Jakarta – Profesi guru dalam Islam bukanlah sekadar pekerjaan, melainkan amanah suci yang berimplikasi luas terhadap pembentukan peradaban dan kelangsungan penerusan risalah kenabian. Kedudukan guru yang mulia dan terhormat ini tidak hanya dirayakan dalam tradisi lisan dan praktik keagamaan, tetapi juga termaktub dalam ajaran Al-Qur’an, hadits, serta dikonfirmasi oleh para ulama terkemuka sepanjang sejarah Islam. Pemahaman mendalam tentang peran dan tanggung jawab guru dalam konteks Islam menjadi krusial, mengingat pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan suatu umat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara tegas mendefinisikan guru sebagai pendidik profesional. Tugas utamanya meliputi mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Definisi ini selaras dengan pemahaman yang lebih luas tentang pendidik sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI menggambarkan pendidik sebagai figur dewasa yang bertanggung jawab atas perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, membimbing mereka hingga mencapai kematangan, kemandirian, dan kesiapan untuk menjalankan peran sebagai hamba Allah SWT, khalifah di muka bumi, serta anggota masyarakat yang bertanggung jawab.
Lebih dari sekadar transfer pengetahuan, peran guru dalam Islam mencakup pembentukan karakter, akhlak mulia, dan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai agama. Buku "Ilmu Pendidikan Islam" karya Abdul Hafid menekankan pentingnya peran guru sebagai figur sentral dalam merancang dan mengelola proses pendidikan dan pembelajaran. Guru bukan hanya penyampai informasi, tetapi juga arsitek pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berpotensi tinggi untuk berkontribusi dalam kemajuan bangsa.
Tingginya kedudukan guru dalam Islam diilustrasikan dengan hadits Rasulullah SAW yang menyatakan, "Tinta seorang ilmuwan (yang menjadi guru) lebih berharga daripada darah syuhada." Hadits ini mengandung makna yang sangat dalam, menempatkan jasa guru sejajar dengan perjuangan para pejuang agama yang gugur syahid. Pernyataan ini bukan sekadar pujian, melainkan penegasan atas peran vital guru dalam membangun peradaban yang berlandaskan iman dan ilmu pengetahuan. Kedudukan guru, dalam konteks ini, hampir menyamai kedudukan para nabi dalam menyebarkan kebaikan dan kebenaran.
Hadits lain dari Rasulullah SAW lebih lanjut menjelaskan, "Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak." (HR Bukhari). Hadits ini menekankan dua aspek penting: pertama, pentingnya adab dan kelembutan dalam mendidik; dan kedua, proses pendidikan yang bertahap dan berkelanjutan. Guru bukan hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan kesabaran dalam membimbing peserta didik. Proses pembelajaran yang efektif adalah proses yang dilakukan dengan penuh kesabaran dan pemahaman atas kemampuan masing-masing individu.
Buku "Konsep Pendidik Menurut KH. M. Hasyim Asy’ari dalam Kitab Al Adab Al-‘Alim Wa Al-Muta’alim dan Relevansinya terhadap Kompetensi Guru PAI" karya Zulfaizah Fitri, M.Pd, memberikan perspektif tambahan. Buku ini menjelaskan bahwa kedudukan tinggi seorang guru dalam pandangan Islam bukan terletak pada kekayaan materi, melainkan pada keutamaan yang dijanjikan Allah SWT di akhirat. Keberkahan dan pahala yang tak terhingga menanti guru yang ikhlas dan sabar dalam menjalankan tugasnya.
Imam Al-Ghazali, tokoh besar dalam dunia pendidikan Islam, menekankan pentingnya guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan. Ia juga menjabarkan adab-adab yang harus dipegang teguh oleh seorang guru, di antaranya adalah meneladani akhlak dan perilaku Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sendiri menjadi teladan utama, yang sepanjang hidupnya mengajarkan ilmu tanpa mengharapkan imbalan materi. Beliau mengajar semata-mata karena Allah SWT dan mengharap ridha-Nya. Keikhlasan dan ketaatan ini menjadi contoh ideal bagi setiap guru muslim.
Anjuran untuk menuntut ilmu juga ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11: "Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Guru, sebagai penyebar ilmu pengetahuan, secara otomatis mendapatkan bagian dari kemuliaan ini.
Dari berbagai sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedudukan guru dalam Islam sangatlah mulia dan terhormat. Guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing, motivator, dan teladan bagi peserta didik. Mereka berperan penting dalam membentuk generasi penerus yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Keberhasilan pendidikan Islam sangat bergantung pada kualitas dan dedikasi para gurunya. Oleh karena itu, penghargaan dan penghormatan yang tinggi terhadap guru merupakan kewajiban bagi setiap individu muslim, sebagai bentuk apresiasi atas jasa dan pengorbanan mereka dalam membangun peradaban Islam yang gemilang. Menghargai guru bukan hanya dengan ucapan, tetapi juga dengan tindakan nyata, seperti mendukung profesi kependidikan, memberikan kesempatan pengembangan profesi, dan memastikan kesejahteraan guru agar mereka dapat fokus menjalankan tugas mulia mereka. Hanya dengan demikian, cita-cita untuk melahirkan generasi penerus yang berkualitas dan berakhlak mulia dapat terwujud. Pendidikan Islam yang berkualitas akan menghasilkan individu yang mampu menghadapi tantangan zaman, menjadi pemimpin yang adil, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan agama. Maka, mari kita bersama-sama menghargai dan menghormati para guru, sebagai pilar utama dalam membangun peradaban Islam yang gemilang.