Jakarta, 22 Februari 2025 – Suasana haru dan penuh antusiasme menyelimuti umat Muslim di Indonesia. Bulan suci Ramadhan 1446 H kian dekat, tinggal menghitung hari menuju datangnya bulan penuh berkah ini. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, Ramadhan diperkirakan akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025. Artinya, umat Islam di Tanah Air hanya memiliki waktu tujuh hari lagi untuk mempersiapkan diri menyambut bulan penuh ampunan dan rahmat Ilahi ini.
Namun, penetapan tanggal 1 Ramadhan 1446 H masih bersifat sementara dan menunggu hasil sidang isbat yang akan digelar oleh pemerintah. Sidang isbat, yang merupakan mekanisme penetapan awal Ramadhan berdasarkan perhitungan hisab dan rukyat, dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 28 Februari 2025. Hal ini sesuai dengan pernyataan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, yang disampaikan dalam keterangan pers di Jakarta pada Senin, 10 Februari 2025 lalu.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang isbat akan melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan organisasi masyarakat Islam (ormas), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ahli falak, serta perwakilan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Mahkamah Agung," jelas Abu Rokhmad. Proses ini menekankan pentingnya kolaborasi dan musyawarah dalam menentukan awal Ramadhan, memastikan keseragaman dalam pelaksanaan ibadah di seluruh Indonesia. Kehadiran berbagai elemen tersebut bertujuan untuk memastikan akurasi penentuan awal Ramadhan, mempertimbangkan aspek ilmiah dan keagamaan secara seimbang.
Selain pemerintah, ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), juga akan turut menentukan awal Ramadhan 1446 H. Lembaga Falakiyah PBNU akan melakukan pemantauan hilal secara serentak di beberapa titik yang telah ditentukan. Hasil pemantauan ini, yang menggabungkan perhitungan hisab dan pengamatan rukyat, akan menjadi dasar penetapan awal Ramadhan versi NU. Tradisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi bagian integral dari budaya keagamaan di Indonesia. Pendekatan yang komprehensif ini menunjukkan komitmen NU dalam menjaga keselarasan antara aspek ilmiah dan spiritual dalam menentukan awal bulan suci.
Sementara itu, Muhammadiyah, ormas Islam kedua terbesar di Indonesia, telah lebih dahulu menetapkan awal Ramadhan 1446 H. Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1446 H ditetapkan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan ini disampaikan oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, M. Sayuti, dalam konferensi pers pada Rabu, 12 Februari 2025.
"Hasil hisab menunjukkan bahwa pada Jumat, 28 Februari 2025 (29 Syaban 1446 H), ijtima’ jelang Ramadhan terjadi pada pukul 07.46 WIB. Tinggi hilal saat matahari terbenam di Yogyakarta mencapai +4 derajat 11 menit 8 detik, sehingga hilal sudah wujud," terang M. Sayuti. Penjelasan detail ini menunjukkan transparansi dan keakuratan metode hisab yang digunakan Muhammadiyah. Perhitungan yang akurat dan transparan ini bertujuan untuk memberikan kepastian kepada umat Islam dalam mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Lebih lanjut, M. Sayuti menegaskan bahwa pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia pada 28 Februari 2025, bulan sudah berada di atas ufuk, sehingga hilal sudah wujud. Oleh karena itu, 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Kesamaan prediksi awal Ramadhan antara pemerintah, NU, dan Muhammadiyah – yaitu pada 1 Maret 2025 – menunjukkan adanya konvergensi dalam perhitungan astronomis dan pemahaman keagamaan. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir perbedaan penanggalan Ramadhan dan menciptakan kesatuan dalam pelaksanaan ibadah di kalangan umat Islam Indonesia. Meskipun demikian, penting untuk tetap menunggu pengumuman resmi dari pemerintah setelah sidang isbat untuk memastikan kepastian tanggal 1 Ramadhan 1446 H.
Menjelang datangnya bulan suci, umat Islam di Indonesia mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik. Puasa Ramadhan, sebagai rukun Islam yang keempat, merupakan ibadah yang penuh hikmah dan keutamaan. Hadits dari Abu Hurairah RA yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebutkan keutamaan berpuasa Ramadhan: "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena didorong oleh keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu." Hadits ini menggarisbawahi pentingnya niat ikhlas dalam menjalankan ibadah puasa, sehingga pahala yang didapatkan akan lebih besar dan bermakna.
Selain mempersiapkan diri secara spiritual, umat Islam juga mempersiapkan diri secara fisik. Menjaga kesehatan dan stamina selama bulan Ramadhan sangat penting agar ibadah puasa dapat dijalankan dengan lancar dan khusyuk. Konsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi seimbang menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Dalam menyambut bulan Ramadhan, doa merupakan salah satu bentuk permohonan dan harapan kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan keistiqomahan dalam menjalankan ibadah. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada para sahabat, seperti yang diriwayatkan oleh ‘Ubadah bin ash-Shamith RA, adalah: "Allahumma salimni min ramadhana wa sallim ramadhana li wa tasallamhu minni mutaqabbalan." Artinya: "Ya Allah, sampaikan aku (dengan selamat menuju bulan) Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal ibadahku (di bulan) Ramadhan." Doa ini mengandung harapan agar kita dapat melewati bulan Ramadhan dengan selamat, menjalankan ibadah dengan khusyuk, dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Dengan demikian, tujuh hari menjelang Ramadhan 1446 H ini menjadi momentum yang tepat untuk mempersiapkan diri secara lahir dan batin. Semoga kita semua dapat menyambut bulan suci ini dengan penuh kegembiraan, keikhlasan, dan kesiapan untuk meraih keberkahan yang melimpah. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Aamiin.