Jakarta, 5 Desember 2024 – Kisah Sunhaji, penjual es teh di Magelang, Jawa Tengah, yang sempat viral karena perlakuan kurang menyenangkan dari seorang tokoh agama, kini bertransformasi menjadi sebuah narasi inspiratif tentang kebaikan dan kepedulian sosial. Ustadz Muhammad Fakhrurrazi Anshar, tergerak hatinya melihat nasib Sunhaji, telah mengambil inisiatif luar biasa: memberangkatkan Sunhaji dan istrinya untuk menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci pada bulan Ramadan tahun 2025. Bukan hanya sekadar pemberangkatan biasa, Ustadz Fakhrurrazi menawarkan fasilitas mewah dengan akomodasi hotel bintang lima.
“Saya kasih bintang lima. Apalagi Ramadan, harga hotel naik, mahal,” ungkap Ustadz Fakhrurrazi kepada detikHikmah, Rabu (4/12/2024). Biaya umrah yang diperkirakan mencapai hampir Rp 50 juta ini, menurutnya, sebanding dengan kebahagiaan yang ingin ia berikan kepada Sunhaji dan keluarganya. “Ada yang nanya berapaan? Mungkin hampir Rp 50 juta (biaya umrahnya). Karena bulan Ramadan nih umrahnya, hotel bintang lima,” tambahnya.
Keinginan Ustadz Fakhrurrazi untuk berbagi kebahagiaan kepada Sunhaji tidak berhenti sampai di situ. Ia bahkan berencana agar Sunhaji dan dirinya dapat sekamar selama di Tanah Suci, memberikan bimbingan langsung selama menjalankan ibadah umrah. “Saya niatnya dia sekamar sama saya. Saya niatnya kayak gitu,” tuturnya.
Aksi mulia Ustadz Fakhrurrazi ini ternyata memicu gelombang kebaikan yang luar biasa di masyarakat. Video ajakan umrah gratis yang diunggahnya di media sosial menjadi viral, menginspirasi banyak orang untuk turut serta berbagi kebahagiaan kepada Sunhaji. Berbagai bentuk dukungan mengalir deras, mulai dari tawaran uang saku untuk Sunhaji selama di Tanah Suci hingga usulan untuk membiayai keberangkatan istrinya untuk menunaikan umrah.
“Jadi memang luar biasa. Masya Allah. Video ajakan saya yang untuk umroh itu memang viral banget. Luar biasa. Tanpa pernah saya berniat juga,” ungkap Ustadz Fakhrurrazi dengan penuh syukur.
Melihat antusiasme masyarakat yang begitu tinggi, Ustadz Fakhrurrazi pun berencana untuk lebih jauh lagi. Ia terdorong untuk menggalang dana guna memberangkatkan kedua anak Sunhaji untuk turut serta menunaikan ibadah umrah. Langkah ini dilandasi oleh kesadaran bahwa momentum kebaikan ini mungkin tidak akan datang lagi di masa mendatang.
“Saya tentu mengetahui bahwa namanya kejadian itu nggak akan terus begitu. Paling seminggu lagi reda. Jadi mumpung masih hangat, kalau saya bikin galang dana anaknya dua orang bisa ikut juga ini. Udah lah sekalian aja dibahagiain sekeluarga. Karena belum tentu momentum ini datang lagi, keulang lagi sama dia,” jelas Ustadz Fakhrurrazi.
Keputusan Ustadz Fakhrurrazi untuk memberangkatkan Sunhaji umrah dilatarbelakangi oleh keprihatinannya terhadap kejadian yang menimpa Sunhaji sebelumnya. Seperti diketahui, Sunhaji sempat menjadi sasaran hinaan dari Gus Miftah di depan banyak orang karena dagangan es tehnya yang masih banyak belum laku terjual. Kejadian tersebut menjadi pemicu bagi Ustadz Fakhrurrazi untuk bertindak dan memberikan dukungan moral serta material kepada Sunhaji.
Melalui unggahan video di Instagram-nya, Ustadz Fakhrurrazi menyampaikan ajakan umrah gratis untuk Sunhaji sebagai bentuk kepedulian dan dukungannya. Langkah ini bukan hanya sebagai bentuk penebusan atas perlakuan kurang menyenangkan yang diterima Sunhaji, tetapi juga sebagai manifestasi nyata dari nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial.
Analisis dan Implikasi:
Kisah Sunhaji dan Ustadz Fakhrurrazi ini menjadi cerminan penting tentang bagaimana media sosial dapat menjadi alat yang ampuh untuk menyebarkan kebaikan dan menginspirasi tindakan positif. Viralitas video ajakan umrah tersebut menunjukkan kekuatan media sosial dalam menggerakkan simpati dan kepedulian masyarakat terhadap sesama. Aksi Ustadz Fakhrurrazi bukan hanya membantu Sunhaji secara finansial, tetapi juga memberikan dampak psikologis yang positif, mengembalikan kepercayaan diri dan harapan Sunhaji setelah mengalami kejadian yang menyakitkan.
Lebih jauh lagi, kisah ini menunjukkan potensi besar dari gerakan filantropi berbasis digital. Penggalangan dana untuk memberangkatkan keluarga Sunhaji umrah menunjukkan bagaimana teknologi dapat memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam aksi sosial secara lebih efektif dan efisien. Kecepatan penyebaran informasi dan kemudahan akses donasi melalui platform digital memungkinkan lebih banyak orang untuk terlibat dan berkontribusi dalam kegiatan sosial kemanusiaan.
Namun, di balik kisah inspiratif ini, perlu juga dikaji lebih dalam tentang pentingnya etika dan tanggung jawab dalam bermedia sosial. Kejadian yang menimpa Sunhaji sebelumnya menjadi pengingat akan pentingnya berhati-hati dalam berucap dan bertindak, khususnya bagi figur publik yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Peristiwa tersebut seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menghindari tindakan yang dapat merugikan orang lain.
Lebih lanjut, kisah ini juga membuka diskusi tentang pentingnya dukungan dan perlindungan bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Sunhaji sebagai seorang penjual es teh merupakan representasi dari banyak pelaku UKM yang kerap menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya. Perlu adanya upaya untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan memberikan perlindungan bagi mereka dari berbagai bentuk eksploitasi dan perlakuan tidak adil.
Kesimpulan:
Kisah Sunhaji dan Ustadz Fakhrurrazi merupakan sebuah kisah inspiratif yang menunjukkan kekuatan kebaikan dan kepedulian sosial di tengah masyarakat. Aksi mulia Ustadz Fakhrurrazi telah memicu gelombang kebaikan yang luar biasa, menunjukkan bagaimana sebuah tindakan kecil dapat berdampak besar dan menginspirasi banyak orang untuk turut serta berbagi kebahagiaan. Kisah ini juga menjadi pengingat akan pentingnya etika bermedia sosial, perlindungan bagi pelaku UKM, dan potensi besar dari gerakan filantropi berbasis digital dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan peduli. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu berbuat baik dan berbagi kepada sesama.