Jakarta, [Tanggal Publikasi] – Sebelum fajar menyingsing dan adzan Subuh berkumandang, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan sholat sunnah qobliyah Subuh. Sholat yang hanya terdiri dari dua rakaat ini, menyimpan keutamaan luar biasa yang bahkan melebihi nilai dunia dan seisinya. Hal ini ditegaskan dalam berbagai literatur hadits dan kitab fikih, menguatkan keyakinan akan keistimewaan ibadah sunnah ini bagi mereka yang tekun menjalankannya.
Hadits riwayat Aisyah RA, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, menjadi rujukan utama mengenai keutamaan sholat qobliyah Subuh. Hadits tersebut secara eksplisit menyatakan: "Dua rakaat sholat sunnah fajar (qobliyah Subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya." Pernyataan ini mengungkapkan nilai spiritual yang sangat tinggi dari sholat qobliyah Subuh, meletakkan ibadah ini pada posisi yang sangat terhormat dalam ajaran Islam. Keutamaan yang dijanjikan bukanlah sekedar pujian semata, melainkan penegasan akan pahala yang melimpah ruah bagi hamba yang mengerjakannya dengan penuh keikhlasan dan khusyu’.
Buku "Fikih Salat Sunnah" karya Ali Mustafa Siregar merujuk hadits tersebut sebagai landasan penting dalam memahami keistimewaan sholat qobliyah Subuh. Penulis menjelaskan bahwa kedua rakaat sholat ini bukan sekadar menambah jumlah ibadah, melainkan merupakan bentuk ketaatan yang dihargai Allah SWT dengan pahala yang tak terhingga. Hal ini mengajak umat Muslim untuk tidak meremehkan ibadah sunnah, termasuk sholat qobliyah Subuh, karena nilai keutamaan yang dimilikinya sangat besar.
Namun, perlu dijelaskan bahwa terkadang terdapat kesalahpahaman mengenai perbedaan antara sholat sunnah Fajr dengan sholat sunnah qobliyah Subuh. Ibnu Watiniyah, dalam karyanya "Panduan Salat Lidaf’il Bala, Fajr, Antara Azan dan Iqamah, Azawal (Sebelum Dzhuhur), Serta qobliyah Dan Bakdiah Zuhur," menjelaskan bahwa pendapat yang membedakan keduanya adalah keliru. Imam Nawawi, seorang ulama besar mazhab Syafi’i, menyatakan bahwa sholat qobliyah Subuh hanya dilakukan setelah terbit fajar Subuh. Lebih lanjut, beliau menganjurkan agar sholat ini dikerjakan di awal waktu dan dilakukan dengan ringan. Penjelasan ini menjernihkan kesalahpahaman dan menegaskan bahwa sholat qobliyah Subuh merupakan bagian dari sholat sunnah Fajr yang dilakukan sebelum iqamat.
Waktu pelaksanaan sholat qobliyah Subuh yang ideal adalah setelah adzan Subuh berkumandang dan sebelum iqamat dikumandangkan. Kesempitan waktu ini bukan merupakan hambatan, melainkan justru menunjukkan kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan ibadah. Dengan memahami waktu pelaksanaannya, umat Muslim dapat lebih terorganisir dalam menjalani ibadah sehari-hari dan mendapatkan pahala yang dijanjikan.
Tata Cara Sholat Qobliyah Subuh
Tata cara pelaksanaan sholat qobliyah Subuh sama dengan sholat sunnah lainnya, namun diawali dengan niat yang khusus. Mengacu pada buku Ibnu Watiniyah, sholat ini dikerjakan sebanyak dua rakaat. Berikut uraian tata caranya:
-
Niat: Membaca niat sholat sunnah qobliyah Subuh dengan mengucapkan: "Usholli sunnatash-subhi rok’ataini qobliyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala" (Aku niat mengerjakan sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah). Niat ini merupakan bagian penting dari sholat, karena menentukan jenis sholat yang dikerjakan.
-
Takbiratul Ihram: Memulai sholat dengan takbiratul ihram, yaitu mengucapkan "Allahu Akbar". Gerakan ini menandai awal dari proses ibadah dan menunjukkan kesiapan untuk bermunajat kepada Allah SWT.
-
Membaca Surah Al-Fatihah: Setelah takbiratul ihram, dibaca surah Al-Fatihah pada setiap rakaat. Surah ini merupakan rukun sholat yang harus dibaca pada setiap rakaat.
