Surat Al-Isra ayat 1, jantung Al-Qur’an yang ke-17, mengungkapkan peristiwa monumental dalam sejarah Islam: Isra Miraj. Ayat ini, dengan lugas dan penuh keagungan, menyatakan kekuasaan Allah SWT yang meliputi langit dan bumi, diwujudkan melalui perjalanan luar biasa Nabi Muhammad SAW. Perjalanan yang tak hanya mengubah lanskap spiritual umat Islam, tetapi juga mengguncang tatanan sosial politik Makkah saat itu. Ayat tersebut, dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya, merupakan bukti nyata dari keajaiban ilahi yang menegaskan kebenaran kenabian Muhammad. (Teks Arab, Latin, dan terjemahan ayat 1 Surat Al-Isra akan disisipkan di sini, dengan format yang rapi dan mudah dibaca).
Ayat ini, yang secara harfiah berarti "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa," mengarahkan kita pada peristiwa Isra Miraj, perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan selanjutnya naik ke langit (Miraj). Perjalanan yang secara fisik mustahil ditempuh dalam satu malam, menunjukkan kuasa Allah SWT yang melampaui batas ruang dan waktu. Kejadian ini bukanlah sekadar perjalanan geografis, melainkan perjalanan spiritual yang sarat makna dan simbolisme.
Ayat tersebut juga menekankan keberkahan Masjidil Aqsa, "yang telah Kami berkahi sekelilingnya," mengingatkan kita pada sejarah panjang tempat suci ini sebagai pusat penyebaran ajaran tauhid sejak zaman Nabi Musa AS hingga Nabi Sulaiman AS. Masjidil Aqsa, bukan sekadar bangunan fisik, melainkan pusat spiritual yang menyimpan sejarah panjang peradaban manusia dan wahyu ilahi. Perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Masjidil Aqsa menjadi simbol penghormatan dan pengakuan atas sejarah kenabian sebelumnya, menyatukan rantai panjang risalah ilahi yang berujung pada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi.
Perjalanan Isra, yang secara fisik membutuhkan waktu sekitar 40 hari, ditempuh Nabi Muhammad SAW dalam sekejap mata. Kejadian ini, yang secara logika manusia sulit dipahami, justru menjadi bukti nyata dari kekuasaan Allah SWT yang maha dahsyat. Ketidakmungkinan secara fisik justru menegaskan keajaiban ilahi yang menunjukkan kebenaran wahyu yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini menantang akal manusia untuk menerima kebenaran di luar batas kemampuan berpikir manusia biasa, sekaligus mengajak umat manusia untuk merenungkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang tak terbatas.
Setelah perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan Miraj, naik ke langit. Perjalanan Miraj ini merupakan perjalanan spiritual yang membawa Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi terdahulu, dan akhirnya mencapai Sidratul Muntaha, batas tertinggi langit yang dapat dicapai oleh manusia. Perjalanan Miraj ini menunjukkan tingkat kedekatan Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT, dan menegaskan posisi beliau sebagai utusan terakhir yang membawa risalah sempurna bagi seluruh umat manusia.
Peristiwa Isra Miraj bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi juga peristiwa yang memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan umat Islam. Peristiwa ini menegaskan keesaan Tuhan, menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang maha luas, dan menginspirasi umat Islam untuk senantiasa berjuang dalam menegakkan ajaran Islam. Peristiwa ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT, serta menunjukkan jalan menuju kehidupan yang lebih baik.
Reaksi masyarakat Makkah terhadap kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW sangat beragam. Sebagian besar kaum Quraisy, yang masih terikat dengan tradisi jahiliyah, menolak dan mencemooh kisah tersebut. Mereka menganggap kisah tersebut sebagai dongeng yang tidak masuk akal. Abu Jahal, tokoh utama kaum Quraisy yang terkenal dengan sikapnya yang keras kepala dan anti-Islam, merupakan salah satu yang paling keras menentang kisah Isra Miraj. Ia bahkan menantang Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kebenaran kisahnya.
Namun, di tengah penolakan dan cemoohan tersebut, terdapat pula orang-orang yang percaya dan menerima kisah Isra Miraj. Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW, merupakan salah satu yang pertama kali percaya dan membela kebenaran kisah tersebut. Kepercayaan Abu Bakar menjadi bukti nyata kekuatan iman dan keberanian untuk menentang kebenaran. Sikap Abu Bakar menjadi contoh bagi umat Islam untuk selalu berpegang teguh pada kebenaran, meskipun harus menghadapi tantangan dan cobaan.
Peristiwa Isra Miraj juga menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini menandai perubahan besar dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. Setelah peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW menerima perintah untuk mendirikan shalat lima waktu. Perintah ini menjadi salah satu rukun Islam yang paling penting. Shalat lima waktu merupakan bentuk ibadah yang menunjukkan ketaatan dan kepatuhan umat Islam kepada Allah SWT.
Kisah Isra Miraj juga menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam untuk terus berjuang dalam menegakkan ajaran Islam. Peristiwa ini menunjukkan kekuatan iman dan keberanian Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi tantangan dan cobaan. Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya keberanian untuk menegakkan kebenaran dan kebaikan.
Selain itu, peristiwa Isra Miraj juga menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Yerusalem dan kemudian naik ke langit merupakan bukti nyata dari kekuasaan Allah SWT yang melampaui batas ruang dan waktu. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk selalu berserah diri kepada Allah SWT dan beriman kepada kekuasaan-Nya yang maha luas.
Kesimpulannya, Surat Al-Isra ayat 1 bukan hanya menjelaskan perjalanan Isra Miraj, tetapi juga mengungkapkan kekuasaan Allah SWT yang maha luas dan kebesaran-Nya yang tak terbatas. Peristiwa Isra Miraj merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam, dan menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam untuk terus berjuang dalam menegakkan ajaran Islam dan menunjukkan kekuatan iman dan ketaatan kepada Allah SWT. Peristiwa ini juga mengajarkan pentingnya keberanian untuk menegakkan kebenaran dan kebaikan, serta mengingatkan kita akan kekuasaan Allah SWT yang melampaui batas ruang dan waktu. Perjalanan Nabi Muhammad SAW, baik Isra maupun Miraj, bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual yang mengukuhkan keesaan Tuhan dan menegaskan kenabian beliau sebagai utusan terakhir yang membawa risalah sempurna bagi seluruh umat manusia.