Duduk di antara dua sujud merupakan salah satu rukun salat yang memiliki signifikansi penting dalam ibadah umat Islam. Momen singkat ini, yang memisahkan dua sujud, ternyata menyimpan kekayaan spiritual berupa doa-doa yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Pemahaman yang mendalam tentang doa dan tata cara duduk di antara dua sujud, sesuai dengan sunnah Nabi, akan semakin memperkaya dan menyempurnakan pelaksanaan salat kita.
Doa di Antara Dua Sujud: Pilihan yang Dianjurkan
Berdasarkan literatur hadis dan kitab-kitab fikih, terdapat beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca saat duduk di antara dua sujud. Dua doa yang paling sering disebut dan diriwayatkan oleh para ulama, berdasarkan hadis-hadis shahih, adalah sebagai berikut:
Doa Pertama:
Doa ini diriwayatkan oleh Hudzaifah RA dan tercantum dalam berbagai kitab sunan terkemuka, seperti Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasai, Sunan Baihaqi, dan lainnya. Doa ini singkat, namun sarat makna dan penuh kerendahan hati di hadapan Allah SWT:
Arab: رَبِّ اغْفِرْ لِي، رَبِّ اغْفِرْ لِي
Latin: Rabbighfirli, Rabbighfirli
Artinya: "Ya Rabbku, ampunilah aku, ya Rabbku, ampunilah aku."
Kesederhanaan doa ini mencerminkan inti ibadah salat, yaitu memohon ampunan dan rahmat dari Allah SWT. Pengulangan "Rabbighfirli" menunjukkan kesungguhan dan kerendahan hati hamba dalam memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan.
Doa Kedua:
Doa kedua ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA dan tercatat dalam Sunan Baihaqi. Doa ini lebih panjang dan mencakup permohonan yang lebih komprehensif, meliputi berbagai aspek kehidupan seorang muslim:
Arab: رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي
Latin: Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku dari segala kekurangan, angkatlah derajatku, berikanlah aku rezeki dan petunjuk, dan berilah keselamatan kepadaku."
Doa ini mencakup permohonan ampun, rahmat, pemenuhan kebutuhan, peningkatan derajat, rezeki yang halal dan berkah, petunjuk jalan yang lurus, dan kesehatan lahir batin. Keluasan permohonan ini menunjukkan kesadaran seorang muslim akan ketergantungan penuhnya kepada Allah SWT dalam segala hal.
Pilihan antara doa pertama dan kedua, atau bahkan membaca keduanya secara bergantian, diperbolehkan. Yang terpenting adalah kesungguhan hati dan niat yang ikhlas dalam berdoa kepada Allah SWT.
Tata Cara Duduk di Antara Dua Sujud: Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
Selain doa, tata cara duduk di antara dua sujud juga dianjurkan untuk dilakukan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Hal ini bukan hanya sekadar gerakan fisik, tetapi juga merupakan bagian dari kesempurnaan ibadah salat. Salah satu cara duduk yang dianjurkan adalah duduk iftirasy.
Duduk iftirasy dijelaskan dalam buku Panduan Shalat Rasulullah karya Imam Abu Wafa. Cara duduk ini dilakukan dengan:
- Membentangkan kaki kiri di lantai dan mendudukinya.
- Menegakkan kaki kanan dengan jari-jari kaki menghadap kiblat.
Hadis dari Abu Hamid as-Saidi menjelaskan cara duduk ini: "Apabila beliau duduk pada dua rakaat beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya." (HR. Bukhari no. 828)
Posisi duduk ini memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:
- Lebih nyaman dan tenang: Posisi ini memungkinkan tubuh untuk rileks dan fokus pada doa.
- Menunjukkan kesungguhan: Posisi duduk yang tegak dan tertib menunjukkan keseriusan dan khusyuk dalam beribadah.
- Mengikuti sunnah Nabi: Melaksanakan salat sesuai sunnah Nabi SAW merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kepada beliau.
Posisi Duduk yang Dilarang:
Sebaliknya, ada beberapa posisi duduk yang dilarang saat duduk di antara dua sujud, salah satunya adalah duduk seperti anjing. Duduk seperti anjing adalah duduk di atas pantat dengan kedua kaki direntangkan. Hadis dari Abu Hurairah RA menjelaskan larangan ini: "Dan kami dilarang mematuk (dalam salat) seperti ayam, duduk iq’a seperti duduknya Anjing dan kami dilarang menoleh seperti Musang." (HR. Ahmad no. 8106, dishahihkan oleh Ahmad Syakir dalam takhrij musnad imam Ahmad 15/240)
Pentingnya Posisi Tubuh yang Benar:
Selain posisi kaki, posisi punggung juga perlu diperhatikan. Punggung harus tegak lurus dan tidak condong. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi SAW: "Dan beliau apabila bangkit dari sujud, beliau tidak sujud lagi hingga duduk dengan tegak lagi lurus." (HR. Abu Dawud no.783, an-Nasai no.1136 dan Ahmad no.25617)
Posisi jari-jari tangan juga dianjurkan menghadap ke arah kiblat, seperti yang dilakukan oleh Umar RA: "Termasuk sunnah salat ialah menegakkan kaki kanan dan mengarahkan jari tangannya ke kiblat dan duduk di atas kaki kiri" (Hadits shahih riwayat an-Nasai no. 1158)
Jangka Waktu Duduk:
Meskipun singkat, boleh juga memperpanjang duduk di antara dua sujud. Rasulullah SAW sendiri pernah melakukannya, seperti yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA: "Beliau apabila bangkit dari ruku’ beliau berdiri lama hingga ada yang mengatakan: Beliau lupa, dan di antara dua sujud beliau duduk lama sekali hingga ada yang mengatakan Beliau lupa" (HR. Bukhari no. 821 dan Muslim no. 472)
Kesimpulannya, duduk di antara dua sujud bukanlah momen yang sepele. Doa dan tata cara duduk yang sesuai sunnah Nabi SAW menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan kita dalam beribadah. Dengan memahami dan mengamalkan hal ini, kita dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih kesempurnaan dalam pelaksanaan salat. Semoga uraian ini dapat menjadi panduan bagi kita semua dalam meningkatkan kualitas ibadah kita.