Makan dan minum, dua aktivitas fundamental manusia, tak sekadar memenuhi kebutuhan biologis. Dalam ajaran Islam, khususnya melalui sunnah Rasulullah SAW, kedua aktivitas ini sarat makna spiritual dan etika, berpotensi menjadi ibadah jika dijalankan dengan niat yang tulus dan adab yang terjaga. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mu’minun ayat 51: "Yā ayyuhar-rusulu kulū minaṭ-ṭayyibāti wa’malū ṣāliḥan, innī bimā ta’malūna ‘alīmūn." Artinya: "Wahai para rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan beramal shalehlah. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Ayat ini menjadi landasan penting dalam memahami betapa pentingnya menjaga etika dalam mengonsumsi makanan dan minuman sebagai bagian dari kehidupan yang diridhoi Allah SWT.
Praktik makan dan minum yang diajarkan Rasulullah SAW bukan sekadar tata krama meja makan, melainkan refleksi dari nilai-nilai luhur Islam, meliputi aspek kesehatan, kebersihan, dan etika sosial. Berikut uraian detail mengenai 14 adab makan dan minum sesuai sunnah Rasulullah SAW, yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih keberkahan:
1. Mensucikan Diri Sebelum Makan: Wudhu sebagai Simbol Kebersihan dan Kesucian
Sebelum menikmati hidangan, Rasulullah SAW menganjurkan untuk berwudhu, khususnya mencuci tangan. Ini bukan sekadar menjaga kebersihan fisik, melainkan juga membersihkan diri secara spiritual. Hadis riwayat Abu Daud dan At-Tirmidzi menyebutkan: "Wudhu (mencuci tangan) sebelum makan dapat menghilangkan kefakiran, dan wudhu setelah makan dapat menghapus dosa-dosa kecil." (HR. Abu Daud, As-Sunan: 3761; At-Tirmidzi, As-Sunan: 1846).
Hadis ini menekankan pentingnya kebersihan sebagai bagian integral dari ibadah. Mencuci tangan sebelum makan mencegah kontaminasi kuman dan penyakit, sementara mencuci tangan setelah makan merupakan bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap nikmat rezeki yang telah Allah berikan. Lebih jauh lagi, tindakan ini memiliki dimensi spiritual, mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon keberkahan dalam rezeki serta pengampunan dosa-dosa kecil.
2. Membaca Basmalah: Memulai dengan Nama Allah SWT
Sebelum menyantap makanan atau minuman, dianjurkan untuk membaca basmalah, "Bismillahirrahmanirrahim," sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah SWT dan memohon keberkahan-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim tentang anjuran membaca basmalah sebelum makan, yang isinya kurang lebih) Wahai Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah "Bismillah"), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022). Dengan membaca basmalah, kita menjadikan setiap suapan sebagai bagian dari ibadah dan memohon perlindungan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Mengakhiri dengan Hamdalah: Ungkapan Syukur atas Nikmat Allah SWT
Setelah selesai makan, mengucapkan hamdalah, "Alhamdulillah," merupakan bentuk syukur atas nikmat yang telah diterima. Ungkapan ini merupakan refleksi dari rasa terima kasih dan pengakuan atas karunia Allah SWT yang tak terhingga. Dengan hamdalah, kita menutup aktivitas makan dengan rasa syukur dan ketenangan.
4. Berkumur Setelah Makan: Menjaga Kesehatan dan Kebersihan Mulut
Berkumur setelah makan merupakan tindakan penting untuk menjaga kebersihan mulut dan mencegah sisa makanan yang dapat menyebabkan bau mulut atau masalah kesehatan gigi dan gusi. Tindakan ini menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan diri dan kesehatan, yang merupakan bagian dari ajaran Islam.
5. Menggunakan Tangan Kanan: Adab yang Mencerminkan Kesopanan dan Kebersihan
Rasulullah SAW mengajarkan untuk makan dan minum menggunakan tangan kanan. Hadis riwayat Muslim dari Abdullah bin Umar menyebutkan: "Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan minum dengan tangan kanannya. Sesungguhnya, setan makan dan minum dengan tangan kirinya." (HR Muslim). Penggunaan tangan kanan mencerminkan kesopanan, kebersihan, dan penghormatan terhadap makanan.
