Jakarta, 12 Februari 2025 – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, melalui Ketua Umumnya Agung Danarto, mengeluarkan seruan penting menjelang bulan suci Ramadan 1446 H. Seruan tersebut, yang disampaikan dalam konferensi pers hari Rabu, mengarah pada sejumlah poin krusial, terutama mengarah pada peran dan tanggung jawab para pejabat negara dalam menjalankan amanah rakyat. Imbauan ini bukan sekadar seruan keagamaan semata, melainkan juga refleksi kritis terhadap kondisi sosial-politik bangsa yang menuntut kepemimpinan yang berintegritas dan berorientasi pada kepentingan publik.
Agung Danarto dengan tegas mengajak seluruh pejabat negara untuk memanfaatkan kekuasaan yang diemban untuk kepentingan hajat hidup orang banyak. Ia menekankan pentingnya menghindari penyalahgunaan wewenang yang berpotensi merugikan rakyat. "Pergunakan kekuasaan untuk kepentingan hajat hidup publik. Tunaikan tugas sebagai pengkhidmatan terbaik untuk mencerdaskan, menyejahterakan, dan memajukan kehidupan bangsa," tegas Agung Danarto. Pesan ini merupakan seruan moral yang sangat relevan di tengah dinamika politik dan pemerintahan yang seringkali diwarnai dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Lebih lanjut, Agung Danarto mengingatkan pentingnya keteladanan bagi para pejabat publik. Ia mengajak mereka untuk menunjukkan kualitas kepemimpinan yang berbasis pada nilai-nilai kebaikan dan integritas. "Tunjukkan kebaikan utama dalam bertutur kata, bersikap, dan bertindak sebagai para pejabat publik teladan," lanjutnya. Imbauan ini mengarah pada pentingnya perbaikan etika dan moral dalam kehidupan bernegara, di mana para pemimpin diharapkan menjadi role model bagi masyarakat.
Salah satu poin penting yang disampaikan Agung Danarto adalah penggunaan anggaran dan aset negara. Ia menekankan bahwa anggaran dan aset publik merupakan kekayaan negara yang harus dikelola dengan bijak dan transparan untuk kepentingan rakyat. "Bagi para pejabat publik saatnya memiliki jiwa kerohanian luhur yang menjunjung tinggi amanat rakyat. Anggaran dan aset publik adalah milik negara yang mesti dipergunakan sebaik-baiknya untuk hajat hidup rakyat, bukan milik pribadi," jelasnya. Pernyataan ini merupakan kritik tersirat terhadap praktik korupsi yang masih merajalela di Indonesia, di mana anggaran negara seringkali disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Seruan PP Muhammadiyah ini tidak hanya diarahkan kepada pejabat negara di tingkat nasional, melainkan juga kepada para tokoh di tingkat daerah. Agung Danarto mengajak mereka untuk memanfaatkan bulan Ramadan sebagai momentum introspeksi diri dan evaluasi kinerja dalam menjalankan amanat rakyat. Ia menekankan pentingnya menumbuhkan spiritualitas luhur yang berorientasi pada nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan kemanfaatan bagi sesama. Ajakan ini menunjukkan bahwa PP Muhammadiyah tidak hanya fokus pada aspek keagamaan, melainkan juga terlibat aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai kebaikan dan keadilan di masyarakat.
Lebih jauh, Agung Danarto mengajak para tokoh untuk menunjukkan sikap kenegarawanan dan keteladanan yang otentik. Ia menekankan pentingnya mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. "Tunjukkan sikap kenegarawanan dan keteladanan secara otentik yang mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan diri dan kroni. Jauhi ujaran dan pernyataan-pernyataan yang menimbulkan permusuhan dan keresahan apalagi yang bersifat merendahkan Tuhan, agama, Nabi, dan kitab suci," pungkasnya. Pesan ini mengarah pada pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah perbedaan pendapat dan ideologi. Ia juga menekankan pentingnya menghindari ujaran kebencian dan pernyataan yang dapat memicu konflik sosial.
Imbauan PP Muhammadiyah ini dapat diinterpretasikan sebagai bentuk partisipasi aktif organisasi kemasyarakatan Islam ini dalam mengawasi jalannya pemerintahan dan memberikan masukan bagi para pemimpin negara. Seruan ini juga menunjukkan komitmen PP Muhammadiyah dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil-‘alamin (rahmat bagi semesta alam), di mana Islam dipandang sebagai agama yang mengajarkan keadilan, kebaikan, dan perdamaian.
Dalam konteks demokrasi Indonesia, seruan ini juga dapat dilihat sebagai bentuk kontrol sosial yang sangat penting. Organisasi kemasyarakatan seperti PP Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam mengawasi jalannya pemerintahan dan memberikan tekanan moral bagi para pejabat negara agar bertindak sesuai dengan amanah yang diberikan rakyat. Keberanian PP Muhammadiyah dalam mengungkapkan kritik dan memberikan imbauan ini merupakan contoh yang baik bagi organisasi kemasyarakatan lainnya dalam memperjuangkan kepentingan publik.
Secara keseluruhan, imbauan PP Muhammadiyah menjelang Ramadan ini merupakan pesan yang sangat relevan dan penting bagi seluruh pejabat negara di Indonesia. Seruan ini bukan hanya bersifat keagamaan, melainkan juga bersifat nasionalis dan humanis. Ia menekankan pentingnya integritas, keteladanan, dan pengabdian para pejabat negara dalam melayani rakyat dan memajukan bangsa. Semoga imbauan ini dapat mendapatkan respon positif dari seluruh pihak dan menjadi landasan bagi para pejabat negara dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Implementasi nilai-nilai yang disampaikan PP Muhammadiyah ini sangat diharapkan untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan pemerintahan Indonesia tergantung pada komitmen para pemimpinnya dalam mengutamakan kepentingan rakyat di atas segala-galanya. Seruan PP Muhammadiyah ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk terus mengawasi dan menuntut pertanggungjawaban para pejabat negara dalam menjalankan amanah rakyat.