Ziarah kubur, sebuah tradisi mulia dalam Islam, bukan sekadar kunjungan ke tempat peristirahatan terakhir, melainkan sebuah ibadah yang sarat makna dan hikmah. Kegiatan ini menjadi momentum refleksi diri tentang kematian, kehidupan akhirat, dan pengingat akan perjalanan panjang menuju Sang Khalik. Namun, untuk memastikan amalan ini bernilai di sisi Allah SWT, penting bagi umat muslim untuk memahami dan mengamalkan adab ziarah kubur sesuai sunnah Rasulullah SAW. Kekeliruan dalam menjalankan adab ini dapat mengurangi bahkan meniadakan pahala yang seharusnya didapatkan.
Mengutip karya M. Nashiruddin al-Albani dalam "Fiqih Lengkap Mengurus Jenazah," ziarah kubur merupakan amalan yang dianjurkan, bahkan disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Amalan ini mengandung nilai spiritual yang mendalam, mengajarkan kita untuk menghargai kehidupan dan merenungkan perjalanan hidup yang singkat dan penuh ujian. Dengan memahami dan mengamalkan adab ziarah kubur, kita tidak hanya mendoakan saudara-saudara kita yang telah wafat, tetapi juga memperkaya spiritualitas diri dan memperkuat keimanan. Ziarah kubur yang dilakukan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan akan menjadi ladang amal jariyah yang pahalanya terus mengalir hingga kita sendiri menghadap Sang Pencipta.
Berbagai literatur keagamaan, seperti "Buku Pintar 50 Adab Islam" karya Arfiani, merinci adab-adab yang perlu diperhatikan dalam ziarah kubur. Berikut uraian lengkapnya, diharapkan dapat menjadi panduan bagi setiap muslim yang ingin menjalankan amalan mulia ini dengan benar dan mendapatkan keberkahan:
1. Mengucapkan Salam: Menghormati Penghuni Peristirahatan Terakhir
Adab pertama dan terpenting dalam ziarah kubur adalah mengucapkan salam kepada para penghuni kubur, khususnya mereka yang beragama Islam. Salam ini bukan sekadar formalitas, melainkan ungkapan penghormatan dan doa kepada mereka yang telah mendahului kita. Saat mengucapkan salam, peziarah dianjurkan untuk menghadap ke arah makam yang diziarahi sebagai bentuk penghormatan yang lebih tulus. Salam yang dianjurkan adalah:
"أَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ، أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ العَافِيَةَ"
Artinya: "Keselamatan semoga tetap tercurahkan kepada para penghuni kubur dari golongan orang-orang mukmin dan orang-orang muslim, dan sesungguhnya insyaallah kami akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah keselamatan untuk kami dan untuk kalian semua." (HR. Muslim)
Ucapan salam ini mengandung makna yang mendalam, menyatakan persaudaraan dalam Islam dan harapan untuk bertemu kembali di akhirat kelak. Doa untuk keselamatan juga dipanjatkan, sebuah permohonan bagi ketenangan dan kedamaian bagi para penghuni kubur dan juga bagi peziarah sendiri.
2. Melepas Alas Kaki: Menunjukkan Kerendahan Hati dan Penghormatan
Sebagai bentuk penghormatan yang lebih mendalam, dianjurkan untuk melepas alas kaki sebelum memasuki area pemakaman dan melangkah di atas tanah kuburan. Hal ini menunjukkan kerendahan hati dan rasa hormat yang tulus kepada para penghuni makam. Hadits berikut menjelaskan pentingnya adab ini:
(Hadits yang menyebutkan larangan memakai sandal di kuburan, namun perlu dicatat bahwa hadits ini memiliki perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai konteks dan penerapannya. Sebaiknya dirujuk kepada ulama yang berkompeten untuk penjelasan lebih lanjut).
Meskipun hadits di atas memiliki perbedaan pendapat di kalangan ulama, melepas alas kaki tetap dianjurkan sebagai bentuk penghormatan dan menjaga kesucian tempat peristirahatan terakhir.
