ERAMADANI.COM, DENPASAR – Meditasi yoga dengan peserta lebih dari 60 orang di Ubud tidak menerapkan protokol kesehatan, sehingga Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar akan mendeportasi WNA yang menjadi penanggung jawab (PJ) kegiatan tersebut.
Ia berkewarganegaraan Suriah bernama Barakeh Wissam yang menjadi PJ kegiatan meditasi (yoga) massal di Ubud, Bali, tersebut.
Penyelenggaraan yoga dengan jumlah peserta diperkirakan lebih dari 60 orang di House of Om Gianyar Bali, Kamis (18/06/2020), menjadi kontroversi di masyarakat.
Dilansir dari Republika.co.id, kegiatan meditasi (yoga) yang diselenggarakan oleh Barakeh itu ditengarai telah menimbulkan keresahan warga dan sempat viral di media sosial karena tidak menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Hal ini disampaikanya oleh Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Arvin Gumilang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (24/06/2020).
“Dalam kasus ini, Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar menjatuhkan tindakan administratif keimigrasian terhadap Barakeh,” ujarnya
PJ Yoga di Ubud Dianggap Tidak Mematuhi Aturan
Menurut Arvin Barekeh sebagai penanggung jawab kegiatan tidak berusaha membubarkan atau membatalkan acara tersebut.
Apalagi setelah mengetahui bahwa jumlah peserta yang hadir melebihi dari aturan yang ada atau ditetapkan.
Barakeh dianggap tidak mematuhi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Selain itu, ia juga dinilai tidak mematuhi Instruksi Gubernur Bali Nomor 8551 Tahun 2020 Tentang Penguatan Pencegahan Dan Penanganan COVID-19.
Yaitu mengenai pembatasan kegiatan yang melibatkan paling banyak 25 orang dalam apapun bentuk kegiatan.
Arvin mengatakan Barakeh merupakan pemegang Izin Tinggal Terbatas Investor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar.
Berlaku dari 12 Desember 2019 sampai dengan 11 November 2021, dan menjabat sebagai Direktur dari House of Om (PT. Aum House Bali).
Saat ini, Barakeh ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi Denpasar sambil menunggu proses pendeportasian.
“Sanksi tegas ini didukung sepenuhnya oleh Tim Gugus Covid-19 Bali,” ucap Arvin
Kegiatan yoga massal tersebut diketahui tidak mendapat persetujuan resmi dari Desa Adat setempat dan hanya ada pemberitahuan secara lisan.
Pelaksanaan kegiatan tersebut menyalahi aturan protokol kesehatan Covid-19 yang dianjurkan oleh pemerintah.
Karena tidak adanya physical distancing dan orang-orang yang hadir di lokasi acara tidak menggunakan masker. (MYR)