ERAMADANI.COM – Selama dua minggu terakhir, Forum Air Rakyat diwarnai dengan intimidasi dan pelarangan diskusi. Puncaknya pada 20 Mei 2024, bertepatan dengan pembukaan World Water Forum (WWF) di Nusa Dua, Bali. Forum Rakyat ini digeruduk sekelompok massa yang merusak atribut diskusi dan meneriaki pembubaran paksa saat jumpa pers berlangsung.
Sebelumnya, forum yang direncanakan di kampus ISI Denpasar mendadak dibatalkan karena paksaan larangan dari pihak atasan. Padahal, forum ini memiliki banyak sesi diskusi menarik, mulai dari akses air dan kekerasan terhadap perempuan, hingga tata kelola air berkeadilan.
Melansir dari instagram balebengong Puluhan akademisi merespon dengan surat protes dan pernyataan yang mengkritik insiden ini sebagai bentuk pembungkaman kebebasan berpendapat. Wartawan dilarang masuk lokasi, peserta dan panitia dihadang di jalan raya, dan puluhan orang bermasker bak polisi terlihat mengintimidasi warga sipil. Satpol PP pun hanya berdiam diri menjaga lokasi.
Dewa Palguna, hakim Mahkamah Konstitusi yang diundang sebagai pembicara Forum Air Rakyat, mempertanyakan pelarangan kehadirannya di forum rakyat ini. Ia menuntut penjelasan atas situasi yang tidak kondusif ini.
Direktur LBH Bali juga mengalami pelarangan masuk ke lokasi diskusi. Sebelumnya, beberapa tokoh masyarakat yang diundang sebagai pembicara, seperti Dewa Palguna, Agung Alit Fairtrade, dan Nengah Budawati, juga mengalami hal serupa.
Hal ini Pernah Terjadi di berbagai daerah di Indonesia, di antaranya di Bali, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Di Bali, panitia, pendamping hukum, dan jurnalis yang terlibat dalam People’s Water Forum mengalami serangan digital. Akun media sosial mereka diretas dan mereka menerima pesan-pesan intimidasi.
Di Jawa Barat, forum diskusi tentang air di Balebengang, Garut, dibubarkan paksa oleh aparat keamanan. Peserta forum diskusi diintimidasi dan dipaksa untuk meninggalkan lokasi.
Di Jawa Timur, forum diskusi tentang air di desa Tambakrejo, Mojokerto, dihambat oleh sekelompok orang yang tidak dikenal. Peserta forum diskusi diintimidasi dan dipaksa untuk membubarkan kegiatan.