ERAMADANI.COM, JAKARTA – Seorang mayor jenderal Rusia tewas dan dua orang tentara lainnya akibat terkena ledakan bom di Suriah, pada Selasa (18/8/2020) setelah kendaraan yang mereka tumpangi terkena bom improvisasi (IED).
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan ledakan bom itu terjadi di dekat ladang minyak At-Taim, sekitar 15 km di luar kota Deir ez-Zor, di mana konvoi Rusia diserang saat kembali dari aksi kemanusiaan.
Melansir dari CNNIndonesia.com, bom itu meledak saat konvoi tentara Rusia selesai melaksanakan misi kemanusiaan di dekat kota Deir Ezzor. Dua prajurit dilaporkan ikut terluka akibat insiden itu.
Hal disampaikan dalam pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dimuat kantor berita Interfax, RIA Novosti dan TASS.
“Tiga prajurit terluka dalam ledakan itu, dan seorang penasihat militer senior dengan pangkat mayor jenderal meninggal saat dievakuasi dan diberi bantuan medis,” bunyi pernyataan tersebut.
Rusia mulai melakukan intervensi militer di Suriah sejak 2015, atau empat tahun setelah konflik Suriah pecah. Rusia bersama Iran membantu rezim pemerintah Bashar Al-Assad.
Sementara, negara Turki dan Amerika Serikat serta sekutu dari Eropa juga Arab membantu beberapa faksi pemberontak berbeda.
Pada bulan Juli 2020 lalu, tiga tentara Rusia dan beberapa tentara Turki terluka di provinsi Idlib yang bergolak di Suriah.
Mereka terluka ketika patroli militer gabungan dihantam alat peledak improvisasi (improvised explosive device).
Diperkirakan sebanyak 14.423 orang meninggal akibat penyiksaan sejak perang saudara di Suriah meletus pada 2011.
Jumlah itu didapat berdasarkan dokumentasi kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Inggris, Jaringan HAM untuk Suriah (SNHR).
Lebih dari 98 persen dari jumlah korban itu tewas disiksa oleh aparat rezim Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Menurut SNHR, semua pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah disebut bertanggung jawab atas penyiksaan dan pelanggaran HAM.
Namun, mereka mencatat sejauh ini rezim Assad menjadi pelaku penyiksaan terbesar yang menewaskan setidaknya 14.249 orang melalui metode sistematis dan terstruktur. (MYR)