Peristiwa Isra Miraj, perjalanan malam Nabi Muhammad SAW yang luar biasa dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, lalu menuju Sidratul Muntaha, merupakan salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah Islam. Perjalanan ini, yang secara fisik tampak mustahil, menjadi bukti nyata kekuasaan Allah SWT dan menjadi tonggak penting dalam penetapan ibadah sholat lima waktu. Kejadian ini terdokumentasi dalam Al-Qur’an, khususnya Surat Al-Isra ayat 1 dan Surat An-Najm ayat 13-18, serta berbagai hadits shahih yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi.
Isra dan Miraj: Dua Fase Perjalanan Ilahiah
Isra Miraj terdiri dari dua fase perjalanan yang berbeda namun saling berkaitan. Isra, yang berarti perjalanan malam, merujuk pada perjalanan fisik Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Perjalanan ini dilakukan dalam sekejap mata, melewati jarak yang sangat jauh dalam waktu yang singkat, sebuah keajaiban yang hanya mungkin terjadi atas kuasa Allah SWT. Masjidil Aqsa, yang saat itu telah menjadi tempat suci bagi umat beragama sebelumnya, dipilih sebagai destinasi pertama dalam perjalanan ini, menunjukkan penghormatan dan kelanjutan estafet kenabian.
Fase kedua, Miraj, berarti "perjalanan naik". Ini adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang menembus lapisan langit, melewati berbagai alam ghaib yang tak terbayangkan oleh akal manusia. Dalam perjalanan ini, beliau bertemu dengan para nabi terdahulu, menyaksikan keajaiban alam semesta, dan akhirnya sampai di Sidratul Muntaha, titik tertinggi perjalanan spiritual yang dapat dicapai oleh makhluk ciptaan Allah. Sidratul Muntaha, yang sering diartikan sebagai pohon terjauh, menandai batas pengetahuan malaikat dan manusia, sekaligus menjadi titik terdekat Nabi Muhammad SAW dengan Sang Khalik.
Sidratul Muntaha: Titik Terjauh dan Terdekat
Riwayat Muslim yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud RA menggambarkan Sidratul Muntaha sebagai titik akhir perjalanan semua makhluk yang naik dari bumi dan titik awal bagi semua yang turun dari langit. Imam Nawawi menjelaskan bahwa Sidratul Muntaha dinamakan demikian karena pengetahuan para malaikat berakhir di sana. Hanya Nabi Muhammad SAW yang diizinkan Allah SWT untuk melampaui batas ini, menunjukkan keistimewaan dan kedudukan beliau sebagai utusan terakhir. Perjalanan hingga Sidratul Muntaha bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual yang mendalam, mengungkapkan rahasia alam semesta dan kedekatan Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT.
Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Menggambarkan Isra Miraj
Peristiwa Isra Miraj diabadikan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, yang memberikan gambaran singkat namun penuh makna tentang perjalanan luar biasa ini. Berikut analisis beberapa ayat kunci:
-
Surat Al-Isra (17) Ayat 1: Ayat ini secara ringkas menyebutkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Kalimat "Subhanallazi asra bi’abdihi lailan minal-masjidil-haram ilal-masjidil-aqsa…" (Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa…) menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah SWT yang memungkinkan perjalanan tersebut terjadi. Ayat ini juga menekankan keberkahan Masjidil Aqsa dan tujuan perjalanan tersebut, yaitu untuk memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah.
-
Surat An-Najm (53) Ayat 13-18: Ayat-ayat ini memberikan gambaran lebih detail tentang pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Jibril dan perjalanan beliau ke Sidratul Muntaha. Ayat 13 ("Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain…") menunjukkan pertemuan Nabi dengan Jibril dalam wujud aslinya, sebuah pengalaman spiritual yang luar biasa. Ayat 14-18 kemudian menjelaskan tentang Sidratul Muntaha, surga tempat tinggal, dan penglihatan Nabi Muhammad SAW yang tidak berpaling dari yang dilihatnya. Deskripsi ini menggambarkan keagungan dan keindahan alam ghaib yang disaksikan oleh Nabi. Penggunaan kata "ra’a" (melihat) menunjukkan pengalaman visual dan spiritual yang mendalam, bukan sekadar mimpi atau khayalan.
Makna dan Implikasi Isra Miraj bagi Umat Islam
Peristiwa Isra Miraj memiliki makna dan implikasi yang sangat penting bagi umat Islam. Pertama, peristiwa ini menegaskan kekuasaan dan keagungan Allah SWT yang mampu melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuan manusia. Kedua, Isra Miraj menunjukkan keistimewaan dan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir Allah SWT. Ketiga, perjalanan ini menjadi bukti nyata tentang keberadaan alam ghaib dan keajaiban-keajaiban yang ada di dalamnya.
Lebih dari itu, Isra Miraj memiliki implikasi praktis yang sangat signifikan dalam kehidupan beragama umat Islam. Peristiwa ini menjadi latar belakang penetapan sholat lima waktu, ibadah pokok dalam Islam. Dalam riwayat yang sahih, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk melaksanakan sholat lima waktu sehari semalam setelah perjalanan Miraj-nya. Perintah ini merupakan amanah suci yang harus dijalankan oleh setiap muslim sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Sholat lima waktu menjadi simbol ketaatan, kedekatan dengan Allah, dan pengingat akan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.
Isra Miraj sebagai Sumber Inspirasi dan Motivasi
Peristiwa Isra Miraj bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi umat Islam. Kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW yang luar biasa ini mengingatkan kita akan kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas dan pentingnya keimanan yang teguh. Perjalanan ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan ketaatan dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Dalam konteks kehidupan modern, Isra Miraj dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk selalu berjuang dalam kebaikan, mengatasi tantangan hidup dengan penuh kesabaran, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kisah ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga akhlak mulia dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulannya, Isra Miraj merupakan peristiwa agung yang sarat dengan makna spiritual dan historis. Perjalanan Nabi Muhammad SAW yang menakjubkan ini bukan hanya menjadi bukti nyata kekuasaan Allah SWT, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam dan pedoman hidup bagi umat muslim di seluruh dunia. Peringatan Isra Miraj setiap tahunnya menjadi momentum untuk merenungkan kembali makna perjalanan suci ini dan memperkuat keimanan serta ketaatan kita kepada Allah SWT. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari peristiwa agung ini untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih dekat dengan Sang Pencipta.