ERAMADANI.COM – Jembatan Selat Bali, sebuah proyek ambisius yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali, kembali menjadi perbincangan setelah munculnya informasi di laman Wikipedia.
Informasi tersebut memuat rencana dan gambar jembatan sepanjang 39 kilometer ini, yang diklaim akan menjadi jalan tol penghubung antara Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali.
Jembatan ini diproyeksikan lebih tinggi dari daratan dan perairan untuk mengatasi ombak Selat Bali yang tinggi. Jalan tol ini diyakini akan mendongkrak ekonomi Jawa dan Bali serta meningkatkan keamanan perjalanan.
Namun, rencana ini kembali menuai penolakan dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali. Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak, menegaskan pihaknya tetap berpegang teguh pada bhisama Dang Hyang Sidimantra yang melarang pembangunan jembatan tersebut.
“Dan ini sulit direalisasikan, apalagi pemimpin di Bali sudah menolak. Jawa dan Bali itu memang harus pisah,” kata Kenak.
Kenak meyakini bahwa menyambung Jawa dan Bali akan membawa kehancuran. Pemisahan Bali dan Jawa oleh laut, menurutnya, merupakan filter untuk menjaga pulau dewata dari hal-hal negatif.
Melansir dari bali.tribunnews.com, Sebelumnya, saat Wayan Koster menjadi Gubernur Bali, rencana pembangunan jembatan ini juga telah ditolak.
Kemunculan informasi Jembatan Selat Bali di Wikipedia memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Ada yang mendukung dan ada pula yang menentang rencana ini.