Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersiap menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk "International Conference on Humanitarian Islam" pada 5-9 November 2024. Acara akbar ini merupakan kolaborasi antara PBNU, Universitas Indonesia (UI), dan Centre for Shared Civilizational Values (CSCV).
Konferensi yang akan digelar di beberapa kota di Indonesia, seperti Depok, Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta, ini akan menghadirkan puluhan tokoh terkemuka, termasuk cendekiawan, akademisi, dan kiai dari berbagai negara.
Pembukaan Meriah dengan Kehadiran Presiden
Acara pembukaan konferensi akan berlangsung di Hotel Grand Hyatt Jakarta pada 5-6 November 2024. Ketua PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan secara langsung membuka konferensi ini.
Para Tokoh Terkemuka Berhimpun
Konferensi Humanitarian Islam diperkirakan akan diikuti oleh 20 profesor, akademisi, dan ulama terkemuka dari Indonesia dan negara-negara di Asia serta Eropa.
Ketua Panitia Pelaksana Konferensi Humanitarian Islam, Ahmad Ginanjar Sya’ban, dalam konferensi pers di Kantor PBNU Pusat, Jakarta, (1/11) menjelaskan bahwa konferensi ini akan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk kiai, cendekiawan, dan akademisi internasional dari Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Australia, Afrika, Asia Tenggara, dan Indonesia.
"Konferensi ini akan diikuti oleh sekitar 20 profesor dan akademisi luar negeri serta kiai dan 20 peninjau dari akademisi dalam negeri," ujar Ginanjar.
Beberapa tokoh ternama yang akan hadir dari mancanegara antara lain:
- Profesor Robert W. Hefner dari Boston University AS
- Profesor Greg Barton dari Deakin University Australia
- Profesor Rüdiger Lohlker dari Universitas Vienna Austria
- Profesor James B. Hoesterey dari Emory University AS
- Profesor Amanta tho Seeth dari Humboldt University of Berlin Jerman
- Profesor Nelly van Doorn-Harder dari Wake Forest University AS
- Profesor Ismail Fajrie Alatas dari New York University
- Professor Timothy Shah dari CSCV
Sementara dari Indonesia, sejumlah tokoh terkemuka yang akan hadir antara lain:
- KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU
- KH Afifuddin Muhajir, dari Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur
- KH Abdul Ghofur Maimoen, dari Pesantren Al Anwar Rembang Jawa Tengah
- Profesor Al-Makin, dari UIN Sunan Kalijaga
- Profesor Ahmad Syafiq, dari Universitas Indonesia
Menjelajahi Jejak Sejarah di Indonesia
Setelah pembukaan di Jakarta, konferensi akan dilanjutkan dengan kunjungan ke situs-situs bersejarah di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta, pada 7-10 November 2024.
Peserta konferensi akan mengunjungi beberapa tempat bersejarah, seperti:
- Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, tempat kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri
- Masjid Menara Kudus
- Klenteng Sam Poo Kong, Semarang
- Candi Prambanan
- Candi Borobudur
Kunjungan ke Candi Prambanan dan Candi Borobudur pada 9 November 2024 akan menjadi rangkaian penutup dari Konferensi Internasional Humanitarian Islam yang diselenggarakan oleh PBNU, CSCV, dan UI.
Misi Luhur Menjembatani Nilai-Nilai Kemanusiaan
Konferensi Humanitarian Islam diharapkan dapat menjadi wadah untuk mendiskusikan dan menjembatani nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam. Acara ini akan menjadi platform bagi para tokoh terkemuka untuk berbagi pemikiran, pengalaman, dan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan di dunia.
Menghidupkan Kembali Spirit Toleransi dan Perdamaian
Konferensi ini juga diharapkan dapat menghidupkan kembali spirit toleransi dan perdamaian antar umat beragama. Dengan menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka dari berbagai latar belakang, konferensi ini akan menjadi ruang dialog yang konstruktif untuk membangun pemahaman dan kerja sama yang lebih erat.
Membangun Jaringan Global untuk Kemanusiaan
Melalui konferensi ini, PBNU, UI, dan CSCV ingin membangun jaringan global yang kuat untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam. Jaringan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk berbagi informasi, sumber daya, dan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan di masa depan.
Menjadi Momentum Penting untuk Dunia
Konferensi Humanitarian Islam merupakan momentum penting bagi dunia untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan membangun perdamaian. Acara ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk terus berupaya mewujudkan dunia yang lebih adil, damai, dan sejahtera.
Harapan dan Tantangan di Masa Depan
Konferensi Humanitarian Islam diharapkan dapat menjadi titik awal untuk membangun dialog dan kerja sama yang lebih erat antar umat beragama. Namun, tantangannya tidaklah mudah. Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang semakin cepat, menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi menjadi semakin penting.
Konferensi ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam dan membangun dunia yang lebih baik bagi semua.