ERAMADANI.COM, DENPASAR – Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut untuk menciptakan kreatifitas dan inovasi untuk menarik minat masyarakat dipasaran. Terutama kerajinan lokal keben batok kelapa yang semakin hari semakin diminati masyarakat Bali.
Kerajinan tangan yang terbuat dari bambu, dengan aneka motif yang menarik, menjanjikan berbagai estetika seni yang luar biasa pula.
Produksi perkebunan kelapa yang melimpah berbanding lurus dengan limbah yang dihasilkan kelapa, sehingga sangat mudah dijumpai limbah tersebut oleh pengrajin.
Seorang pengrajin keben batok kelapa Kadek Sudanta yang merupakan salah satu pemilik UMKM Kerajinan di Desa Akah, Kabupaten Klungkung.
Ia mengatakan bahwa kerajin keben ini, merupakan salah satu prasarana atau fasilitas yang digunakan dalam upacara keagamaan. Keben juga digunakan sebagai wadah banten atau alat upacara lainnya.
Kebanyakan keben yang ada di pasar pasar rakyat atau tradisonal merupakan keben yang terbuat dari kulit bambu dan uang kepeng.
Kerajinan Lokal Keben Batok Kelapa
Melihat hal ini, Kadek memiliki keinginan untuk menciptakan suatu kreatifitas yang baru yang dapat menarik minat masyarakat atau pembeli.
Pengarajin yang kerap disapa Kadek ini, berhasil menyulap batok kelapa menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai jual tinggi dipasaran.
Kendati saat ini pangsa pasar keben batok kelapa masih belum dikenal secara meluas, namun ia optimis seiring banyaknya orderan yang diterima dari beberapa kabupaten di Bali.
Seperti Kota Denpasar, Badung dan Gianyar. Kerajinan ini akan semakin di lirik dipasaran baik tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Meski proses pembuatan kerajinan tangan dari bahan ini cukup panjang. Diawali dengan mengeringkannya, kemudian memotongnya menggunakan pisau dan gergaji.
Dilanjutkan dengan mengukir batok kelapa sesuai dengan permintaan, pengamplasan, dan di akhir diberikan sentuhan akhir pada bagian-bagian tersulit, hingga menghasilkan karya seni bernilai tinggi.
Menurut seniman ini, ada dua kunci idealisme yang membuat karyanya dihargai berbeda. Pertama, menjaga kualitas. Kedua, berani membuat ide dengan desain yang berbeda.
Harga yang ditawarkan pun, kepada pembeli juga tergolong ekonomis, mulai dari Rp.100.000 hingga Rp.400.000, tergantung motif dan ukuran yang dipesan pembeli. (NET)