Jakarta, 15 November 2024 – Setelah lebih dari tiga dekade tertidur, Festival Istiqlal bersiap untuk kembali menyapa dunia. Kementerian Agama (Kemenag) tengah merancang revitalisasi festival ini, dengan ambisi besar untuk menjadikan Festival Istiqlal sebagai panggung utama bagi seni budaya Islam Indonesia dan sekaligus sebagai jembatan diplomasi budaya di kancah internasional.
Dalam sebuah diskusi kelompok fokus yang digelar pada Rabu (13/11/2024), Kemenag bersama para penyelenggara Festival Istiqlal sebelumnya, merumuskan rencana besar untuk menjadikan festival ini lebih inklusif dan berdampak luas. Staf Khusus Menteri Agama, Farid Saenong, menekankan pentingnya menjadikan Festival Istiqlal sebagai sebuah event internasional yang menampilkan kekayaan dan keragaman seni budaya Islam di Indonesia.
"Festival Istiqlal ini (berpotensi) ditingkatkan menjadi event internasional seni budaya Islam Indonesia," ujar Farid dalam keterangan pers yang diterima detikHikmah, Jumat (15/11/2024).
Ia juga menegaskan bahwa festival ini harus merepresentasikan budaya lokal masyarakat Indonesia dengan memuat ekspresi kebudayaan Islam yang khas dan autentik. Tidak hanya sebagai ajang diplomasi budaya, Festival Istiqlal diharapkan dapat membangkitkan kesadaran akan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya lokal yang berpadu dengan semangat modernitas.
Festival Istiqlal pertama kali diselenggarakan pada tahun 1991 dan kedua pada tahun 1995. Ajang ini telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang efektif untuk memamerkan kekayaan seni budaya Islam Indonesia dan sekaligus menjadi simbol keberadaan Islam di Asia Tenggara.
Kasubdit Bina Penyuluh Agama Islam Kemenag, Amirullah, menjelaskan bahwa Festival Istiqlal memiliki makna penting sebagai wadah pelestarian dan inovasi seni budaya Islam yang memperkuat diplomasi budaya Indonesia di mata dunia.
"Festival Istiqlal menggambarkan Islam yang hidup, mencerminkan nilai-nilai Islam khas Indonesia, sekaligus menjadi simpul kebudayaan Islam di Asia Tenggara atau Nusantara. Ini juga menjadi diplomasi budaya yang unik di dunia," tutur Amirullah.
Festival Istiqlal akan menggabungkan seni budaya tradisional dan modern. Festival ini akan menjadi "rumah bersama" bagi beragam ekspresi budaya Islam, baik dari Indonesia maupun negara-negara Islam lainnya.
Rencana Festival Istiqlal III tidak hanya berfokus pada penggalian seni budaya lokal tetapi juga membawa misi global. Ajang ini akan menjadi payung besar bagi keberagaman dan ekspresi budaya Islam, melintasi batas-batas wilayah dan menjadi simbol persatuan Islam di Asia Tenggara.
"Festival ini akan menjadi payung besar bagi keberagaman dan ekspresi budaya Islam yang melintasi batas-batas wilayah, tak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara," tukas Amirullah.
Kembalinya Festival Istiqlal diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya Islam Indonesia di mata dunia. Festival ini bukan hanya sekadar ajang pameran seni, tetapi juga menjadi wadah untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, persatuan, dan keragaman budaya Islam di Indonesia.
Dengan visi yang besar dan semangat yang tinggi, Festival Istiqlal siap untuk kembali menjadi panggung utama bagi seni budaya Islam Indonesia dan menjadi jembatan diplomasi budaya yang menghubungkan Indonesia dengan dunia.