ERAMADANI.COM, DENPASAR – Melihat kondisi umat muslim saat ini khususnya di Indonesia yang kian hari kian tak menentu, Majelis taklim Al Kamil Bali mengelar kajian online dengan tema “mau kemana umat Islam?” pada Ahad (21/06/2020).
Ferry Deni Firmansyah selaku ketua panitia berharap kajian online ini dapat mengedukasi dan merespon kondisi kekinian umat islam yang kehilangan arah, ungkapnya.
Ia juga menyampaikan Kondisi umat saat ini sedang terjadi krisis persatuan dan pemahaman yang dangkal terhadap agamanya sendiri. Oleh karena itu, kajian online ini di adakan untuk membahas umat islam mau di arahkan kemana.
Selan itu, turut hadir juga Ustad M. Jafar Abdullah pada Kajian online ini yang di tunjuk menjadi host dan mamandu jalannya acara.
Sebelum dimulai, seperti kajian biasanya di awali dengan pembukaan dan pembacaan ayat suci al qur,an dalam kesmpatan ini Ustad Natsir Jauhari di amanahkan untuk membaca surat Al Baqarah ayat 208 yang bercerita tentang berislam secara kaffah sesuai topik.
Dalam kajian online ini ada empat pemateri yang akan menyampaikan pembahasan sesuai tema kajian diantaranya ustad Din Prestasi Abdullah, Ustad Jawas Sokan, ustad Ahmad Syawaludin, dan Ustad khoyrudin usman.
Dari keempat pemateri tersebut, ustad Khoyrudin berhalangan hadir, dengan alasan tertentu untuk tidak dapat mengisi materi.
Fase Ketika Iman Rapuh
Kita hidup di akhir zaman yang penuh dengan fitnah sesuai hadis rasullullah SAW sebagai berikut:
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
Artinya: “Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir.”
“Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” [HR. Muslim]
Dalam hadis ini Rasulullah ingin menyampaikan kepada kita bahwa kita berada dalam fase akhir umat manusia.
Dalam fase ini umat sangat rapuh imannya karena lebih mendominasi atau berorientasi keduaniawian.
Oleh karena itu Rasullullah berharap kita sebagai mukmin agar bersegera untuk bertaubat dan Kembali pada-Nya.
Dalam kajian online tersebut, disebutkan pula hadist lain yang di sampaikan Rasullulah SAW sebagai berikut:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
Artinya “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?”
”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian.”
“Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745).
Lalu bagaimana solusi yang ditawarkan untuk permasalahan umat ini?

Dalam kajian online tersebut, Ustad Din Prestasi Abdullah menyampaikan bahwa umat Islam harus Kembali mencontoh genarasi terbaik umat Islam.
Generasi terbaik tersebut adalah generasi Rasulullah dan para sahabat, tauhid ditegakkan dan berjalan dengan baik.
Ia juga mengatakan untuk mengaplikasikan Al Qur,an dan assunah dalam kehidupan sehari hari sebagai pedoman dan cara supaya menjalani kehidupan susuai dengan perintah-Nya.
Menurutnya syariat islam merupakan sistem yang teratur dan teritegrasi satu sama lain bukan hanya mengajarkan bagaimana doa makan saja tetapi juga dalam hal memilih pemimpin.
Melihat kondisi saat ini umat dijauhkan bahkan menjauhkan diri dari Al qur’an dan As sunah bahkan Allah menceritakan dalam surat Al Fushilat ayat 26 berikut:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Artinya, “Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka”.
Kajian Online: Islam Sebagai Masa Depan Umat

Kajian online selanjutnya dipaparkan Ustad Ahmad Syawaludin, ia membahas tentang islam sebagai masa depan umat dan bangsa.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Tidaklah Kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam [Al-Anbiyâ’/21:107]
Dengan diutusnya Rasullullah sebagai Nabi dan Rasul oleh Allah maka, segala bentuk sistem yang dibuat oleh manusia tidaklah sempurna melainkan apa yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW.
“Sistem sosialis, kapitalis, dan liberal sudah terbukti tidak mampu menjawab persoalan-persoalan yang melanda umat, sebagai contoh adalah terpuruknya orang-orang yang terjerat oleh hutang karena riba,” tuturnya.
Oleh karena itu suka tidak suka saat ini (Indonesia) juga berada dalam kondisi sedang tidak baik-baik saja, dengan krisis multidimensi.
Terpuruknya ekonomi, kasus sara, moral dan akhlak yang merosot, membuktikan bahwa kita butuh sistem yang bisa mengatasi ini.
Ia berharap agar umat islam bersatu dan berjamaah, bersama-sama mengatasi persoalan bangsa ini seperti dijelaskan dalam ayat berikut,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar.” Q.S. Ar-Rum [30]: 32
Kajian Online: Membangun Persatuan

Sementara, Ustad Jawas Sokan dalam kajian online tersebut memberikan tambahan terkait solusi untuk permasalahn ini, Ia menjelaskan bahwa persatuan tidak bisa datang dengan sendirinya namun harus dibangun”.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌفَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al Hujurot: 10)
Selain itu Ustad Jawas juga memberi beberapa poin penting terkait umat mau dibawa kemana umat Islam.
Pertama, kembali ke Al qur’an, kedua, memahami satu sama lain, ketiga, saling tolong-menolong sesama muslim dalam hal ekonomi karena terganggunya ekonomi ditakutkan aqidahnya terjual.
Melalui pembangunan ekonomi umat diharapkan mampu membantu saudara-saudara yang di Indonesia maupun saudara di luar negeri yang terdzolimi seperti palestina sehingga terbangun tatanan ukhuwah Islamiyah yang bersifat global.
Mengenai sistem saat ini tentu yang paling ideal adalah islam, namun tidak ada negara satu pun di dunia ini yang menerapkan sistem ini bahkan negara islam seperti Saudi pun tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Artinya tidak seideal dari sistem yang dicontohkan pada zaman Rasulullah dalam hal aqidah dan masih banyak lagi.
Terakhir solusi praktis yang ditawarkan oleh ustad Din Prestasi adalah membuat dan melaksanakan target-target preventif, program penyadaran dan edukasi, kaderisasi dan melakukan dengan cara berjamaah. (TAG)