Hari Raya Idul Fitri 1446 H, yang diperkirakan jatuh pada akhir Maret hingga awal April 2025, menandai puncak perayaan kemenangan bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa Ramadan selama satu bulan penuh. Momen istimewa ini, yang diwarnai lantunan takbir dan tahmid, salat Idul Fitri, pembayaran zakat fitrah, dan terutama silaturahmi, merupakan simbol penyucian diri dan penguatan ukhuwah Islamiyah pasca-puasa. Namun, penetapan tanggal pastinya masih menjadi sorotan, dengan perbedaan pandangan antara pemerintah dan Muhammadiyah yang perlu dipahami secara komprehensif.
Perbedaan Penetapan Tanggal Idul Fitri 2025:
Pemerintah Indonesia, melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, menetapkan Idul Fitri 1446 H jatuh pada tanggal 31 Maret – 1 April 2025. Penetapan ini mengacu pada Kalender Hijriah Kementerian Agama RI, namun kepastian tanggal tersebut masih menunggu hasil sidang isbat yang akan menentukan awal Syawal secara resmi. Sidang isbat ini melibatkan pertimbangan hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan hilal). Proses ini menekankan pentingnya kesepakatan nasional dalam menentukan hari besar keagamaan.
Di sisi lain, Muhammadiyah, melalui Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tentang penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah 1446 H, telah menetapkan Idul Fitri 1446 H jatuh pada hari Ahad, 30 Maret 2025. Penetapan ini berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang dirujuk oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. KHGT menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, yakni perhitungan yang mempertimbangkan posisi hilal secara matematis dan memastikan visibilitasnya. Perbedaan metode perhitungan ini menjadi dasar perbedaan penetapan tanggal antara pemerintah dan Muhammadiyah.
Perbedaan ini bukanlah hal yang baru dan telah menjadi bagian dari dinamika keagamaan di Indonesia. Kedua pendekatan, baik hisab maupun rukyat, memiliki basis ilmiah dan keagamaan yang kuat. Penting untuk memahami bahwa perbedaan ini tidak mengurangi esensi persatuan umat Islam dalam merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan. Toleransi dan saling menghormati perbedaan menjadi kunci dalam menjaga kerukunan dan persatuan bangsa.
Libur Nasional dan Cuti Bersama Idul Fitri 2025: Momentum Silaturahmi Nasional
SKB Tiga Menteri juga menetapkan libur nasional dan cuti bersama Idul Fitri 2025. Pemerintah memberikan total dua hari libur nasional dan empat hari cuti bersama, menciptakan libur panjang selama 11 hari berturut-turut. Hal ini disebabkan kedekatan Idul Fitri dengan Hari Raya Nyepi dan akhir pekan. Libur panjang ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mempererat silaturahmi dengan keluarga dan kerabat di berbagai penjuru tanah air. Momentum ini menjadi kesempatan emas untuk memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan nasional.
Keberadaan libur panjang ini juga berdampak positif bagi sektor pariwisata dan perekonomian domestik. Pergerakan masyarakat untuk mudik dan berwisata akan meningkatkan aktivitas ekonomi di berbagai daerah. Pemerintah perlu memastikan kesiapan infrastruktur dan layanan publik untuk menghadapi lonjakan mobilitas masyarakat selama periode libur panjang ini. Antisipasi terhadap potensi kemacetan lalu lintas, peningkatan kebutuhan logistik, dan keamanan perjalanan perlu menjadi perhatian utama.
Amalan Sunnah Idul Fitri: Menyempurnakan Kegembiraan Kemenangan
Idul Fitri bukan hanya sekadar hari libur, tetapi juga momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sejumlah amalan sunnah dianjurkan untuk menyempurnakan perayaan Idul Fitri, di antaranya:
-
Takbir: Mengumandangkan takbir mulai dari terbenamnya matahari pada malam Idul Fitri hingga sebelum salat Idul Fitri merupakan ungkapan syukur dan pengagungan kepada Allah SWT. Takbir ini menjadi simbol kegembiraan dan kemenangan atas perjuangan selama bulan Ramadan.
-
Mandi: Mandi sebelum salat Idul Fitri dianjurkan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin, mempersiapkan diri untuk menyambut hari suci dengan penuh kesucian.
-
Mengenakan Pakaian Terbaik dan Wewangian: Memakai pakaian terbaik dan menggunakan wewangian merupakan bentuk penghormatan dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Hal ini menunjukkan kesiapan untuk menyambut hari kemenangan dengan penampilan yang terbaik.
-
Makan Sebelum Salat Idul Fitri: Makan sebelum salat Idul Fitri, terutama mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil, merupakan sunnah yang menunjukkan berakhirnya puasa Ramadan dan siap menyambut hari raya dengan penuh semangat.
-
Berjalan Kaki ke Tempat Salat Idul Fitri: Berjalan kaki ke tempat salat Idul Fitri, jika memungkinkan, merupakan sunnah yang menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah.
-
Mendirikan Salat Idul Fitri: Salat Idul Fitri merupakan sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) yang dilaksanakan secara berjamaah. Salat ini menjadi inti perayaan Idul Fitri dan merupakan bentuk syukur atas nikmat Allah SWT.
-
Menempuh Rute yang Berbeda: Menggunakan rute yang berbeda saat berangkat dan pulang dari salat Idul Fitri dianjurkan untuk memperluas syiar Islam dan menjumpai lebih banyak saudara seiman. Hal ini juga dapat menjadi kesempatan untuk memperluas silaturahmi.
-
Saling Mengunjungi (Silaturahmi): Saling mengunjungi keluarga, tetangga, dan teman setelah salat Idul Fitri merupakan amalan yang sangat dianjurkan untuk mempererat tali silaturahmi dan saling memaafkan. Silaturahmi menjadi inti dari perayaan Idul Fitri, memperkuat ikatan persaudaraan dan kebersamaan.
Amalan-amalan sunnah ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga memiliki makna dan hikmah yang mendalam. Dengan melaksanakan amalan-amalan tersebut, umat Islam dapat merasakan kegembiraan dan keberkahan Idul Fitri secara lebih sempurna.
Kesimpulan:
Idul Fitri 2025 merupakan momen penting bagi umat Islam di Indonesia. Perbedaan penetapan tanggal antara pemerintah dan Muhammadiyah perlu disikapi dengan bijak dan toleran. Libur panjang yang diberikan pemerintah menjadi kesempatan untuk memperkuat silaturahmi dan kebersamaan nasional. Amalan-amalan sunnah yang dianjurkan dapat menyempurnakan perayaan Idul Fitri dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Semoga Idul Fitri 1446 H membawa kedamaian, keberkahan, dan persatuan bagi seluruh umat Islam di Indonesia.