Bulan Rajab, salah satu dari empat bulan haram dalam kalender Islam, memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran agama. Keistimewaannya ini mendorong umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah, khususnya istighfar dan tasbih, sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT. Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah RA, sebagaimana tercantum dalam kitab Bukhari Muslim, menjelaskan siklus waktu dan kedudukan bulan-bulan haram, termasuk Rajab yang terletak antara Jumadil Akhir dan Syakban, serta disebut sebagai "bulannya kaum Mudhar," menunjukkan pentingnya bulan ini dalam perspektif sejarah dan spiritual Islam. Penggunaan istilah "Syahrullah" atau "Bulan Allah" untuk Rajab semakin mengukuhkan keutamaan dan keistimewanannya.
Istighfar di Bulan Rajab: Mengais Ampunan Ilahi
Dalam konteks peningkatan amal ibadah di bulan Rajab, istighfar atau memohon ampun kepada Allah SWT memegang peranan sentral. Buku "Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT?" karya Alexander Zulkarnaen, menjelaskan alasan di balik anjuran memperbanyak istighfar di bulan Rajab, mengingat statusnya sebagai "Syahrullah." Kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT menjadi lebih terbuka lebar di bulan yang penuh berkah ini.
Salah satu bacaan istighfar yang dianjurkan adalah "Sayyidul Istighfar" (Istighfar Agung), sebagaimana dikutip dari kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi dan dibahas dalam buku "Dahsyatnya Keajaiban Istighfar bagi Orang-orang Sibuk" karya Khairi Syekh Maulana Arabi. Berikut bacaan Sayyidul Istighfar dalam Arab dan terjemahannya:
Arab: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta
Latin: Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika. Mastatha’tu a’uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu u laka bini’ matika ‘alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta
Terjemahan: "Ya Tuhanku, Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku tetap berada di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau." (HR Bukhari)
Selain Sayyidul Istighfar, istighfar lainnya juga dapat diamalkan, seperti bacaan istighfar yang dianjurkan setelah shalat fardhu sebanyak 70 kali seraya mengangkat kedua tangan, sebagaimana disebutkan dalam buku "71 Doa Harian Disertai Doa-doa Ibadah Lengkap" karya KH M Yusuf Chudlori. Berikut bacaannya:
Arab: Allahumaghfir lii warhamnii watub ‘alayya.
Latin: Allahumaghfir lii warhamnii watub ‘alayya.
Terjemahan: "Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan terimalah taubatku."
Pengulangan istighfar ini, baik Sayyidul Istighfar maupun bacaan lainnya, diharapkan dapat memperkuat niat taubat dan meningkatkan kesadaran akan kelemahan diri di hadapan Allah SWT. Rajab menjadi momentum yang tepat untuk merenungkan perjalanan spiritual dan memohon pengampunan atas segala kesalahan yang telah diperbuat.
Tasbih di Bulan Rajab: Mengagungkan Kebesaran Allah
Selain istighfar, tasbih atau dzikir yang memuji kebesaran Allah SWT juga dianjurkan untuk diamalkan di bulan Rajab. Amalan ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Anjuran ini tidak hanya terbatas pada satu jenis tasbih, tetapi bervariasi sesuai dengan periode waktu dalam bulan Rajab.
Untuk periode 1-10 Rajab, tasbih berikut dianjurkan untuk dibaca sebanyak 100 kali setiap hari:
Arab: Subhanallahil-hayil-qayyum.
Latin: Subhanallahil-hayil-qayyum.
Terjemahan: "Maha Suci Allah Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri."
Pada periode 11-20 Rajab, tasbih yang dianjurkan adalah:
Arab: Subhanallahil-ahadish-samad.
Latin: Subhanallahil-ahadish-samad.
Terjemahan: "Maha Suci Allah Yang Maha Esa dan Tempat Meminta (Segala Sesuatu)."
Sedangkan untuk periode 21-30 Rajab, tasbih berikut dibacakan sebanyak 100 kali setiap hari:
Arab: Subhanallahir-rahman.
Latin: Subhanallahir-rahman.
Terjemahan: "Maha Suci Allah Yang Maha Pengasih."
Ketiga tasbih ini memiliki makna yang berbeda, namun semuanya mengarahkan hati untuk merenungkan sifat-sifat Allah SWT yang Maha Agung dan Maha Sempurna. Pengulangan tasbih ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa syukur dan meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT.
Kesimpulan: Momentum Spiritual di Bulan Rajab
Bulan Rajab merupakan momentum spiritual yang sangat berharga bagi umat Muslim. Anjuran untuk memperbanyak istighfar dan tasbih di bulan ini bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan kebesaran Allah SWT, memohon ampunan atas dosa-dosa, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan mengamalkan istighfar dan tasbih dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, diharapkan umat Muslim dapat memperoleh berkah dan rahmat dari Allah SWT di bulan Rajab yang mulia ini. Penting untuk diingat bahwa amal ibadah bukan hanya terbatas pada bacaan-bacaan yang telah disebutkan, namun juga meliputi segala bentuk kebaikan dan kebajikan lainnya. Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk memanfaatkan bulan Rajab dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita.