ERAMADANI.COM, BADUNG – Masih 10 persen dari total 15.800 Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Bali yang memanfatkan pemasaran online dalam memasarkan produknya.
Hal itu lantaran masih ada beberapa IKM khususnya pada industri, yang memiliki karakter hanya memproduksi saja atau konvensional.
Mereka juga belum begitu fasih dalam memanfaatkan jejaring online.
Melansir dari news.beritabali.com, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Wayan Jatra menyampaikan kondisi itu belum lama ini di Nusa Dua, Badung.
Pada masa pandemi seperti sekarang ini, cara pemasaran daring perlu terus mengalami penggencaran.
Lantaran cara tersebut terbilang efektif dalam mempromosikan atau menjual produk.
“Strategi pemasaran yang terbaik bisa dilakukan saat ini, tidak perlu pemasaran mengkhusus. Jadi, dengan melakukan pemasaran secara daring tentu produk akan bisa terkenal secara mendunia,” ujarnya.
“Tentu hal tersebut membutuhkan skill khusus. Maka dari itu, akan kami latih secara terus-menerus bergandengan dengan e-marketplace jika ada berpotensi nantinya akan kita angkat dan kita dorong agar lebih maju lagi,” imbuhnya.
Wayan Jatra berpesan bahwa perlu adanya pola pemsaran produk secara online, dengan catatan ada konsistensi dalam memproduksi.
Selain itu juga harga produk harus produsen perhatikan baik pada online maupun offline.
Antara keduanya harus sama dan juga pada pengemasan produk agar lebih menarik, sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli.
“Dalam hal ini tentu kami tetap menggejot para IKM agar selalu mau menjual produknya melalui fasilitas online dalam kondisi saat ini maupun kedepan,” ujar Jatra. (ITM)