-
Rukuk: Setelah membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek lainnya, dilakukan ruku’ dengan posisi punggung lurus dan kedua tangan diletakkan di atas lutut. Ruku’ merupakan bagian penting dari sholat yang menunjukkan ketaatan dan kesungguhan dalam beribadah.
-
I’tidal: Setelah ruku’, kembali ke posisi tegak dengan ucapan "Sami’allahu liman Hamidah, Rabbanaa wa lakal hamdu" (Allah mendengar orang yang memuji-Nya, Ya Tuhan kami, dan bagi-Mu segala puji). I’tidal merupakan transisi dari ruku’ ke sujud.
-
Sujud: Setelah i’tidal, dilakukan sujud dengan dahi menempel di lantai. Sujud merupakan bagian penting dari sholat yang menunjukkan ketundukan dan kerendahan hati di hadapan Allah SWT.
-
Duduk di antara Dua Sujud: Setelah sujud pertama, dilakukan duduk di antara dua sujud dengan posisi duduk tahiyat awal.
-
Sujud Kedua: Setelah duduk di antara dua sujud, dilakukan sujud kedua. Kedua sujud ini merupakan rukun sholat yang harus dilakukan pada setiap rakaat.
-
Rakaat Kedua: Ulangi langkah 3 sampai 8 untuk rakaat kedua.
-
Duduk Tasyahhud Akhir: Setelah rakaat kedua, duduk tasyahhud akhir dengan membaca tasyahhud akhir dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
-
Salam: Menutup sholat dengan salam ke kanan dan ke kiri. Salam menandai selesainya sholat dan menunjukkan kesiapan untuk kembali beraktivitas.
Pilihan surah setelah Al-Fatihah bervariasi berdasarkan hadits dari sahabat. Rasulullah SAW dikatakan membaca surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas (riwayat Abu Hurairah RA), atau surah Al-Baqarah ayat 136 dan Ali-Imran ayat 64 (riwayat Ibnu Abbas RA), atau surah Al-Insyirah dan Al-Fil. Namun, umat Muslim diperbolehkan membaca surah lainnya selama masih dalam koridor ajaran Islam.
Doa dan Dzikir Setelah Sholat Qobliyah Subuh
Setelah menunaikan sholat qobliyah Subuh, dianjurkan untuk tidak segera beranjak. Waktu setelah sholat merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa dan berdzikir. Buku "Misteri Kedua Belah Tangan Dalam Sholat, Zikir, dan Doa" karya Badruddin Hasyim Subky menyebutkan doa yang dapat dibaca setelah sholat qobliyah Subuh, yaitu doa yang memohon rahmat, petunjuk, dan perlindungan dari Allah SWT. Doa ini menunjukkan keinginan untuk mendapatkan berkah dan pertolongan Allah dalam segala urusan kehidupan.
Selain doa, dzikir juga dianjurkan untuk dilakukan setelah sholat qobliyah Subuh. Beberapa dzikir yang dianjurkan antara lain:
-
Membaca "Ya Hayyu Ya Qoyyum" sebanyak 40 kali. Dzikir ini merupakan doa untuk memohon pertolongan kepada Allah SWT sebagai Yang Maha Hidup dan Yang Maha Berdiri Sendiri.
-
Membaca "La ilaha illallah" (Tidak ada Tuhan selain Allah) sebanyak 100 kali. Tahlil ini merupakan pengakuan keesaan Allah SWT dan merupakan dzikir yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.
-
Membaca tasbih ("Subhanallah"), tahmid ("Alhamdulillah"), dan istighfar ("Astaghfirullah") masing-masing sebanyak 100 kali. Ketiga dzikir ini merupakan bentuk pujian, syukur, dan permohonan ampun kepada Allah SWT.
Dengan melakukan doa dan dzikir setelah sholat qobliyah Subuh, umat Muslim dapat memperoleh pahala yang lebih besar dan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Amalan ini juga dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah SWT.
Kesimpulannya, sholat qobliyah Subuh, walau hanya dua rakaat, memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Keutamaan ini bukan sekedar janji kosong, melainkan diperkuat oleh hadits dan penjelasan para ulama. Dengan memahami keutamaan, tata cara, serta doa dan dzikir yang dianjurkan, umat Muslim dapat memanfaatkan waktu sebelum Subuh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan pahala yang melimpah. Semoga uraian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang keistimewaan sholat qobliyah Subuh dan mendorong umat Muslim untuk lebih istiqamah dalam menjalankan ibadah ini.