain:
-
Merumuskan Arah Strategis NU terkait Perwujudan Keluarga Maslahat: Kongres ini akan menghasilkan rumusan strategis yang menyesuaikan konsep keluarga maslahat dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Rumusan ini akan menjadi pedoman bagi PBNU dan seluruh jajarannya dalam menjalankan program-program pembinaan keluarga.
-
Mempublikasikan Inisiatif Keluarga Maslahat: Kongres ini menjadi ajang untuk mempublikasikan berbagai inisiatif dan program GKMNU yang telah berjalan, serta nilai dan prinsip kemaslahatan keluarga yang dianut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan masyarakat terhadap gerakan ini.
-
Mengarusutamakan Keluarga Maslahat NU sebagai Isu Bersama: Kongres ini bertujuan untuk menjadikan keluarga maslahat sebagai isu strategis yang menjadi perhatian bersama seluruh elemen masyarakat, bukan hanya lingkup internal NU saja. Hal ini menunjukkan komitmen NU untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
-
Membangun dan Memperluas Kemitraan: Kongres ini akan memperkuat jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, baik lembaga pemerintah, organisasi masyarakat, maupun sektor swasta, untuk bersama-sama meningkatkan kualitas keluarga Indonesia. Kolaborasi dan sinergi dianggap krusial untuk mencapai dampak yang lebih luas.
-
Meluncurkan Aplikasi GKMNU: Salah satu hasil kongres ini adalah peluncuran aplikasi GKMNU. Aplikasi ini diharapkan dapat memudahkan akses informasi dan fasilitasi program-program pembinaan keluarga yang dijalankan oleh GKMNU. Teknologi digital diharapkan dapat memberikan efisiensi dan efektivitas dalam menjalankan program-program tersebut.
Hasil-hasil diskusi dan rumusan strategis yang dihasilkan dalam kongres ini akan dikelola secara komprehensif oleh Satgasnas GKMNU atas mandat PBNU. Satgasnas GKMNU memiliki peran penting dalam menjalankan program-program yang telah dirumuskan, memantau pelaksanaannya, dan melaporkan kemajuannya kepada PBNU.
Kongres Keluarga Maslahat NU 2025 bukan sekadar pertemuan biasa. Ini adalah pernyataan tegas NU dalam menempatkan keluarga sebagai pilar penting dalam pembangunan bangsa. Melalui kongres ini, NU berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam membangun keluarga Indonesia yang maslahat, sejahtera, bermartabat, dan berdaya saing di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Dengan melibatkan berbagai pihak dan memanfaatkan teknologi digital, NU berharap dapat mencapai dampak yang lebih luas dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan keluarga di Indonesia.