ERAMADANI.COM, DENPASAR – Grand Opening Ubud Diary merupakan langkah memperkenalkan ragam lukisan yang menyajikan visual dan bahasa melalui Galleri Ubud.
Grand opening ini diadakan pada (30/11/2019) lalu, bersamaan dengan pameran koleksi lukisan gaya Ubud serta peluncuran buku bilinguals
Galleri Ubud sebuah galleri yang menunjukan kecintaan pada seni dan budaya Indonesia jaman dulu dengan settingan modern ala kekinian.
Lebih dari 20 tahun, galleri ini telah mengumpulkan barang-barang seni kayu antik yang bisa dipakai dalam nuansa masa kini atau sesuai dengan zamanya.
Sekilas Soal Galleri Ubud Diary
Pendirian Gallery Ubud Diary tidak menggunakan 1cm pun kayu baru. Awalnya berdiri di sebidang lahan tepatnya di Lodtunduh Ubud.
Dengan menerapkan sebuah prinsip bahwa Ubud yang sudah cantik ini akan lebih cantik dengan kehadiran ragam lukisan selain barang barang seni kayu antik.
Belasan tahun lalu juga telah mengumpulkan banyak lukisan yang dianggap punya nilai seni tinggi, terutama lukisan gaya Ubud.
Sehingga kegiatan ini memberikan panggung bagi para seniman Ubud untuk menampilkan karyanya, dan membantu para seniman untuk bisa berpameran di Ubud Diary.
Pihaknya menyadari bahwa seni lukis gaya Ubud saat ini berada pada tahapan yang kritis, dimana para pelukisnya sudah mulai tua, sementara generasi muda penerusnya belum ada.
Semua karya yang dipamerkan, dilengkapi dengan detail informasi atas barang tersebut dengan program QR-CODE.
Sehingga semua pengunjung bisa menikmati semua karya dan barang yang didisplay dengan leluasa.
Ubud Diary juga berencana membuat satu event tahunan di Jakarta, untuk memperkenalkan ragam lukisan Indonesia.
Dengan tujuan untuk mendorong kesadaran para stake holders untuk lebih mencintai seni lukisan Ubud ini. Ubud Diary menilai seni lukis tradisi Bali.
Terutama seni lukis gaya Ubud ini memainkan peran penting dalam perkembangan identitas kesenian budaya Bali dan Indonesia saat ini dan kedepannnya.
Pihaknya mengajak melalui kegiatan ini, teman-teman media, masyarakat, penikmat seni dan budayawan untuk bersama-sama membangun apresiasi terhadap hasil ciptaan nenek moyang.
Yang diangggap sebagai sebuah warisan luhur yang berharga untuk kita jaga dan kita kembangkan bersama sama. (MYR)