Jakarta – Bulan Rajab, salah satu bulan haram dalam kalender Islam, menyimpan keistimewaan tersendiri bagi umat Muslim. Di antara momen-momen berkah yang terdapat di dalamnya adalah malam pertama Rajab, yang oleh para ulama dianggap sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa dan meningkatkan amal ibadah. Pandangan ini sejalan dengan ajaran dan riwayat yang dihimpun dari berbagai sumber keagamaan, termasuk kitab-kitab klasik karya ulama terkemuka seperti Imam al-Ghazali.
Imam al-Ghazali, dalam karyanya yang monumental, Ihya’ Ulumuddin, menetapkan malam pertama Rajab sebagai salah satu dari 15 malam istimewa yang dianjurkan untuk dimaksimalkan dalam beribadah. Beliau menekankan pentingnya memanfaatkan "masa" atau waktu-waktu khusus ini untuk memperbanyak amal saleh dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana terjemahan Purwanto dari kitab tersebut, Imam al-Ghazali menyatakan bahwa melakukan ibadah pada malam-malam tersebut hukumnya sunnah, namun keutamaan dan keberkahannya sangat besar sehingga tidak boleh diabaikan. Selain malam pertama Rajab, Imam al-Ghazali juga menunjuk malam pertengahan Rajab dan malam 27 Rajab sebagai malam-malam istimewa lainnya.
Keistimewaan malam pertama Rajab semakin diperkuat oleh riwayat-riwayat yang disampaikan dalam kitab-kitab hadis. Dalam Mukasyafatul Qulub, Imam al-Ghazali mencantumkan sebuah riwayat yang menggarisbawahi kemustajaban doa pada malam tersebut. Riwayat dari Abu Umamah menyebutkan sabda Rasulullah SAW, “Ada lima malam di mana doa tidak ditolak, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syakban, malam Jumat, dan malam dua hari raya.” (HR Ad-Dailami). Hadis lain yang diriwayatkan oleh Ad-Dailami melalui jalur periwayatan Aisyah RA juga menyebutkan bahwa Allah SWT melimpahkan kebaikan pada empat malam, salah satunya adalah malam pertama Rajab, bersamaan dengan malam Idul Adha, malam Idul Fitri, dan malam Nisfu Syakban.
Keutamaan malam pertama Rajab sebagai waktu mustajab untuk berdoa ini mendorong umat Muslim untuk meningkatkan intensitas ibadah dan permohonan kepada Allah SWT. Malam ini menjadi kesempatan emas untuk memohon ampunan, keberkahan, kesehatan, rezeki, dan berbagai kebaikan lainnya, baik untuk diri sendiri maupun untuk seluruh umat manusia. Keyakinan akan kemustajaban doa pada malam ini didasarkan pada hadis-hadis tersebut, yang menunjukkan perhatian khusus Allah SWT terhadap hamba-Nya yang bermunajat pada waktu-waktu tertentu.
Salah satu amalan yang dianjurkan pada malam pertama Rajab, dan juga sepanjang bulan Rajab, adalah berdoa. Rasulullah SAW sendiri memberikan teladan dengan memanjatkan doa khusus ketika memasuki bulan Rajab. Anas bin Malik RA meriwayatkan doa tersebut: "Allahumma baarik lanaa fii rajab wa sya’ban wa ballighna ramadhana." Artinya: "Ya Allah, berkatilah kami di bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadan." (HR Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus, dan Imam an-Nawawi dalam al-Azkar). Doa ini mengandung makna yang dalam, yaitu permohonan keberkahan di bulan Rajab dan Syakban sebagai persiapan menuju bulan Ramadan, serta permohonan panjang umur agar dapat mencapai Ramadan dan meraih keutamaannya. Ungkapan "sampaikanlah kami ke bulan Ramadan" menunjukkan harapan untuk mendapatkan umur panjang dan kesehatan hingga tiba bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan. Buku 12 Bulan Mulia: Amalan Sepanjang Tahun karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny menjelaskan lebih lanjut tentang makna doa ini.
Selain berdoa, memperbanyak zikir juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan pada malam pertama Rajab dan sepanjang bulan Rajab. Zikir merupakan bentuk pengagungan dan mengingat Allah SWT, yang merupakan inti dari ibadah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 152: "Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." Ayat ini menjadi dasar pentingnya mengingat Allah SWT dan bersyukur atas segala nikmat-Nya. Zikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, namun malam pertama Rajab merupakan waktu yang istimewa untuk meningkatkan intensitas zikir. Di antara zikir-zikir yang disukai Allah SWT adalah "Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar" (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar). Rasulullah SAW sendiri menganjurkan zikir ini dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Samurah ibnu Jundub RA.
Salat malam, khususnya salat Tahajud, juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan pada malam pertama Rajab. Salat Tahajud merupakan salat sunnah yang dilakukan pada sepertiga malam terakhir, setelah bangun dari tidur. Amalan ini memiliki keutamaan yang sangat besar, dan Rasulullah SAW sendiri sangat menganjurkannya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 79: "Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." Ayat ini menunjukkan keutamaan salat Tahajud sebagai ibadah tambahan yang dapat mengangkat derajat hamba di sisi Allah SWT. Meskipun salat Tahajud dapat dilakukan pada malam-malam lain, melaksanakannya pada malam pertama Rajab akan semakin menambah nilai ibadah dan keberkahan.
Kesimpulannya, malam pertama Rajab merupakan malam yang istimewa dan penuh keberkahan. Umat Muslim dianjurkan untuk memanfaatkan malam ini dengan memperbanyak amalan-amalan ibadah seperti berdoa, berzikir, dan salat Tahajud. Dengan meningkatkan ketaqwaan dan keimanan, kita dapat meraih keberkahan dan ridha Allah SWT di bulan Rajab dan bulan-bulan berikutnya, hingga akhirnya sampai pada bulan Ramadan yang penuh berkah. Momen ini bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon segala kebaikan yang dibutuhkan, baik untuk dunia maupun akhirat. Semoga uraian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang keutamaan malam pertama Rajab dan amalan-amalan yang dianjurkan.