ERAMADANI.COM, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia mulai melemah pada perdagangan Selasa (04/02/2020). Pasar mulai khawatir permintaan minyak mentah global berkurang.
Hal ini diakibat oleh penyebaran virus corona. Negeri Tirai Bambu selama ini dikenal sebagai importir minyak terbesar dunia. Wabah telah menurunkan permintaan minyak oleh China.
Pasalnya harga minyak mentah Brent International dan minyak acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) turun dalam hampir empat minggu beruntun.
Setelah banyak maskapai di dunia membatalkan penerbangan dari dan ke China. Rantai pasokan di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu pun telah terganggu.
Harga Minyak Mentah Dunia Mulai Melemah
Dilansir dari CNNIndonesia.com, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret turun 49 sen atau 0,9 persen menjadi US$53,96 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun 50 sen atau 1 persen ke level US$49,61 per barel.
Diduga hal ini terjadi akibat kekhawatiran virus corona, sehingga berdampak pada harga minyak yang mulai merosot selama dua minggu terakhir ini.
Hingga hari ini virus yang berasal dari Wuhan Negeri Tirat Bambu itu telah menewaskan 427 orang dan menginfeksi 20.438 orang.
“Saya pikir ketakutan akan kehancuran permintaan benar-benar ada di pasar,” kata wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut, Gene McGillian.
Saat ini, OPEC+ tengah menimbang dampak virus corona pada permintaan minyak global dan pertumbuhan ekonomi. Organisasi itu terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia
Sebuah sumber mengatakan bahwa OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk mengurangi produksi minyak mentah sebanyak 500 ribu barel per hari (bph).
Akan tetapi, pemotongan produksi akan membebani kelompok produsen harus karena ketidakpastian berapa lama masa krisis virus akan berlangsung.
Kepala keuangan BP Brian Gilvary mengatakan dampak dari Virus Corona akan mengurangi konsumsi minyak sepanjang tahun sebesar 300 ribu hingga 500 ribu barel per hari. Jumlah itu sekitar 0,5 persen dari permintaan global.
Goldman Sachs juga memperingatkan bahwa dampak wabah akan membuat volatilitas harga spot naik.
“Harga minyak berada pada level yang membutuhkan respons terkait pasokan dari OPEC dan produsen,” kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan. (MYR)