Jakarta, 20 Oktober 2024 – Perayaan Idul Fitri 2025, yang jatuh pada 1446 Hijriah, kian dekat. Sejumlah kalender Hijriah telah memprediksi tanggal jatuhnya lebaran, yang diperkirakan terjadi pada penghujung Maret 2025.
Muhammadiyah Tetapkan Idul Fitri 30 Maret 2025
Salah satu organisasi Islam di Indonesia, Muhammadiyah, telah menetapkan tanggal Idul Fitri 2025 berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Menurut KHGT, hari terakhir Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 29 Maret 2025, sehingga Idul Fitri 1446 Hijriah dirayakan pada Minggu, 30 Maret 2025.
Pemerintah Masih Menunggu Hasil Sidang Isbat
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama, akan menetapkan tanggal Idul Fitri 2025 melalui sidang isbat awal Syawal. Sidang isbat biasanya digelar pada 29 Ramadan.
Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI, Idul Fitri 2025 jatuh pada 31 Maret 2025. Namun, penetapan resmi masih menunggu hasil sidang isbat yang akan mempertimbangkan metode rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan matematis dan astronomis).
Libur Idul Fitri 2025: 6 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama
Pemerintah telah menetapkan jadwal libur nasional dan cuti bersama 2025, termasuk perayaan Idul Fitri 2025, melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1017/2024, 2/2024, dan 2/2024.
Berdasarkan SKB 3 menteri tersebut, libur nasional dan cuti bersama Idul Fitri 2025 totalnya 6 hari. Apabila ditambah dengan libur akhir pekan, total ada 10 hari libur.
Awal Bulan Puasa Ramadan 2025
Mengacu kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Bimas Islam Kemenag, awal puasa Ramadan jatuh pada 1 Maret 2025. Namun, penetapan resmi awal Ramadan 2025 masih menunggu keputusan dari hasil sidang isbat yang akan digelar oleh Kementerian Agama pada 29 Syakban.
Metode Penetapan Awal Ramadan
Dalam menentukan awal Ramadan, pemerintah Indonesia menggunakan metode rukyat dan hisab atau perhitungan matematis dan astronomis. Hal ini mengacu pada Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Perbedaan Penetapan Tanggal Idul Fitri
Perbedaan penetapan tanggal Idul Fitri antara Muhammadiyah dan pemerintah bukan hal yang baru. Muhammadiyah menggunakan metode hisab dalam menentukan awal bulan Hijriah, sementara pemerintah menggunakan metode rukyat dan hisab.
Metode rukyat mengharuskan dilakukannya pengamatan hilal (bulan sabit) secara langsung, sedangkan metode hisab menggunakan perhitungan matematis dan astronomis. Perbedaan metode ini dapat menyebabkan perbedaan dalam penetapan tanggal awal bulan Hijriah, termasuk Idul Fitri.
Pentingnya Toleransi dan Silaturahmi
Perbedaan penetapan tanggal Idul Fitri tidak boleh menjadi pemicu perpecahan di tengah masyarakat. Penting untuk menjaga toleransi dan silaturahmi antar umat Islam, serta saling menghormati perbedaan pendapat.
Kesimpulan
Idul Fitri 2025 semakin dekat. Muhammadiyah telah menetapkan tanggal 30 Maret 2025, sementara pemerintah masih menunggu hasil sidang isbat. Perbedaan penetapan tanggal ini merupakan hal yang wajar dan tidak perlu menjadi sumber konflik. Yang penting adalah menjaga toleransi dan silaturahmi antar umat Islam.