Jakarta, 27 Oktober 2024 – Peristiwa Isra Miraj, perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang monumental, akan diperingati kembali pada tahun 2025. Berdasarkan penetapan pemerintah dan rujukan kalender Hijriah, peringatan Isra Miraj tahun ini jatuh pada Senin, 27 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 27 Rajab 1446 Hijriah. Tanggal ini telah ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1017 Tahun 2024, 2 Tahun 2024, dan 2 Tahun 2024 tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025. Keputusan ini memastikan seluruh masyarakat Indonesia dapat memperingati peristiwa penting ini dengan khidmat.
Isra Miraj, yang secara harfiah berarti "perjalanan malam" (Isra) dan "perjalanan naik" (Miraj), merupakan peristiwa luar biasa yang diyakini terjadi pada malam 27 Rajab. Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai waktu pasti kejadiannya, pendapat yang paling masyhur dan diterima luas menempatkannya pada malam tersebut. Ibnu Hajar al-Asqalani, dalam kitab tafsirnya Fath al-Bari, mencatat bahwa para penulis kitab Sunan sepakat peristiwa Isra Miraj terjadi dalam satu malam. Hal ini juga diperkuat oleh buku As-Sirah An-Nabawiyah bi Riwayah Al-Bukhari, karya Riyadh Hasyim Hadi dan diterjemahkan oleh Nabhani Idris, yang turut menjelaskan berbagai pendapat mengenai waktu terjadinya peristiwa agung ini. Buku tersebut, dengan merujuk pada riwayat Bukhari, memberikan konteks historis yang lebih lengkap terhadap peristiwa Isra Miraj.
Peristiwa Isra Miraj sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai literatur keagamaan, termasuk buku Isra’-Miraj dan Permulaan Masuk Islamnya Kaum Anshar karya Muhammad Ridha, terjadi sekitar setahun sebelum Hijrah. Lebih spesifiknya, peristiwa ini terjadi pada malam Senin setelah Rasulullah SAW kembali dari Thaif, sebuah kota di Jazirah Arab yang kala itu menolak dakwah beliau. Perjalanan luar biasa ini diawali dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra), kemudian berlanjut ke langit hingga mencapai Sidratul Muntaha (Miraj), tempat terjauh yang dapat dicapai oleh manusia.
Di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW berjumpa langsung dengan Allah SWT dan menerima perintah salat lima waktu. Perintah ini menjadi salah satu pilar terpenting dalam ajaran Islam, mengatur ritme ibadah umat muslim hingga saat ini. Peristiwa ini menandai titik balik penting dalam sejarah Islam, memperkuat keyakinan dan keimanan umat, serta menegaskan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.
Peristiwa agung ini diabadikan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam Surat Al-Isra ayat 1. Ayat tersebut berbunyi:
(Teks Arab dan terjemahan Indonesia Surat Al-Isra ayat 1)
(Ayat ini perlu disertakan dalam teks, namun karena keterbatasan kemampuan saya dalam menampilkan teks Arab dengan format yang tepat, saya sarankan untuk menambahkannya secara manual dengan menggunakan font Arab yang sesuai)
Artinya: "Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Ayat ini menjadi bukti sahih dari Al-Qur’an tentang peristiwa Isra Miraj, menegaskan keajaiban dan keistimewaan perjalanan Nabi Muhammad SAW. Ayat ini juga menekankan kebesaran Allah SWT yang mampu melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuan manusia biasa.
Meskipun Al-Qur’an secara singkat mengabadikan peristiwa ini, hadis-hadis Nabi SAW dan berbagai literatur keagamaan lainnya memberikan detail yang lebih lengkap mengenai perjalanan tersebut. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai aspek-aspek tertentu dari perjalanan ini. Salah satu perdebatan yang cukup panjang adalah mengenai apakah perjalanan tersebut hanya melibatkan ruh Nabi Muhammad SAW atau juga jasad beliau. Namun, kesepakatan umum menegaskan bahwa peristiwa ini bukanlah mimpi atau tidur, melainkan perjalanan nyata yang dikaruniakan Allah SWT kepada Nabi-Nya.
Peringatan Isra Miraj setiap tahunnya menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk merenungkan kembali perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, mengingat kembali perintah salat lima waktu, dan memperkuat keimanan kepada Allah SWT. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keteguhan dalam beribadah dan menjalankan ajaran Islam. Peringatan Isra Miraj di Indonesia tidak hanya dirayakan dengan ibadah salat dan pengajian, tetapi juga dengan berbagai kegiatan keagamaan lainnya, seperti ceramah, diskusi, dan kegiatan sosial.
Pemerintah Indonesia, melalui penetapan hari libur nasional, menunjukkan penghormatan dan apresiasi terhadap peristiwa Isra Miraj. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan keagamaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan adanya hari libur ini, diharapkan seluruh masyarakat dapat lebih khusyuk dalam memperingati peristiwa Isra Miraj dan mengambil hikmah dari perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW. Semoga peringatan Isra Miraj 2025 dapat menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Wallahu a’lam bisshawab.