Jakarta, 13 November 2024 – Istidraj, sebuah istilah yang seringkali diartikan sebagai jebakan kenikmatan, merupakan ujian yang dapat menimpa siapa saja, baik orang awam maupun ahli ibadah. Istidraj dapat membinasakan manusia, menjerumuskannya ke dalam jurang kehancuran, meskipun pada awalnya tampak sebagai berkah dan nikmat.
Mengenal Istidraj: Ujian Terselubung Nikmat
Istidraj berasal dari kata "daraja" yang berarti "jalan" atau "tingkatan". Istidraj dalam konteks agama Islam merujuk pada jalan yang menjerumuskan manusia ke dalam kehancuran, dengan cara membutakannya terhadap kebenaran dan menenggelamkannya dalam kesenangan duniawi.
Ujian ini datang dengan cara yang terselubung, seolah-olah merupakan nikmat dan keberuntungan. Namun, di baliknya tersembunyi bahaya yang mengancam keimanan dan akhlak seseorang. Istidraj dapat membuat seseorang terlena, lupa akan tujuan hidup, dan terjebak dalam kesombongan dan keangkuhan.
Tanda-Tanda Istidraj: Waspadai Perilaku yang Merugikan
Menyadari tanda-tanda istidraj merupakan langkah penting untuk menghindarinya. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Meningkatnya Kemewahan dan Kelimpahan Harta: Tiba-tiba mendapatkan kekayaan yang melimpah, namun tidak disertai dengan peningkatan ketakwaan dan amal saleh.
- Terlena dalam Kesenangan Duniawi: Terlalu fokus pada kesenangan duniawi, seperti harta, jabatan, dan popularitas, hingga melupakan kewajiban agama dan amal kebaikan.
- Meningkatnya Kesombongan dan Keangkuhan: Merasa diri lebih baik dari orang lain, memandang rendah orang yang kurang beruntung, dan bersikap sombong dan angkuh.
- Menjauh dari Ibadah dan Amal Shaleh: Meninggalkan sholat, membaca Al-Quran, dan amal kebaikan lainnya, serta merasa tidak perlu lagi beribadah karena merasa sudah cukup kaya dan sukses.
- Terjerumus dalam Perbuatan Dosa: Melakukan perbuatan dosa dan maksiat, seperti berzina, minum minuman keras, berjudi, dan mencuri, tanpa rasa takut dan penyesalan.
- Terlena dengan Pujian dan Sanjungan: Terlalu senang dipuji dan disanjung, hingga lupa diri dan merasa dirinya benar di mata manusia, tanpa peduli apakah dirinya benar di mata Allah.
- Hilangnya Rasa Takut kepada Allah: Tidak lagi merasa takut kepada Allah, merasa aman dari azab-Nya, dan menganggap remeh dosa yang dilakukan.
- Munculnya Rasa Putus Asa: Merasa putus asa dan tidak berdaya dalam menghadapi ujian hidup, sehingga mudah menyerah dan terpuruk dalam kesedihan.
Menghindari Istidraj: Langkah Menuju Keselamatan
Menghindari istidraj merupakan upaya penting untuk menjaga keimanan dan akhlak, serta meraih keselamatan di dunia dan akhirat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Meningkatkan Ketakwaan: Selalu berusaha untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
- Memperbanyak Ibadah: Memperbanyak ibadah seperti sholat, membaca Al-Quran, berdzikir, dan bersedekah, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Menyadari Nikmat Allah: Selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT, dan tidak terlena dalam kesenangan duniawi.
- Menjaga Hati dari Kesombongan: Selalu berusaha untuk rendah hati, tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain.
- Memperhatikan Perilaku: Selalu memperhatikan perilaku dan ucapan, serta berusaha untuk menjaga akhlak yang baik.
- Bergaul dengan Orang Shaleh: Bergaul dengan orang-orang yang saleh dan berakhlak mulia, serta menjauhi orang-orang yang suka bermaksiat dan berbuat dosa.
- Bersikap Waspada: Selalu waspada terhadap godaan duniawi dan istidraj, serta tidak mudah terlena dengan kesenangan dan kemewahan.
- Meminta Perlindungan Allah: Selalu memohon perlindungan Allah SWT dari segala macam bahaya dan godaan, termasuk istidraj.
Istidraj: Sebuah Pelajaran Penting
Istidraj merupakan ujian yang berat, namun Allah SWT tidak akan menguji hamba-Nya di luar kemampuannya. Dengan memahami tanda-tanda dan cara menghindarinya, kita dapat terhindar dari jebakan kenikmatan yang menghancurkan.
Marilah kita selalu berusaha untuk meningkatkan ketakwaan, memperbanyak ibadah, dan menjaga akhlak yang baik, agar kita terhindar dari istidraj dan meraih keselamatan di dunia dan akhirat.