ERAMADANI.COM, JAKARTA – Selain fokus tangani virus corona, anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah tidak melupakan penanganan demam berdarah dengue (DBD) yang juga merajalela di Indonesia.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Saleh mengatakan kasus DBD di Indonesia patut menjadi perhatian pemerintah juga, kerena ini juga berbahaya.
Terlebih lagi 33 orang di Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia karena penyakit itu. Secara nasional, sejak Januari lalu sudah 100 orang meninggal karena DBD.
“Kalau dihitung jumlah orang yang sakit ditimbulkan oleh DBD ini kan lebih besar (dari corona). Karena itu, pemerintah tidak boleh memalingkan wajahnya dari persoalan itu. Jadi pemerintah harus bersungguh-sungguh mengatasi itu,” ujar Saleh saat dihubungi wartawan, Selasa (10/03/2020).
Kementerian Kesehatan mencatat ada 94 orang meninggal akibat penyakit DBD sepanjang 2020 ini. Jumlah itu tercatat sampai Kamis, 5 Maret 2020 pekan lalu.
Jumlah kematian terbanyak berada di Nusa Tenggara Timur, yaitu sebanyak 29 orang. Jumlah kasus di sana pun tertinggi mencapai 1.300 kasus. Menyusul di Jawa Barat 15 orang dan Jawa Timur 11 orang.
Tiga daerah itu masuk dalam zona merah DBD, angka itu melonjak saat ini menjadi 16.099 orang terjangkit dan 100 orang meninggal dunia.
Di zona kuning, kasus kematian DBD tercatat di Lampung sebanyak tujuh kasus, di Jawa Tengah empat kasus, di Bengkulu tiga kasus dan di Sulawesi Tenggara tiga kasus.
Tangani DBD dengan Cara Cara Luar Biasa

Saleh menilai kasus DBD, khususnya di NTT, sudah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). Sehingga pemerintah harus menempuh cara-cara yang luar biasa pula menanganinya.
Ia menyarankan pemerintah harus membentuk gugus tugas khusus DBD. Gugus tugas ini,, terdiri dari beberapa lembaga tingkat pusat seperti BNPB, Kemenkes, dan Kemensos. Gugus itu juga akan bekerja sama dengan pemerintah daerah.
“Tentu koordinasi pemerintah pusat-daerah harus segera dilakukan termasuk kementerian dan lembaga terkait,” tuturnya.
Ia mengatakan tugas pemerintah saat ini melakukan pencegahan agar kasus DBD tak bertambah. Ia menekankan pada edukasi masyarakat terkait lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
“Kalau perlu galakkan gotong-royong membersihkan lingkungan itu harus karena masyarakat harus terlibat membersihkan lingkungan,” ujarnya.
Selain daerah Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, dan Jawa Timur, daerah lain juga terlibat seperti Lampung, Jawa tengah, Bengkulu dan Sulawesi Tenggara.
Diikuti Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah ditetapkan menjadi zona kuning. (MYR)