Hari Jumat, dalam khazanah Islam, memiliki kedudukan istimewa. Ia diyakini sebagai hari yang paling mulia dan utama di sisi Allah SWT, sering disebut sebagai sayyidul ayyam atau pemimpin segala hari. Keistimewaan ini tercermin dalam berbagai amalan sunnah yang dianjurkan pada hari tersebut, salah satunya adalah membaca Surah Al-Kahfi. Lebih spesifik lagi, pembacaan ayat 1-10 dari surah ini dipercaya membawa keberkahan dan perlindungan bagi umat muslim. Namun, sebelum membahas keutamaan tersebut, penting untuk memahami konteks hari Jumat dalam ajaran Islam dan menelusuri hadits-hadits yang menjadi landasan praktik ini.
Hari Jumat: Pusat Ibadah dan Doa Mustajab
Hari Jumat bukan sekadar hari libur mingguan; ia merupakan hari yang memiliki aura spiritual yang kuat. Buku Berdoalah dalam Sujud Agar Harapmu Lekas Terwujud karya Ipnu R Noegroho mengungkapkan kedudukan mulia Jumat sebagai sayyidul ayyam. Hari ini menjadi momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat Jumat, sebagai ibadah wajib bagi laki-laki muslim yang baligh, menjadi inti dari perayaan hari ini. Namun, keistimewaan Jumat tidak berhenti di shalat Jumat saja.
Rasulullah SAW, dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, menjelaskan keutamaan hari Jumat sebagai waktu di mana doa-doa dikabulkan. Hadits tersebut, yang tercatat dalam kitab Bukhari, menyatakan adanya waktu spesifik di hari Jumat di mana Allah SWT akan mengabulkan doa hamba-Nya yang memohon kebaikan. Meskipun hadits tidak secara eksplisit menyebutkan durasi waktu tersebut, isyarat Rasulullah SAW menunjukkan bahwa waktu tersebut relatif singkat, menekankan pentingnya kepekaan dan ketekunan dalam berdoa pada hari tersebut. Ini menjadi dasar bagi berbagai amalan sunnah yang dilakukan umat Islam pada hari Jumat, diharapkan dapat memaksimalkan peluang mendapatkan keberkahan dan ijabah doa.
Surah Al-Kahfi: Kandungan dan Makna Ayat 1-10
Surah Al-Kahfi, yang terdiri dari 110 ayat, merupakan surah Makkiyah yang kaya akan hikmah dan pelajaran. Ayat-ayatnya menceritakan kisah-kisah inspiratif, antara lain kisah Ashabul Kahfi (pemuda-pemuda penghuni gua), yang menunjukkan keimanan dan keteguhan mereka dalam menghadapi ujian. Kisah ini menjadi simbol keteguhan iman dan perlindungan Allah SWT bagi hamba-Nya yang beriman dan sabar.
Ayat 1-10 Surah Al-Kahfi mengawali surah ini dengan pujian kepada Allah SWT atas karunia Al-Qur’an, kitab suci yang lurus dan tidak mengandung kebengkokan. Ayat-ayat ini juga menyinggung peringatan akan siksa bagi orang-orang kafir dan janji pahala bagi orang-orang mukmin yang beramal saleh. Lebih lanjut, ayat-ayat ini menyebutkan kisah Ashabul Kahfi sebagai tanda kebesaran Allah SWT, menunjukkan kekuasaan-Nya yang tak terbatas dan kemampuan-Nya untuk melindungi hamba-Nya yang beriman.
Berikut terjemahan ayat 1-10 Surah Al-Kahfi:
-
Alhamdulillahilladzi anzala ‘ala ‘abdihil kitaba wa lam yaj’al lahu ‘iwajan. (Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad) dan Dia tidak menjadikan sedikitpun kebengkokan di dalamnya.)
-
Qayyiman liyunzira ba’san syadiidan min ladunhu wa yubasyyshiral-mu’minina alldzina ya’maluna shalihatin anna lahum ajran hasanan. (Supaya Dia memberi peringatan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapat pahala yang baik.)
-
Makina fihi abadan. (Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.)
-
Wa yunziru alldzina qalu inna Allaha ittakhadza waladan. (Dan memberi peringatan kepada orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah telah mengambil anak.")
-
Ma lahum bihi min ‘ilmin wa la li’abaihim kaburat kalimatan takhruju min afwahihim, in yaquluna illa kdziban. (Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah besar perkataan yang keluar dari mulut mereka, mereka hanya mengucapkan dusta belaka.)
-
Fa la’allaka bhakhi’un nafsaka ‘ala atsarihim illam yu’min bihdzal-qur’ani asafan. (Maka, boleh jadi engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an) dengan rasa menyesal.)
