ERAMADANI.COM, JAKARTA – Puasa Ramadhan sudah dekat, hanya tinggal menghitung hari saja, seluruh umat muslim di Dunia akan memasuki bulan yang penuh berkah tersebut, meskipun ditengah wabah Virus Corona yang tak kunjung pergi, oleh sebab itu sudah sewajarnya kita menjaga daya tahan tubuh saat berpuasa.
Koordinator Satgas NU Peduli Covid-19, dr Makki Zamzami mengingatkan, agar umat Islam yang menjalankan puasa Ramadhan untuk memperhatikan kegiatannya demi menjaga daya tahan tubuh. Salah satunya adalah, untuk tidak langsung tidur setelah makan sahur.
JIka tidur setelah sahur, menurut dr Irsyal Rusad SpPD makanan belum dicerna dan diserap sempurna. Perut yang masih penuh ini pada waktu tidur akan memberi tekanan lebih besar pada otot katup sfingter esofagus, sehingga isi makanan, termasuk asam lambung mudah naik ke esofagea.
Selain itu juga dikhawatirkan, tidur membuat tubuh semakin lemah ketika puasa jika langsung tidur setelah sahur, karenanya berusahalah untuk menghindarinya.
“Jadi setelah sahur langsung beraktifitas saja agar makanan yang diproses di tubuh kita ini langsung dicerna,” kata dr Makki yang juga bendahara Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) ini saat dihubungi Republika.co.id, Senin (14/04/2020).
Dilansir dari Republika.co.id, saat berbuka puasa, dr Makki menyarankan agar umat Islam tidak berlebihan mengonsumsi makanan yang manis.
Menurutnya, ketika berbuka puasa sebaiknya cukup mengonsumsi kurma atau takjil. Setelah itu, baru makan nasi dengan setengah porsi.
“Prinsipnya karena perut kita sudah kosong lebih dari 12 jam, maka boleh kita makan yang manis untuk bisa meningkatkan energi kita, tapi tidak boleh berlebihan,” jelasnya.
Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Puasa
Ia juga menyampaikan, saat berpuasa nanti masyarakat harus tetap menjalani aktifitasnya di rumah, sehingga bisa membantu pemerintah dalam menangani Covid-19.
Kendati begitu, secara kesehatan tidak baik tidak tidur secara terus menerus di bulan puasa, walaupun itu ibadah tapi jangan berlebihan.
“Tapi bukan berarti kita harus tidur terus, justu harus tetap olahraga , jangan terlalu banyak tidur. Kalau banyak tidur malah nanti akan obesitas. Jadi tetap lakukan aktifitas seperti biasa di rumah dengan prinsip social distancing dan physical distancing,” katanya.
Selain itu, dr Makki mengatakan, saat sahur sebaiknya mengonsumi makanan yang memuat energi jangka panjang, seperti protein, karbohidrat, dan lemak.
“Makanan protein itu bagus buat daya tahan tubuh, protein hewani terutama di tengah wabah seperti ini ya. Dari telur itu juga bagus, itu protein hewani. Kemudian daging juga, terutama yang kurang lemaknya,” ujar Makki.
“”Mengonsumsi makanan berprotein hewani, khususnya saat sahur, sangat baik untuk menjaga daya tahan tubuh di tengah situasi Covid-19,” ungkapnya.
Sementara, dr Zamzami menjelaskan, puasa tidak akan memperlemah sistem daya tahan tubuh. Justru, menurut dia, daya tahan tubuhnya akan meningkat, sehingga dapat terhindar dari virus Covid-19 yang saat ini tengah mewabah di Indonesia.
“Secara prinsip puasa itu tidak memperlemah daya tubuh kita. Karena daya tubuh kita itu cukup dengan makanan seimbang, lalu melakukan aktifitas fisik secara rutin, kemudian istirahat yang cukup, kurangi stres, dan hindari merokok,” ujarnya.
Dimatanya, jika semua itu dilakukan secara teratur oleh Muslim yang berpuasa maka imun tubuh seseorang yang berpuasa akan tetap terjaga.
“Jadi dengan puasa justru daya tahan tubuh kita akan semakin kuat, karena tubuh ini kita dilatih secara proses yang tadinya kita makan ngemil, terus mulai ditata dalam proses makanan,” ujarnya. (MYR)