Jakarta, Republika.co.id — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat peningkatan signifikan pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) di bulan Oktober 2024, mencapai angka 52,75 poin. Lonjakan ini diyakini didorong oleh optimisme pelaku industri dalam negeri pasca pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, dalam konferensi pers rilis IKI di Jakarta, Kamis (31/10/2024), menyatakan bahwa momen pelantikan telah memicu sentimen positif di kalangan pelaku usaha.
"IKI pada bulan Oktober 2024 mencapai 52,75 ekspansi, meningkat 0,27 poin dibandingkan dengan bulan September 2024 yang sebesar 52,48. Lebih lanjut, nilai IKI juga meningkat 2,05 poin dibandingkan dengan nilai IKI Oktober tahun lalu yang sebesar 50,70," ungkap Febri.
Peningkatan optimisme ini terlihat jelas dari survei IKI yang menunjukkan bahwa 73,3 persen pelaku usaha optimis terhadap kondisi usaha mereka dalam enam bulan ke depan. Angka ini menandai berakhirnya tren penurunan optimisme yang terjadi sejak Juli 2024.
"Ini menunjukkan bahwa pelaku usaha melihat adanya peluang dan potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa mendatang," tambah Febri.
Meski demikian, terdapat penurunan tipis pada persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya stabil selama enam bulan mendatang, yaitu 21,8 persen, turun 1,3 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, 22 subsektor menunjukkan ekspansi, dengan hanya satu subsektor yang mengalami kontraksi. Subsektor ekspansi ini berkontribusi sebesar 97,7 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada kuartal II 2024.
Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri minuman dan industri barang galian non-logam. Di sisi lain, industri kayu, barang dari kayu dan gabus menjadi satu-satunya subsektor yang mengalami kontraksi.
"Meskipun terdapat satu subsektor yang mengalami kontraksi, secara keseluruhan, IKI menunjukkan tren positif yang menandakan kepercayaan pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian Indonesia," jelas Febri.
Persentase pesimisme pelaku usaha terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan juga mengalami penurunan, dari 5,4 persen pada bulan September menjadi 4,9 persen pada bulan Oktober.
"Penurunan ini menunjukkan bahwa pelaku usaha semakin yakin dengan prospek ekonomi Indonesia di masa mendatang," tambah Febri.
Peningkatan IKI ini menjadi angin segar bagi industri dalam negeri, terutama di tengah kondisi global yang masih dibayangi ketidakpastian. Optimisme pelaku usaha yang terdongkrak oleh pelantikan Presiden dan Wakil Presiden diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
"Kemenperin akan terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendukung pengembangan industri dalam negeri," tegas Febri.
Efek Pelantikan Prabowo:
Kenaikan IKI ini diyakini erat kaitannya dengan pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden. Pelaku usaha melihat kepemimpinan Prabowo sebagai sinyal positif bagi sektor industri.
"Prabowo dikenal sebagai sosok yang pro-industri dan memiliki visi yang jelas untuk memajukan sektor manufaktur," ujar seorang pengamat ekonomi, Dr. Andi Wijaya.
"Pelantikan Prabowo memberikan keyakinan kepada pelaku usaha bahwa pemerintah akan lebih fokus pada pengembangan industri dalam negeri," tambah Andi.
Beberapa kebijakan Prabowo yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri antara lain: