Jakarta, 22 November 2024 – Pengusaha nasional terkemuka, Soetrisno Bachir, menyerukan kolaborasi intensif di antara para pengusaha yang berlatar belakang Muhammadiyah. Dalam seminar "Prospek Perekonomian Indonesia 2025 dan Lokakarya Kader Pengusaha Muhammadiyah" yang diselenggarakan oleh Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata (MEBP) Pengurus Pusat Muhammadiyah selama dua hari (20-21 November 2024) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Bachir menekankan pentingnya sinergi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing bisnis para pengusaha Muhammadiyah.
"Kolaborasi, bukan kompetisi, adalah kunci," tegas Bachir, yang akrab disapa Mas Tris. Ia memaparkan bahwa sinergi antar pengusaha, khususnya bagi mereka yang masih berskala kecil dan menengah, merupakan katalis penting untuk mencapai kemajuan signifikan, bahkan hingga ke level pengusaha besar dengan aset triliunan rupiah. "Dengan berbagi ilmu, sumber daya, dan pengalaman, kita menciptakan ekosistem bisnis yang saling menguntungkan dan mendorong pertumbuhan eksponensial," tambahnya.
Mas Tris menyoroti realitas yang menunjukkan masih terbatasnya jumlah pengusaha Muhammadiyah dengan aset di atas satu triliun rupiah. Kondisi ini, menurutnya, membutuhkan strategi terukur dan terarah untuk meningkatkan jumlah pengusaha sukses di kalangan Muhammadiyah. Ia pun mendesak MEBP PP Muhammadiyah untuk segera merumuskan peta jalan (roadmap) yang komprehensif dan terukur sebagai panduan bagi para pengusaha untuk meningkatkan skala bisnis mereka.
Roadmap tersebut, lanjut Mas Tris, harus memuat target-target yang spesifik dan terukur. "Kita perlu menetapkan target yang jelas, misalnya berapa banyak pengusaha yang bisa naik kelas ke level aset tertentu dalam kurun waktu tertentu, atau berapa banyak yang berhasil mendapatkan pendanaan perbankan untuk pengembangan usaha mereka," jelasnya. Kejelasan target ini, menurutnya, akan memberikan arah yang pasti dan terukur bagi kemajuan para pengusaha Muhammadiyah. Roadmap ini bukan sekadar dokumen, melainkan instrumen strategis untuk mengarahkan dan memonitor perkembangan bisnis para pengusaha Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Mas Tris menekankan pentingnya akses perbankan sebagai sumber pendanaan bagi para pengusaha Muhammadiyah. Ia mendorong mereka untuk tidak ragu memanfaatkan fasilitas perbankan yang tersedia. "Dengan perencanaan bisnis yang matang dan kemampuan manajemen yang baik, pengusaha Muhammadiyah seharusnya tidak kesulitan mendapatkan pendanaan dari bank," ujarnya. Ia meyakini bahwa bank-bank akan lebih responsif terhadap proposal bisnis yang terstruktur dan menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan.
Mas Tris juga menyoroti pentingnya membangun kepercayaan dan transparansi dalam berbisnis. Kolaborasi yang efektif, menurutnya, membutuhkan landasan kepercayaan yang kuat di antara para pengusaha. Hal ini dapat dicapai melalui transparansi dalam pengelolaan bisnis, komitmen terhadap etika bisnis yang baik, dan saling mendukung di antara sesama pengusaha Muhammadiyah.
Seminar dua hari ini tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga wadah untuk membangun jaringan dan kolaborasi antar pengusaha. Peserta seminar memiliki kesempatan untuk saling bertukar pengalaman, pengetahuan, dan strategi bisnis. Acara ini juga menghadirkan narasumber lain yang berkompeten di bidang ekonomi dan bisnis, memberikan wawasan yang lebih luas kepada para peserta.
Mas Tris berharap, dengan adanya roadmap yang terukur dan kolaborasi yang intensif, pengusaha Muhammadiyah dapat memainkan peran yang lebih besar dalam perekonomian nasional. Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan kualitas dan daya saing bisnis para pengusaha Muhammadiyah, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di kancah internasional. Hal ini membutuhkan peningkatan kapasitas dan kompetensi di berbagai bidang, termasuk manajemen, teknologi, dan pemasaran.
Keberhasilan pengusaha Muhammadiyah, menurut Mas Tris, tidak hanya akan berdampak positif bagi perekonomian nasional, tetapi juga akan menjadi contoh bagi pengusaha-pengusaha lainnya. Ia berharap, melalui seminar ini dan langkah-langkah konkret yang akan diambil selanjutnya, pengusaha Muhammadiyah dapat semakin berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.
Seminar ini juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh para pengusaha Muhammadiyah, seperti akses permodalan, regulasi bisnis, dan persaingan pasar. Para peserta seminar berdiskusi tentang strategi untuk mengatasi tantangan tersebut dan memanfaatkan peluang yang ada. Diskusi yang intensif dan kolaboratif ini diharapkan dapat menghasilkan solusi-solusi inovatif dan strategi yang efektif untuk meningkatkan daya saing bisnis para pengusaha Muhammadiyah.
Lebih jauh lagi, Mas Tris menekankan pentingnya peran Muhammadiyah dalam mendorong pengembangan ekonomi umat. Ia melihat bahwa pengusaha Muhammadiyah memiliki potensi yang besar untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berbisnis, pengusaha Muhammadiyah dapat menjadi contoh bagi pengusaha lainnya dalam menjalankan bisnis yang etis dan bertanggung jawab.
Mas Tris juga mendorong para pengusaha Muhammadiyah untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Ia percaya bahwa keberhasilan bisnis harus diiringi dengan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan demikian, pengusaha Muhammadiyah tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka sendiri, tetapi juga dapat berkontribusi dalam pembangunan masyarakat yang lebih baik.
Kesimpulannya, seruan kolaborasi dari Soetrisno Bachir bukan hanya sekadar himbauan, melainkan strategi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di kalangan pengusaha Muhammadiyah. Roadmap yang terukur, akses permodalan yang terjamin, dan kolaborasi yang intensif akan menjadi pilar utama dalam mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia dan sekaligus menjadi contoh bagi pengembangan ekonomi umat di Indonesia. Langkah-langkah konkret dan terukur yang akan dijalankan pasca seminar ini akan menjadi penentu keberhasilan strategi tersebut.