-
Inna ja’alnaa ma ‘alal-ardhi ziinatal lah li nabluwahum ayyuhum ahsanun ‘amalan. (Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang lebih baik amalnya.)
-
Wa inna la ja’iluna ma ‘alaiha sa’idan juruzan. (Dan sesungguhnya Kami akan menjadikan apa yang ada di atasnya (bumi) sebagai tanah yang tandus dan kering.)
-
Am hasibta anna ash-habal kahfi war-raqimi kaanuu min ayatina ‘ajaban. (Apakah engkau mengira bahwa penghuni-penghuni gua dan orang-orang yang mempunyai raqim itu benar-benar termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?)
-
Iza wal-fityatu ilal kahfi fa qalu rabbanaa atina min ladunka rahmatan wa hayyi’ lana min amrina rasyadan. (Ketika para pemuda itu masuk ke dalam gua, mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami urusan kami dengan jalan yang lurus.")
Keutamaan Membaca Ayat 1-10 Surah Al-Kahfi di Hari Jumat
Berbagai hadits dan literatur keagamaan mengungkapkan keutamaan membaca Surah Al-Kahfi, khususnya sepuluh ayat pertamanya, di hari Jumat. Keutamaan ini tidak hanya sebatas tradisi semata, namun dikaitkan dengan berbagai manfaat spiritual dan perlindungan ilahi. Buku Keutamaan Al-Qur’an dalam Perspektif Hadits karya Ahsantudhonni merangkum beberapa keutamaan tersebut:
-
Ketenangan Jiwa: Membaca ayat-ayat ini dipercaya dapat membawa ketenangan batin. Hadits dari Barro’ bin Azib RA, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, menjelaskan bahwa ketenangan yang dirasakan setelah membaca Al-Qur’an merupakan tanda turunnya keberkahan.
-
Cahaya di Hari Kiamat: Hadits Rasulullah SAW menyebutkan bahwa siapa yang membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat akan mendapatkan cahaya yang memancar dari tempatnya hingga ke Ka’bah, menyertainya sebagai penerang di hari kiamat. Hadits ini, yang disebutkan shahih oleh Syaikh Al-Albani, menunjukkan keutamaan bacaan ini sebagai perbekalan akhirat.
-
Perlindungan dari Fitnah Dajjal: Ayat 1-10 Surah Al-Kahfi dipercaya sebagai benteng perlindungan dari fitnah Dajjal. Hadits dari Ibnu Hibban menyebutkan bahwa menghafal sepuluh ayat pertama ini akan melindungi seseorang dari tipu daya Dajjal. Ini menunjukkan pentingnya memahami dan mengamalkan ayat-ayat ini sebagai perisai dari ujian di akhir zaman.
-
Cahaya di Antara Dua Jumat dan Pengampunan Dosa: Hadits dari Abdullah bin Umar RA, yang diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih, menambahkan keutamaan lain, yaitu cahaya yang memancar dari telapak kaki hingga ke langit bagi yang membaca Surah Al-Kahfi di hari Jumat. Lebih dari itu, pembacaan ini dipercaya mendatangkan pengampunan dosa di antara dua Jumat.
-
Kebiasaan Hasan bin Ali: Riwayat Umi Musa RA, yang diriwayatkan oleh Abu Ubaid, menunjukkan bahwa Hasan bin Ali RA terbiasa membaca Surah Al-Kahfi setiap malam. Ini menunjukkan konsistensi dan keutamaan amalan ini dalam kehidupan sehari-hari.
-
Terhindar dari Gangguan Setan: Buku Menuju Pribadi Mulia karya Fathia Rahmawati mengungkapkan hadits dari Abdullah bin Mughaffal RA yang menyebutkan bahwa rumah yang dibacakan Surah Al-Kahfi dan Al-Baqarah akan terhindar dari gangguan setan. Ini menunjukkan manfaat praktis dari amalan ini dalam menjaga kesucian dan ketenangan rumah tangga.
Kesimpulan:
Membaca Surah Al-Kahfi ayat 1-10 di hari Jumat bukan sekadar tradisi, namun merupakan amalan yang didukung oleh hadits-hadits Rasulullah SAW. Keutamaan yang dijanjikan, mulai dari ketenangan jiwa, perlindungan dari fitnah Dajjal, hingga cahaya di hari kiamat, menunjukkan keistimewaan amalan ini dalam menjalin hubungan dengan Allah SWT dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan hidup, baik di dunia maupun akhirat. Namun, penting untuk mengingat bahwa keberkahan dan perlindungan tersebut tergantung pada niat yang ikhlas dan keimanan yang kuat dari si pembaca. Wallahu a’lam bisshawab.