6. Makan dengan Tiga Jari: Kesederhanaan dan Pencegahan Sifat Rakus
Rasulullah SAW biasa makan menggunakan tiga jari (ibu jari, telunjuk, dan tengah). Meskipun makan dengan lebih banyak jari dibolehkan, khususnya untuk makanan berkuah, penggunaan tiga jari mencerminkan kesederhanaan dan menghindari sifat rakus. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin menjelaskan makna filosofis di baliknya: satu jari mencegah sifat marah, dua jari menghindarkan kesombongan, tiga jari mencegah sifat lupa, sementara empat atau lima jari dapat menghindarkan sifat rakus. Makan dengan tiga jari juga membantu mengatur porsi makan dan mendukung pencernaan yang sehat.
7. Mengambil Makanan yang Terdekat: Menunjukkan Kesederhanaan dan Rasa Syukur
Rasulullah SAW mengajarkan untuk mengambil makanan dari pinggir wadah, bukan dari tengah. Hal ini mencerminkan kesederhanaan dan rasa syukur, serta menghindari sikap serakah. Hadis riwayat Abu Dawud dari Abdullah bin Busr Radhiyallahu Anhu menjelaskan hal ini dalam konteks tempat makan besar yang dimiliki Rasulullah SAW.
8. Menghindari Makan Sambil Berbaring: Menjaga Kesehatan Pencernaan
Makan sambil berbaring dapat mengganggu pencernaan dan tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sendiri menghindari kebiasaan ini, menunjukkan pentingnya menjaga kesehatan dan kesopanan dalam makan.
9. Tidak Mencaci Makanan: Menunjukkan Rasa Syukur dan Menghindari Sikap Ingkar Nikmat
Jika makanan yang disajikan tidak sesuai selera, kita dianjurkan untuk tidak mencacinya atau mengeluh. Sebaliknya, kita harus bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT. Sikap ini mencerminkan ketawaduan dan rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan.
10. Tidak Membiarkan Makanan yang Jatuh: Menghormati Rezeki dan Menjauhi Pemborosan
Rasulullah SAW mengajarkan untuk mengambil makanan yang jatuh dan membersihkannya dari kotoran sebelum memakannya kembali. Hal ini menunjukkan penghormatan terhadap rezeki dan menghindari pemborosan.
11. Tidak Berlebih-lebihan dalam Makan: Menjaga Kesehatan dan Menghindari Sifat Rakus
Rasulullah SAW menganjurkan untuk makan secukupnya dan menghindari kekenyangan berlebihan. Makan berlebihan dapat mengganggu kesehatan dan mencerminkan sifat rakus. Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 31 tentang larangan berlebih-lebihan.
12. Minum dengan Tiga Tegukan dan Membaca Basmalah: Kesederhanaan dan Kesyukuran
Minum dengan tiga tegukan, disertai membaca basmalah dan hamdalah, merupakan adab yang dianjurkan. Hal ini mencerminkan kesederhanaan dan rasa syukur atas nikmat minuman.
13. Tidak Bernafas dalam Bejana: Menjaga Kesucian Minuman
Tidak bernafas dalam bejana minuman merupakan adab yang penting untuk menjaga kesucian minuman dan menghindari kontaminasi.
14. Tidak Makan dan Minum Sambil Berdiri: Menunjukkan Kesopanan dan Kesungguhan
Makan dan minum sambil berdiri tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Hal ini menunjukkan pentingnya kesopanan dan kesungguhan dalam menikmati makanan dan minuman.
Kesimpulannya, adab makan dan minum dalam perspektif sunnah Rasulullah SAW merupakan panduan komprehensif yang mencakup aspek fisik, spiritual, dan sosial. Dengan menerapkan adab-adab tersebut, kita tidak hanya menjaga kesehatan dan kebersihan, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setiap suapan yang kita santap pun menjadi bermakna, diiringi rasa syukur dan kesadaran akan karunia Allah SWT yang tak terhingga. Semoga uraian ini dapat menjadi panduan bagi kita semua dalam menjalani kehidupan yang lebih berkah dan bermakna.