Peristiwa Isra Miraj, perjalanan Nabi Muhammad SAW yang luar biasa, merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam Islam. Tercatat dalam Al-Qur’an dan berbagai hadits, peristiwa ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan sebuah mukjizat ilahi yang sarat makna spiritual dan teologis, sekaligus menjadi penanda ditetapkannya sholat lima waktu sebagai rukun Islam yang fundamental. Isra Miraj, yang terdiri dari dua kata—Isra yang berarti perjalanan malam dan Miraj yang berarti kenaikan—mengisahkan perjalanan Nabi SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, dan selanjutnya melakukan perjalanan spiritual yang menakjubkan hingga Sidratul Muntaha, batas terjauh yang dapat dicapai oleh makhluk ciptaan Allah SWT.
Perjalanan Menuju Masjid Al-Aqsa dan Sidratul Muntaha: Sebuah Mukjizat Ilahi
Perjalanan Isra dimulai pada malam Senin, 27 Rajab, tahun ke-10 kenabian. Rasulullah SAW, atas kuasa Allah SWT, melakukan perjalanan yang mustahil bagi manusia biasa. Dalam sekejap mata, beliau diboyong dari Masjidil Haram, pusat suci umat Islam di Makkah, menuju Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga bagi umat Islam yang terletak di Yerusalem, Palestina. Perjalanan ini melewati jarak yang sangat jauh dalam waktu yang singkat, sebuah bukti nyata atas kekuasaan dan keajaiban Allah SWT.
Setelah tiba di Masjid Al-Aqsa, Nabi Muhammad SAW memimpin sholat bersama para nabi terdahulu, sebuah peristiwa yang menegaskan persatuan dan kesinambungan ajaran tauhid sepanjang zaman. Ini merupakan momen yang sarat makna, memperlihatkan posisi Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan sekaligus pemimpin seluruh umat manusia di hadapan Allah SWT.
Dari Masjid Al-Aqsa, perjalanan Miraj berlanjut. Perjalanan ini bukan perjalanan fisik semata, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang mentransendensikan batas-batas ruang dan waktu. Nabi SAW menaiki Buraq, kendaraan ajaib yang dipersiapkan Allah SWT, dan terus membumbung tinggi menuju langit. Beliau melewati berbagai lapisan langit, bertemu dengan para malaikat dan nabi-nabi terdahulu, menyaksikan keajaiban alam semesta yang tak terbayangkan oleh akal manusia.
Puncak perjalanan Miraj adalah Sidratul Muntaha, pohon yang berada di lapisan langit tertinggi. Sidratul Muntaha merupakan batas terjauh yang dapat dicapai oleh makhluk ciptaan Allah SWT. Di tempat ini, Nabi Muhammad SAW semakin dekat dengan Allah SWT, menerima wahyu dan perintah langsung dari-Nya. Pertemuan ini merupakan pengalaman spiritual yang tak terungkapkan, sebuah anugerah ilahi yang hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalil Al-Qur’an dan Hadits: Penguatan Otentisitas Peristiwa Isra Miraj
Otentisitas peristiwa Isra Miraj diperkuat oleh beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits. Surat Al-Isra ayat 1 secara eksplisit menyebutkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa:
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Ayat ini tidak hanya mengkonfirmasi perjalanan Isra, tetapi juga menegaskan tujuan utama perjalanan tersebut, yaitu untuk memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Keberkahan yang disebutkan dalam ayat ini merujuk pada Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya, yang memiliki sejarah dan signifikansi spiritual yang mendalam bagi umat Islam.
Sementara itu, Surat An-Najm ayat 13-14 menyebutkan pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Jibril di Sidratul Muntaha:
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain (yaitu) di Sidratul Muntaha."
Ayat ini menguatkan peristiwa Miraj, perjalanan spiritual Nabi SAW menuju Sidratul Muntaha, tempat beliau bertemu dengan Allah SWT dan menerima wahyu. Pertemuan ini menandai puncak perjalanan spiritual Nabi SAW, sebuah pengalaman yang tak terbayangkan oleh manusia biasa.
Selain ayat-ayat Al-Qur’an, berbagai hadits juga mengisahkan detail perjalanan Isra Miraj. Hadits-hadits ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang perjalanan Nabi SAW, mulai dari kendaraan yang digunakan, tempat-tempat yang dikunjungi, hingga percakapan dengan para nabi dan malaikat. Hadits-hadits ini menjadi sumber penting dalam memahami makna dan hikmah di balik peristiwa Isra Miraj.
Hikmah dan Makna Isra Miraj: Lebih dari Sekadar Perjalanan Fisik
Isra Miraj bukanlah sekadar perjalanan fisik dari Makkah ke Yerusalem dan kemudian menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini memiliki makna dan hikmah yang jauh lebih luas dan mendalam. Perjalanan ini merupakan bukti nyata atas kekuasaan dan keajaiban Allah SWT, sekaligus menjadi penguatan iman dan keyakinan bagi umat Islam.
Salah satu hikmah terpenting dari Isra Miraj adalah ditetapkannya sholat lima waktu sebagai rukun Islam. Perintah sholat lima waktu diberikan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW di Sidratul Muntaha. Sholat lima waktu merupakan ibadah yang sangat penting dalam Islam, sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Selain itu, Isra Miraj juga menjadi bukti nyata atas kenabian Nabi Muhammad SAW. Perjalanan yang mustahil bagi manusia biasa ini hanya dapat dilakukan oleh seorang nabi yang dipilih dan diutus oleh Allah SWT. Peristiwa ini memperkuat kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT dan sebagai pemimpin seluruh umat manusia.
Isra Miraj juga mengajarkan kepada umat Islam tentang pentingnya keimanan, ketaatan, dan kesabaran. Perjalanan Nabi SAW yang penuh dengan tantangan dan cobaan menunjukkan betapa pentingnya keimanan yang kuat dan kesabaran yang tak tergoyahkan dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup.
Peristiwa Isra Miraj juga menjadi pengingat bagi umat Islam tentang kebesaran dan keagungan Allah SWT. Perjalanan Nabi SAW yang melewati berbagai lapisan langit dan menyaksikan keajaiban alam semesta menunjukkan betapa luas dan dahsyatnya kekuasaan Allah SWT. Peristiwa ini seharusnya mendorong umat Islam untuk selalu merenungkan kebesaran Allah SWT dan untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.
Kesimpulan: Sebuah Peristiwa yang Mengubah Sejarah Islam
Isra Miraj merupakan peristiwa yang sangat penting dan monumental dalam sejarah Islam. Perjalanan Nabi Muhammad SAW yang luar biasa ini bukan hanya sebuah mukjizat ilahi, tetapi juga sebuah peristiwa yang sarat makna spiritual dan teologis. Peristiwa ini menegaskan kekuasaan dan keagungan Allah SWT, memperkuat kenabian Nabi Muhammad SAW, dan menetapkan sholat lima waktu sebagai rukun Islam yang fundamental. Pemahaman yang mendalam tentang Isra Miraj akan memperkuat iman dan ketaqwaan umat Islam, serta mendorong mereka untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga tentang keimanan, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah SWT, serta pengingat akan kebesaran dan keagungan-Nya yang tak terbatas. Isra Miraj, dengan segala keajaiban dan hikmahnya, akan selalu dikenang dan dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai bukti nyata atas kasih sayang dan pertolongan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya.