ERAMADANI.COM, BEIJING – Jepang dan Amerika Serikat menyewa pesawat untuk mengangkut ratusan warganya yang terisolasi di Wuhan, China. Kota tersebut kini berada di zona merah karena menjadi daerah pertama penyebaran virus corona.
Mengutip ABC News, Rabu (29/01/2020), pesawat sewaan yang mengangkut konsulat dan warga negara AS telah meninggalkan Wuhan.
Setibanya di Amerika Serikat, para penumpang akan menjalani pemeriksaan medis untuk dikarantina, untuk mengikuti beberapa proses pemeriksaan.
Sementara dilansir Sindonews.com, pesawat yang mengangkut 206 warga Jepang sudah mendarat di Bandara Haneda, Tokyo, pukul 08.45 waktu setempat.
Petugas bandara yang mengenakan masker wajah langsung memeriksa dan membongkar barang bawaan penumpang di pesawat.
Pemeriksaan warga AS dan Jepang dari Wuhan China
Tenaga medis yang ikut mengawal perjalanan memeriksa seluruh penumpang sebelum turun dari pesawat. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner kesehatan.
Meski tak dikarantina, penumpang diminta untuk tetap di rumah dan menghindari kerumunan, setidaknya sampai hasil tes pemeriksaan keluar.
Adapun mereka yang tinggal di dekat Tokyo akan diizinkan untuk pulang, sementara yang tinggal lebih jauh akan dibawa ke hotel-hotel terdekat.
Sejauh ini, ada tujuh kasus virus corona yang menjangkiti warga Jepang. Mereka memiliki riwayat ke China, namun ada 1 orang yang terkena wabah meski tak pernah ke China.
Pria itu merupakan sopir bus travel. Dia mendampingi turis Wuhan di Jepang baru-baru ini dan diduga tertular virus dari turis tersebut.
Masih ada 300-an warga Jepang di Wuhan yang belum dievakuasi. Pemerintah berencana mengirim pesawat kedua untuk mengevakuasi sisanya.
Indonesia
Di Wuhan, terdapat 93 warga Indonesia yang masih terjebak dan meminta dievakuasi. Warga yang sebagian besar merupakan mahasiswa Indonesia itu takut keluarga mereka khawatir karena tak bisa pulang dari Wuhan.
Muncul berbagai desakan agar WNI di Kota Wuhan dievakuasi. Menlu Retno Marsudi mengatakan, pemerintah Indonesia sebenarnya membuka opsi mengevakuasi WNI, namun terkendala kondisi isolasi yang diterapkan China.
“Pertanyaan berikutnya adalah opsi evakuasi. Opsi tersebut kita sudah bikin semua rencananya, sekali lagi kita terus berkoordinasi dengan otoritas Tiongkok.
Kondisi lock down itu yang memerlukan perhatian kita semua,” kata Retno usai Rakor di Kemenko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Selasa (28/01/2020).
Meski demikian, Retno mengaku terus berkoordinasi dengan negara lain yang warganya ada di China.
Hingga kini, angka kematian akibat virus corona mencapai 132 jiwa. Hampir 6.000 orang di berbagai negara terinfeksi virus yang menyerang sistem imun dan saluran pernapasan tersebut. (ZAN)