ERAMADANI.COM, JAKARTA – Adanya kenaikan tarif yang yang telah ditetapkan sejak tahun 2019 lalu, membuat sejumlah pengemudi ojek online (ojol) mengeluhkan pendapatan pengemudi menurun.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, penyebab pendapatan menurun merupakan imbas dari promo diskon yang tak lagi disebar perusahaan.
Igun Wicaksono sebagai Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) ojek online Indonesia mencatat sejak beberapa waktu terakhir.
Ia mengungkapkan bahwa pengemudi ojol sudah mengeluhkan penurunan pendapatan. Dari sisi pengemudi ojol, promo tarif tersebut sangat membantu pendapatan mereka.
“Iya promo mulai dikurangi, driver pada mengeluh juga,” kata Igun kepada CNNIndonesia.com, Kamis (06/01/2020).
Penyebab Pendapatan Pengemudi Ojol Menurun
Igun mengatakan bahwa layanan promo berkurang bukan cuma jasa pesan antar makanan, tetapi juga untuk layanan antar penumpang.
Pantauan Garda promo berkurang 20 persen sehingga disebut menurunkan minat masyarakat menggunakan layanan daring itu.
Hingga saat ini, Igun masih mereka-reka besaran penurunan pendapatan imbas layanan promo ojol berkurang dalam beberapa waktu terakhir.
Keluhan juga datang dari netizen. Akun @roynaldoremi menyindir perusahaan transportasi daring yang sedang tidak sebar promo.
Menurut pengguna ojol promo tarif yang di tetapkan oleh layanan ojek online tersebut sangat membantu menghemat pengeluaran mereka.
Selain itu, banyaknya jumlah pengemudi ojek online sehingga semakin meningkatkan persaingan yang begitu ketat antar pengemudi.
Ia memberi contoh biasanya satu pengemudi bisa mendapat 10-15 order dengan jam kerja kurang lebih 12 jam. Namun kini untuk memperoleh 10 order dengan jam kerja yang sama dinilai sangat sulit.
“Sehingga penurunan order berdampak pada penurunan pendapatan yang bisa anjlok 30-50 persen dari sebelumnya,” katanya.
Ia berharap perusahaan kembali menyusun strategi, setidaknya dapat menyeimbangkan antara jumlah pengemudi di lapangan dengan permintaan.
“Karena pendapatan driver makin berkurang akibat makin banyaknya driver sehingga persaingan antar order makin ketat,” tutur Igun. (MYR)