Ayat Kursi, ayat ke-255 Surah Al-Baqarah, merupakan salah satu ayat Al-Qur’an yang memiliki keutamaan luar biasa. Ayat ini kerap dibaca umat Muslim sebagai permohonan perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT. Namun, beredar pula informasi mengenai waktu-waktu tertentu yang tidak dianjurkan untuk membaca ayat mulia ini. Artikel ini akan mengulas secara rinci waktu-waktu tersebut, berserta landasan hadis dan pendapat ulama, serta waktu-waktu yang dianjurkan untuk membaca Ayat Kursi guna memperoleh manfaat optimal.
Teks Ayat Kursi dan Artinya:
Sebelum membahas waktu-waktu yang tidak dianjurkan, mari kita simak terlebih dahulu teks Ayat Kursi dalam tulisan Arab dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia:
(Teks Arab – dihilangkan karena keterbatasan kemampuan AI untuk menampilkan teks Arab dengan format yang tepat dan konsisten. Silakan merujuk pada Al-Qur’an Anda.)
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang Maha Bertahan. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi, dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."
Empat Waktu yang Tidak Dianjurkan Membaca Ayat Kursi:
Berdasarkan berbagai sumber hadis dan kitab-kitab fikih, terdapat beberapa waktu yang tidak dianjurkan untuk membaca Ayat Kursi, bukan berarti haram, namun lebih kepada pertimbangan adab dan kesempurnaan ibadah. Perlu diingat, pendapat ulama mengenai hal ini mungkin beragam, dan penting untuk selalu merujuk pada pemahaman agama yang komprehensif.
1. Saat Rukuk dan Sujud dalam Salat:
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin (dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Purwanto) menyebutkan bahwa membaca Al-Qur’an, termasuk Ayat Kursi, tidak dianjurkan saat rukuk dan sujud. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Muslim:
"Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Qur’an ketika rukuk dan sujud. Adapun saat rukuk, hendaknya kalian mengagungkan Tuhan Azza wa Jalla, adapun ketika sujud, hendaknya kalian bersungguh-sungguh untuk berdoa, karena saat itu doa kalian dijamin terkabul." (HR. Muslim)
Hadis ini menekankan pentingnya khusyuk dan fokus pada dzikir dan doa selama rukuk dan sujud. Membaca Al-Qur’an, meski ayat yang mulia seperti Ayat Kursi, dapat mengalihkan konsentrasi dari inti ibadah salat pada waktu-waktu tersebut.
2. Saat dalam Keadaan Junub (Hadas Besar):
Keadaan junub atau hadas besar mengharuskan seseorang untuk segera mandi besar (ghusl) sebelum melakukan ibadah salat dan aktivitas keagamaan lainnya, termasuk membaca Al-Qur’an. Hadis dari Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah menegaskan hal ini:
"Wanita haid dan orang yang junub tidak boleh membaca Al-Qur’an (walaupun satu ayat)." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Larangan ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan kekhusyukan dalam berinteraksi dengan kalam Allah SWT. Membaca Al-Qur’an dalam keadaan junub dianggap kurang menghormati kesucian kitab suci.
3. Di Dalam Toilet:
Membaca Al-Qur’an di dalam toilet termasuk perbuatan yang tidak dibenarkan. Toilet dianggap sebagai tempat yang najis (kotor), dan membaca Al-Qur’an di tempat tersebut merupakan bentuk kurangnya penghormatan terhadap kitab suci. Hal ini berkaitan dengan adab membaca Al-Qur’an yang menekankan kesucian tempat dan kondisi pembaca. Oleh karena itu, membaca Ayat Kursi di toilet juga termasuk yang tidak dianjurkan.
4. Saat Mengantuk:
Imam Nawawi dalam kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an menjelaskan bahwa membaca Al-Qur’an, termasuk Ayat Kursi, dalam keadaan mengantuk termasuk makruh (tidak disukai). Hal ini karena dikhawatirkan akan terjadi kesalahan bacaan yang dapat mengurangi keutamaan dan bahkan berpotensi mengubah makna ayat. Hadis dari Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah mendukung hal ini:
"Apabila salah satu dari kalian bangun malam. Sehingga bacaan Al-Qur’an-nya menjadi kacau. Sampai dia tidak sadar apa yang dia baca. Hendaknya dia tidur." (HR. Ibnu Majah)
Prioritas utama adalah menjaga ketepatan dan kekhusyukan dalam membaca Al-Qur’an. Jika dalam keadaan mengantuk, lebih baik menunda membaca Ayat Kursi hingga kondisi lebih memungkinkan.
Waktu yang Dianjurkan Membaca Ayat Kursi:
Sebaliknya, terdapat waktu-waktu yang dianjurkan untuk membaca Ayat Kursi guna mendapatkan keberkahan dan perlindungan Allah SWT.
1. Sebelum Tidur:
Membaca Ayat Kursi sebelum tidur merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah RA:
Suatu ketika, setan pernah mendatangi Abu Hurairah RA dan berkata padanya, "Jika engkau mendatangi pembaringanmu, maka bacalah ayat kursi sampai selesai. Dengan demikian, sesungguhnya engkau berada dalam lindungan Allah SWT, sehingga tidak ada setan yang akan mendekatimu hingga engkau mendapati pagi hari." Kemudian, Abu Hurairah mengabarkan hal tersebut kepada Rasulullah SAW, lalu beliau berkata: "Dia telah berkata benar kepadamu, meskipun ia seorang pendusta." (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan keutamaan membaca Ayat Kursi sebelum tidur sebagai benteng perlindungan dari gangguan setan dan kejahatan sepanjang malam.
2. Setelah Salat Fardhu:
Membaca Ayat Kursi setelah salat fardhu juga dianjurkan. Hadis dari Abu Umamah RA yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Thabrani, dan Ibnu Hibban menyebutkan:
"Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat fardlu maka tiada yang menghalanginya masuk surga kecuali maut." (HR. An-Nasa’i, Thabrani dan Ibnu Hibban)
Hadis ini menekankan keutamaan membaca Ayat Kursi sebagai bagian dari ibadah pasca salat, dan menunjukkan pahala yang besar bagi yang mengamalkannya.
Kesimpulan:
Membaca Ayat Kursi merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, namun perlu memperhatikan adab dan waktu yang tepat untuk membacanya. Empat waktu yang tidak dianjurkan tersebut bukan larangan mutlak, namun lebih kepada pertimbangan untuk menjaga kesucian, kekhusyukan, dan ketepatan dalam beribadah. Dengan memahami hal ini, umat Muslim dapat memaksimalkan manfaat dan keberkahan dari membaca Ayat Kursi. Selalu merujuk pada pemahaman agama yang komprehensif dan mencari ilmu dari sumber-sumber yang terpercaya sangatlah penting dalam mengamalkan ajaran Islam.