Jakarta, 13 Februari 2025 – Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN), badan otonom Nahdlatul Ulama (NU), memasuki babak baru pasca-pengesahan Surat Keputusan (SK) kepengurusan periode 2025-2030 oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dengan diterimanya SK tersebut, JATMAN kini bersiap untuk melakukan konsolidasi organisasi secara menyeluruh, mencakup restrukturisasi internal, penegasan loyalitas kepada NU, dan ekspansi program yang ambisius. Mudir ‘Ali JATMAN, KH Ali Masykur Musa, memaparkan rencana strategis organisasi ini dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
KH Ali Masykur Musa menegaskan bahwa langkah awal yang krusial adalah restrukturisasi organisasi di seluruh tingkatan. Hal ini meliputi Idharah Wusto (pengurus wilayah) dan Idharah Syu’biyah (pengurus cabang) di seluruh Indonesia. Restrukturisasi ini bertujuan untuk memastikan keabsahan dan soliditas organisasi di setiap daerah, menciptakan keseragaman sistem kerja, dan memperkuat basis organisasi di akar rumput.
“Semua Idharah Wusto dan Idharah Syu’biyah harus segera melakukan restrukturisasi. Ini langkah penting untuk memastikan keabsahan organisasi dan keselarasan visi di seluruh tingkatan,” tegas KH Ali Masykur Musa. Proses restrukturisasi ini akan melibatkan identifikasi pengurus yang telah wafat atau masa jabatannya telah berakhir, serta pembentukan pengurus baru di daerah-daerah yang belum memiliki struktur organisasi yang lengkap. Musyawarah wilayah akan menjadi mekanisme utama dalam proses ini, memastikan keterwakilan dan partisipasi aktif dari seluruh anggota JATMAN di daerah.
Lebih lanjut, KH Ali Masykur Musa menekankan pentingnya loyalitas dan kohesivitas internal JATMAN terhadap PBNU. Sebagai banom NU, JATMAN harus senantiasa sejalan dengan visi dan misi organisasi induknya. Penegasan loyalitas ini bukan sekadar pernyataan formal, melainkan komitmen untuk menjaga kesamaan pandangan dan langkah dalam menjalankan program-program organisasi. Koordinasi yang intensif dengan pengurus wilayah NU akan menjadi kunci keberhasilan dalam membangun dan memperkuat Idharah Wusto dan Idharah Syu’biyah di seluruh Indonesia. Kerja sama ini akan memastikan sinergi yang optimal antara JATMAN dan NU dalam menjalankan program-program di tingkat daerah.
Konsolidasi organisasi tidak hanya berhenti pada restrukturisasi internal dan penegasan loyalitas. JATMAN juga memiliki rencana besar untuk melakukan ekspansi program yang menyentuh berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Program-program ini dirancang untuk memperluas jangkauan amaliyah thariqah, meningkatkan peran JATMAN dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Salah satu program unggulan adalah ekspansi amaliyah thariqah ke seluruh aspek kehidupan. JATMAN berencana untuk lebih aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota. Kegiatan keagamaan seperti istighosah akan menjadi salah satu fokus utama, dengan harapan dapat mempererat ukhuwah Islamiyah dan memperkuat persatuan bangsa. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga terkait, akan menjadi kunci keberhasilan program ini.
“Istighosah-istighosah yang kita lakukan akan semakin diperkuat dengan kerja sama yang erat dengan berbagai pihak. Kita berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara,” ujar KH Ali Masykur Musa.
Selain itu, JATMAN juga akan fokus pada pembenahan infrastruktur pondok pesantren berbasis thariqah. Program ini meliputi rehabilitasi sanitasi dan fasilitas pendukung lainnya untuk memastikan kenyamanan dan kesehatan para santri. Pembenahan infrastruktur ini merupakan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di pondok pesantren.
“Sanitasi dan kebersihan lingkungan pondok pesantren sangat penting untuk kesehatan para santri. Kita akan melakukan rehabilitasi dan pembenahan infrastruktur untuk menjamin kenyamanan dan kesehatan mereka,” jelas KH Ali Masykur Musa.
Sebagai langkah strategis untuk mencapai kemandirian organisasi, JATMAN juga akan merintis kegiatan ekonomi produktif. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal. JATMAN akan berupaya mengembangkan berbagai usaha yang sesuai dengan potensi dan keahlian anggota, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat.
“Ketiga program ini, yaitu restrukturisasi, ekspansi amaliyah thariqah, dan pembenahan infrastruktur pondok pesantren, serta pengembangan ekonomi, akan segera kita jalankan secara terintegrasi,” pungkas KH Ali Masykur Musa.
Dengan rencana strategis yang komprehensif ini, JATMAN siap untuk memainkan peran yang lebih besar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Konsolidasi organisasi yang menyeluruh dan ekspansi program yang ambisius diharapkan dapat meningkatkan kontribusi JATMAN bagi kemajuan bangsa dan negara. Pengesahan SK kepengurusan menjadi momentum penting bagi JATMAN untuk menggerakkan roda organisasi dan mewujudkan cita-cita luhur dalam rangka memperkuat ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah melalui jalur thariqah. Proses restrukturisasi dan konsolidasi ini diharapkan dapat berjalan lancar dan efektif, sehingga JATMAN dapat menjadi organisasi yang semakin kuat, solid, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Keberhasilan JATMAN dalam menjalankan rencana strategis ini akan menjadi bukti nyata komitmennya dalam menjaga dan mengembangkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah di Indonesia. Ke depan, peran JATMAN dalam memberikan kontribusi positif bagi pembangunan nasional sangat dinantikan. Semoga JATMAN dapat menjadi organisasi yang semakin maju dan berkembang, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat dan bangsa Indonesia.