3. Membaca Surat Pendek: Mengiringi Doa dengan Ayat-ayat Suci
Membaca surat-surat pendek dari Al-Quran, seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, merupakan amalan sunnah yang dianjurkan saat berziarah kubur. Membaca ayat-ayat suci ini diyakini dapat mendatangkan rahmat dan keberkahan bagi peziarah dan juga bagi mayit yang diziarahi. Keikhlasan dalam membaca ayat-ayat suci ini menjadi kunci utama untuk mendapatkan pahala yang berlimpah.
4. Mendoakan Mayit: Memohon Ampunan dan Ketenangan
Salah satu tujuan utama ziarah kubur adalah mendoakan para mayit. Doa yang dipanjatkan hendaknya berisi permohonan ampunan, rahmat, dan ketenangan bagi mereka di alam kubur. Rasulullah SAW sendiri sering mengunjungi makam para sahabatnya untuk mendoakan mereka. Saat berdoa, dianjurkan untuk menghadap kiblat dan diperbolehkan mengangkat tangan. Menangis saat berziarah tidak dilarang, bahkan Rasulullah SAW pun pernah menangis saat mengunjungi makam ibunya. Namun, kesedihan hendaknya tidak berlebihan dan berubah menjadi ratapan yang mengganggu ketenangan ziarah.
5. Menghindari Duduk dan Berjalan di Atas Kuburan: Menjaga Kesucian Makam
Adab selanjutnya adalah menghindari duduk atau berjalan di atas kuburan. Hal ini merupakan bentuk penghormatan dan menjaga kesucian makam. Rasulullah SAW bersabda:
"لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ جَلَسَ عَلَى جَمْرٍ فَأَحْرَقَ ثَوْبَهُ وَأَحْرَقَ بَشَرَهُ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ"
Artinya: "Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur." (HR. Muslim)
Hadits ini menekankan betapa pentingnya menghormati makam dan menghindari perbuatan yang dapat dianggap tidak sopan. Peziarah diperbolehkan berjalan di sisi atau di antara makam, asalkan tidak menginjak atau duduk di atasnya.
6. Menyiram Air: Simbol Kebersihan dan Doa
Menyiram air di atas makam diperbolehkan dalam Islam. Amalan ini bermakna sebagai simbol pembersihan dan doa. Hadits yang menyebutkan praktik ini adalah:
(Hadits yang menyebutkan Rasulullah SAW menyiram air di atas makam Ibrahim, anaknya. Hadits ini juga perlu dirujuk kepada ulama yang berkompeten untuk penjelasan lebih detail).
Meskipun hadits ini memiliki perbedaan pendapat di kalangan ulama, menyiram air di atas makam tetap diperbolehkan sebagai bentuk penghormatan dan doa.
Doa Ziarah Kubur: Ungkapan Harapan dan Permohonan
Berikut beberapa contoh doa ziarah kubur yang dapat dipanjatkan, dikutip dari "Buku Pintar Doa untuk Anak" karya Abu Ezza:
(Doa versi pendek dan panjang dalam bahasa Arab dan terjemahannya telah disertakan dalam teks asli. Silakan sertakan kembali di sini jika diperlukan.)
Doa-doa ini merupakan ungkapan harapan dan permohonan bagi keselamatan dan ketenangan para mayit di alam kubur. Memilih doa yang panjang atau pendek disesuaikan dengan kondisi dan waktu yang tersedia. Yang terpenting adalah keikhlasan dan kesungguhan hati dalam berdoa.
Kesimpulan:
Ziarah kubur merupakan amalan sunnah yang memiliki nilai spiritual yang tinggi. Dengan memahami dan mengamalkan adab-adab yang telah dijelaskan di atas, ziarah kubur akan menjadi ibadah yang bernilai dan membawa keberkahan bagi peziarah dan juga bagi mereka yang telah wafat. Semoga uraian ini dapat menjadi panduan bagi setiap muslim dalam menjalankan amalan mulia ini dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Ingatlah bahwa setiap amalan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT, maka marilah kita senantiasa berusaha untuk menjalankan segala sesuatu sesuai dengan tuntunan agama. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah dan amalan kita.