ERAMADANI.COM – Pemerintah berkompetisi untuk menarik investasi asing, termasuk proyek Rempang Eco-City yang melibatkan investor besar dari China, Xinyi Group.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa percepatan pengembangan proyek Rempang Eco-City adalah upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan investasi.
Dia menyatakan bahwa persaingan untuk menarik investasi asing memerlukan kecepatan dan akurasi, tanpa menyebabkan kerugian kepada pihak lain.
Melansir dari ekonomi.bisnis.com, Bahlil menegaskan bahwa Indonesia berkompetisi untuk menarik investasi asing dengan nilai investasi proyek Rempang Eco-City mencapai lebih dari Rp300 triliun.
Dia mengingatkan bahwa jika proyek ini tidak terealisasi, potensi pendapatan asli daerah (PAD) dan penciptaan lapangan pekerjaan di Kepulauan Riau akan terancam.
Mengenai relokasi warga terdampak, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah akan menggunakan cara-cara yang lebih humanis dalam menghadapi masyarakat Pulau Rempang.
Proyek Rempang Eco-City telah mendapatkan titik kepastian investor setelah 20 tahun, dan investasi dari perusahaan China, Xinyi Group, diharapkan akan menjadi yang terbesar di Indonesia.
Investasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong hilirisasi dalam berbagai sektor industri dan meningkatkan daya saing kawasan ekonomi Indonesia di Asia Tenggara.
Pengembangan kawasan investasi Rempang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja hingga 308.000 orang dan mendukung transformasi Batam menjadi green city.
Pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi pasir kuarsa dan silika di dalam negeri dan mendukung pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di Batam.