Sholat Dhuha, sholat sunnah yang dianjurkan di waktu pagi, tak hanya sekadar ibadah tambahan, namun juga memiliki keutamaan yang luar biasa dalam perspektif agama Islam. Amalan ini diyakini sebagai salah satu pintu untuk membuka rezeki dan mendapatkan ampunan Allah SWT. Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi menguatkan keyakinan tersebut: "Barangsiapa yang senantiasa melaksanakan sholat Dhuha, niscaya Allah akan mengampuni dosanya, meskipun dosanya sebanyak buih di lautan." Pernyataan ini menegaskan betapa besarnya pahala dan ampunan yang menanti bagi mereka yang istiqomah menjalankan sholat Dhuha.
Waktu pelaksanaan sholat Dhuha sendiri terbentang dari terbitnya matahari hingga menjelang waktu Dzuhur. Secara umum, waktu yang ideal untuk melaksanakan sholat ini adalah sekitar pukul 07.00 pagi, setelah matahari cukup tinggi namun belum mencapai puncaknya. Jumlah rakaat yang dianjurkan adalah dua rakaat, namun mengerjakan empat rakaat lebih utama dan lebih dianjurkan. Hal ini bersumber dari hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad: "Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at sholat di awal siang. Maka itu akan membuatmu cukup di akhir siang." Hadits ini menekankan pentingnya sholat Dhuha empat rakaat sebagai bekal menghadapi aktivitas dan tantangan di sisa hari.
Namun, keutamaan sholat Dhuha tidak berhenti pada pelaksanaan sholatnya saja. Doa yang dipanjatkan setelah sholat Dhuha memiliki peran penting dalam memperkuat ikhtiar dan memohon keberkahan dari Allah SWT, khususnya dalam hal rezeki. Berbagai literatur keagamaan mencantumkan beberapa bacaan doa setelah sholat Dhuha, dengan keistimewaan dan keutamaan masing-masing.
Berikut ini dua versi doa setelah sholat Dhuha yang lazim diamalkan, beserta transliterasi latin dan artinya, yang dirujuk dari beberapa buku referensi keagamaan:
Doa Setelah Sholat Dhuha Versi Pertama (Rujukan: Buku "Bertambah Kaya & Berkah dengan Shalat Dhuha" oleh Ustaz Khalillurahman El-Mahfani)
Teks Arab yang terdapat dalam sumber referensi tersebut, sayangnya, tidak dapat direproduksi secara akurat di sini karena keterbatasan format penulisan. Teks Arab tersebut terdiri dari rangkaian kalimat yang panjang dan kompleks, memerlukan representasi visual yang tepat untuk menghindari kesalahan interpretasi. Namun, esensi dari doa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Doa ini memuat pujian dan pengagungan kepada Allah SWT, mengakui kebesaran dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Doa ini juga merupakan permohonan rezeki yang komprehensif. Pemohon memohon kepada Allah SWT agar rezekinya, di manapun keberadaannya (di langit atau di bumi), dipermudah, disucikan jika haram, dan didekatkan jika jauh. Semua permohonan ini diiringi dengan keyakinan dan harapan atas berkah waktu Dhuha, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan Allah SWT. Doa ini diakhiri dengan permohonan agar Allah SWT melimpahkan rezeki seperti yang telah diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Ini menunjukkan harapan untuk mendapatkan rezeki yang halal, berkah, dan melimpah.
Artinya (Terjemahan Bebas):
"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, turunkanlah; jika berada di bumi, keluarkanlah; jika sulit, mudahkanlah; jika haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah. Dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, berilah aku apa yang telah Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh."
Doa Setelah Sholat Dhuha Versi Kedua (Rujukan: Buku "Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki" oleh Ustaz Arif Rahman)
Sama seperti versi pertama, teks Arab dari doa ini juga tidak dapat direproduksi secara akurat di sini karena keterbatasan teknis. Namun, inti dari doa ini berbeda dengan versi pertama. Doa ini merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, yang menceritakan tentang kebiasaan Rasulullah SAW dalam melaksanakan sholat Dhuha dan membaca doa tertentu.
Artinya (Berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari):
Aisyah berkata, "Rasulullah SAW melaksanakan sholat Dhuha, kemudian beliau mengucapkan: ‘Allahummaghfirli wa tub ‘alayya innaka antat tawwabur rohim’ (Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang)," sebanyak 100 kali.
Perbedaan mendasar antara kedua versi doa ini terletak pada pendekatannya. Versi pertama merupakan doa permohonan rezeki yang komprehensif, sementara versi kedua menekankan pada permohonan ampunan dan taubat. Meskipun berbeda, kedua doa ini sama-sama memiliki nilai spiritual yang tinggi dan dapat diamalkan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan masing-masing individu.
Keistimewaan Mengamalkan Doa Setelah Sholat Dhuha
Mengamalkan doa setelah sholat Dhuha, selain sebagai bentuk ibadah tambahan, juga diyakini memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:
-
Pembuka Pintu Rezeki: Doa-doa tersebut diyakini sebagai wasilah untuk memperlancar dan melimpahkan rezeki. Namun, perlu diingat bahwa rezeki merupakan ketentuan Allah SWT, dan doa hanyalah sebagai usaha dan ikhtiar untuk mendapatkannya. Usaha dan kerja keras tetap menjadi kunci utama dalam meraih kesuksesan duniawi.
-
Pengampunan Dosa: Sholat Dhuha sendiri telah dijanjikan ampunan dosa oleh Rasulullah SAW. Doa setelah sholat Dhuha semakin memperkuat permohonan ampunan dan taubat kepada Allah SWT. Hal ini penting untuk membersihkan jiwa dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan yang lebih baik.
-
Ketenangan Jiwa: Melaksanakan sholat dan berdoa merupakan cara efektif untuk menenangkan jiwa dan hati. Dalam rutinitas kehidupan yang penuh tekanan, sholat Dhuha dan doanya dapat menjadi oase ketenangan dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
-
Peningkatan Spiritual: Konsistensi dalam menjalankan sholat Dhuha dan berdoa setelahnya akan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Hal ini akan berdampak positif pada seluruh aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.
(Rujukan: Buku "Ampuhnya Fadhilah Dzikir & Doa setelah Shalat Fardhu & Sunnah" oleh H.M. Amrin Ra’uf)
Kesimpulan:
Sholat Dhuha dan doa setelahnya merupakan amalan sunnah yang memiliki keutamaan yang sangat besar. Amalan ini tidak hanya sebagai ibadah tambahan, tetapi juga sebagai sarana untuk memohon rezeki, ampunan, dan ketenangan jiwa. Namun, penting untuk diingat bahwa semua ini merupakan bagian dari ikhtiar dan usaha manusia, sedangkan hasil akhirnya tetap berada di tangan Allah SWT. Keberhasilan dan keberkahan hidup bukan hanya ditentukan oleh amalan keagamaan saja, tetapi juga diiringi dengan usaha, kerja keras, dan kejujuran dalam menjalani kehidupan. Konsistensi dalam menjalankan sholat Dhuha dan berdoa dengan penuh keikhlasan dan harapan akan menjadi kunci untuk meraih ridho dan keberkahan dari Allah SWT.