Kebakaran dahsyat yang melanda Los Angeles pada 7 Januari lalu telah menghancurkan lebih dari sekadar bangunan. Di antara belasan ribu properti yang menjadi abu, terdapat Masjid Al-Taqwa, sebuah tempat ibadah yang selama puluhan tahun menjadi pusat spiritual dan sosial bagi komunitas Muslim di kota tersebut. Kehilangan ini telah menimbulkan duka mendalam bagi para jamaah dan menyoroti pentingnya peran masjid dalam kehidupan masyarakat Muslim di Los Angeles, sekaligus memunculkan pertanyaan tentang skala komunitas Muslim di kota metropolitan yang dinamis ini.
Samar Ghannoum, seorang profesor di University of Redlands, merasakan hantaman emosi yang luar biasa ketika putrinya menyampaikan kabar buruk tersebut. "Saat dia menelepon dan berkata, ‘Bu, masjidnya terbakar,’ dan sambil menangis, hatiku hancur," ungkap Ghannoum kepada Associated Press. Kesedihan Ghannoum, yang telah beribadah di Masjid Al-Taqwa sejak tahun 1990-an bersama keluarganya, merepresentasikan perasaan ribuan jamaah yang kehilangan lebih dari sekadar sebuah bangunan; mereka kehilangan rumah kedua mereka, tempat berkumpul, beribadah, dan menjalin silaturahmi.
Junaid Aasi, imam sukarelawan Masjid Al-Taqwa, menggambarkan masjid tersebut sebagai pusat kehidupan bagi berbagai kalangan, mulai dari keluarga muda hingga profesional dan mahasiswa. "Banyak keluarga yang menyebutnya sebagai rumah kedua mereka," kata Aasi, menggambarkan peran vital masjid tersebut dalam mengikat komunitas. Kehilangan Masjid Al-Taqwa bukan hanya kehilangan tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan kebudayaan bagi komunitas Muslim di sekitarnya. Kebakaran ini telah menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap kehidupan sosial dan spiritual komunitas tersebut.
Skala Komunitas Muslim Los Angeles: 500.000 Jiwa dan Lebih?
Tragedi ini juga kembali menyoroti pertanyaan tentang jumlah pasti umat Muslim di Los Angeles. Meskipun tidak ada data sensus resmi yang secara spesifik mencatat identitas agama, estimasi yang dikeluarkan oleh Dewan Hubungan Muslim Amerika (CAIR) Los Angeles menyebutkan angka yang cukup signifikan: sekitar 500.000 jiwa. Angka ini mencerminkan besarnya komunitas Muslim di kota tersebut, yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Pengakuan resmi terhadap populasi Muslim di Los Angeles oleh Dewan Kota pada tahun 2014 merupakan tonggak sejarah. Desakan dari warga, yang dipimpin oleh Najee Ali, CEO Project Islamic HOPE – sebuah organisasi aktivis hak-hak sipil – telah berhasil mendorong pemerintah kota untuk mengakui keberadaan dan peran penting komunitas Muslim. Langkah ini menandai sebuah kemajuan dalam pengakuan dan representasi komunitas Muslim dalam pemerintahan kota.
Puncak pengakuan tersebut terlihat pada 28 Juni 2019, ketika Dewan Kota Los Angeles mengadopsi resolusi yang secara resmi mengakui kontribusi dan aktivisme komunitas Muslim Amerika, sekaligus mendeklarasikan bulan Juli sebagai Bulan Warisan Muslim. Anggota dewan Mitch O’Farrell, yang memperkenalkan resolusi tersebut, menekankan pentingnya perayaan ini untuk meningkatkan kesadaran akan kontribusi signifikan populasi Muslim di berbagai bidang, termasuk budaya, layanan sosial, pendidikan, politik, bisnis, teknologi, dan seni.
Resolusi ini bukan hanya sebuah simbolis, tetapi juga sebuah pengakuan atas peran integral komunitas Muslim dalam membentuk identitas dan dinamika kota Los Angeles. Pengakuan ini juga diharapkan dapat memperkuat rasa kebersamaan dan inklusivitas di dalam masyarakat Los Angeles yang beragam.
Proyeksi Pertumbuhan Muslim di Amerika Serikat: Implikasi Jangka Panjang
Melihat lebih luas, angka 500.000 Muslim di Los Angeles merupakan bagian dari populasi Muslim yang terus berkembang di Amerika Serikat. Menurut estimasi Pew Research Center pada tahun 2017, jumlah Muslim di Amerika Serikat mencapai sekitar 3,45 juta jiwa, atau 1,1 persen dari total populasi. Namun, proyeksi jangka panjang menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Dalam riset bertajuk "The Future of World Religions: Population Growth Projections 2010-2050," Pew Research Center memproyeksikan pertumbuhan pesat populasi Muslim di Amerika Serikat. Mereka memperkirakan kemungkinan besar jumlah penduduk Muslim akan meningkat hingga mencapai 2,1 persen dari total populasi pada pertengahan abad ke-21. Lebih spesifiknya, pada tahun 2050, populasi Muslim AS diperkirakan akan mencapai 8,1 juta jiwa – hampir dua kali lipat dari angka saat ini.
Proyeksi ini memiliki implikasi yang luas, tidak hanya dalam konteks demografis, tetapi juga dalam konteks sosial, politik, dan budaya. Pertumbuhan populasi Muslim akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan di Amerika Serikat, termasuk kebutuhan akan infrastruktur, layanan sosial, dan representasi politik.
Kebakaran Masjid Al-Taqwa: Lebih dari Sekadar Kerugian Materi
Kembali ke tragedi kebakaran Masjid Al-Taqwa, kerugian yang dialami bukan hanya sebatas kerugian materi. Bangunan masjid yang hancur merupakan simbol dari hilangnya pusat komunitas, tempat berkumpulnya umat Muslim untuk beribadah, belajar, dan saling mendukung. Kehilangan ini akan berdampak besar pada kehidupan spiritual dan sosial komunitas Muslim di daerah tersebut.
Proses rekonstruksi masjid akan membutuhkan waktu, sumber daya, dan upaya kolektif dari berbagai pihak. Namun, di balik kesedihan dan kehilangan, tragedi ini juga dapat menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas dan persatuan di antara komunitas Muslim di Los Angeles, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat luas akan pentingnya toleransi dan saling menghormati antaragama.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam melindungi tempat-tempat ibadah dan memastikan keamanan serta kesejahteraan semua warga negara, tanpa memandang latar belakang agama atau kepercayaan. Solidaritas dan dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk membantu komunitas Muslim Los Angeles pulih dari tragedi ini dan membangun kembali tempat ibadah mereka yang telah menjadi simbol persatuan dan spiritualitas. Lebih dari itu, kejadian ini menjadi momentum untuk memperkuat dialog antaragama dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan toleran. Semoga tragedi ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk senantiasa menjaga kerukunan dan kedamaian antarumat beragama.