Jakarta – Kehidupan manusia dipenuhi dengan berbagai dinamika, ujian, dan harapan. Dalam pusaran kompleksitas ini, umat Muslim senantiasa mencari kekuatan dan tuntunan ilahi untuk menghadapi segala tantangan dan mencapai keberhasilan. Doa dan dzikir, sebagai bentuk ibadah dan komunikasi langsung dengan Allah SWT, menjadi pilar utama dalam menggapai ridho dan kelancaran hidup, baik di dunia maupun akhirat. Keyakinan akan kekuatan doa terpatri kuat dalam ajaran Islam, sebagaimana diungkapkan dalam sabda Rasulullah SAW: "Tidaklah seorang muslim memanjatkan satu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga perkara: Pertama, doa tersebut dikabulkan segera. Kedua, disimpan untuknya di akhirat. Ketiga, dirinya akan dijauhkan dari keburukan yang senilai dengan permohonan yang dipintanya." (HR Ahmad).
Hadits tersebut menegaskan betapa agungnya nilai doa dalam kehidupan seorang Muslim. Doa bukanlah sekadar ritual formalitas, melainkan senjata ampuh yang dapat diandalkan dalam berbagai situasi. Di kala sukacita, doa menjadi ungkapan syukur yang tak terhingga kepada Sang Pencipta. Sebaliknya, di tengah kesulitan dan duka, doa menjadi perisai yang melindungi jiwa, memohon kekuatan, ketabahan, dan pertolongan dari Allah SWT. Bahkan, dalam mengejar cita-cita dan harapan, doa menjadi jembatan yang menghubungkan manusia dengan kehendak-Nya, memohon agar segala upaya dilimpahi kemudahan dan keberkahan.
Berdasarkan referensi buku "Islam on The Spot Jilid II" karya Rian Hidayat & H. Asiqin Zuhdi, berikut beberapa doa dan dzikir yang dianjurkan untuk diamalkan guna memohon kelancaran dalam segala urusan:
1. Istighfar: Memohon Ampunan sebagai Jalan Menuju Kelancaran
Istighfar, atau memohon ampun kepada Allah SWT, merupakan amalan fundamental dalam Islam. Keutamaan istighfar tak hanya terletak pada penghapusan dosa, tetapi juga sebagai kunci untuk membuka pintu rahmat dan pertolongan Allah. Amalan ini dapat dilakukan dengan bacaan singkat dan mudah, seperti:
- Arab: أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ
- Latin: Astaghfirullahal’adzim.
- Arti: Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung.
Selain bacaan singkat tersebut, terdapat pula istighfar yang lebih panjang dan dikenal sebagai Sayyidul Istighfar, yang memiliki keutamaan yang lebih besar:
- Arab: اللهم أنت ربى، لا إله إلا أنت، خلقتنى وأنا عبدك، وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت، أعوذ بك من شر ما صنعت، أبوء بنعمتك علي، وأبوء بذنبي، فاغفر لي، فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت.
- Latin: Allāhumma anta rabbī, lā ilāha illā anta, khalaqtani wa ana ‘abduka, wa ana ‘alā ‘ahdika wa wa’dika mastata’tu, a’ūdhu bika min syarri mā shana’tu, abū’u bi-ni’matika ‘alayya, wa abū’u bi-ðanabī, faghfir lī, fa innahu lā yaghfiru ð-ðunūba illā anta.
- Arti: Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Maka ampunilah dosaku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.
Keberkahan istighfar terletak pada pengakuan akan kelemahan diri di hadapan Allah SWT dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Dengan memohon ampun, hati menjadi lebih bersih dan tenang, sehingga lebih mudah untuk menerima petunjuk dan pertolongan-Nya.
2. La haula wala quwwata illa billah: Mengakui Kekuasaan Allah SWT
Kalimat "La haula wala quwwata illa billah" (لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ) merupakan ungkapan yang mengandung makna pengakuan akan keterbatasan manusia dan pengagungan atas kekuasaan Allah SWT. Rasulullah SAW menganjurkan pengucapan kalimat ini bagi mereka yang merasa kesulitan dalam berbagai hal, terutama perihal rezeki. Hadits dari At-Thabrani menyebutkan: "Barangsiapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan ‘La haula wala quwwata illa billah’."
- Arab: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
- Latin: Lā haula walā quwwata illā billāh.
- Arti: Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Pengamalan dzikir ini mengajarkan kita untuk selalu berserah diri kepada Allah SWT dan meyakini bahwa segala sesuatu berada di bawah kendali-Nya. Dengan demikian, rasa cemas dan putus asa dapat tergantikan dengan ketenangan dan keyakinan akan pertolongan-Nya.
3. La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin: Mengucapkan Tauhid yang Murni
Kalimat "La ilaha illallahul malikul haqqul mubin" (لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ) merupakan pengakuan akan keesaan Allah SWT sebagai Raja yang Maha Benar dan Nyata. Pengamalan dzikir ini memperkuat keimanan dan ketawakalan kepada Allah SWT.
- Arab: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ
- Latin: Lā ilāha illāllāhul malikul haqqul mubīn.
- Arti: Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Benar dan Nyata.
Pengucapan kalimat ini senantiasa mengingatkan kita akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, sehingga segala urusan terasa lebih ringan dan mudah untuk dihadapi.
4. Surat Al-Ikhlas: Inti Keesaan Allah SWT
Surat Al-Ikhlas (QS Al-Ikhlas: 1-4) merupakan surat yang pendek namun sarat makna, yang menegaskan keesaan Allah SWT dan menepis segala bentuk kesyirikan. Membaca surat ini secara rutin dapat memperkuat keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Arab: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
- Latin: Qul huwa Allāhu aḥad. Allāhu ṣṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakun lahu kufuwan aḥad.
- Arti: Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia."
Keutamaan membaca Surat Al-Ikhlas sangat besar, di antaranya sebagai penghapus dosa dan penjaga dari berbagai macam bahaya.
5. Shalawat Jibril: Mengirimkan Salam dan Rahmat kepada Nabi Muhammad SAW
Shalawat, atau doa yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Shalawat Jibril, baik yang pendek maupun panjang, mengandung doa dan rahmat yang dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang syafaatnya diharapkan dapat mempermudah urusan duniawi dan ukhrawi.
-
Shalawat Jibril Pendek (Arab & Latin): صلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ / Shallallāhu ‘alā Muḥammad. (Arti: Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.)
-
Shalawat Jibril Panjang (Arab & Latin): اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد وسلم تسليما / Allāhumma ṣalli ‘alā sayyidinā Muḥammad wa ‘alā āli sayyidinā Muḥammad wa sallim taslīman. (Arti: Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atas Nabi Muhammad dan keluarganya dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.)
Membaca shalawat merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, yang syafaatnya diharapkan dapat mempermudah segala urusan.
6. Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim: Memuji Kemahabesaran Allah SWT
Dzikir "Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim" (سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيمِ) merupakan ungkapan pujian dan pengagungan atas kemahabesaran Allah SWT.
- Arab: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيمِ
- Latin: Subḥānallāhi wa biḥamdihi, subḥānallāhil ‘aẓīm.
- Arti: Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung.
Dzikir ini melatih hati untuk selalu mengingat dan memuji Allah SWT, sehingga rasa syukur dan ketawakalan senantiasa tertanam dalam jiwa.
7. Ayat 1000 Dinar (QS At-Talaq: 2-3): Janji Rezeki dan Kemudahan dari Allah SWT
Ayat 1000 dinar, yang merupakan penggalan dari Surat At-Talaq ayat 2-3, mengandung janji Allah SWT akan memberikan jalan keluar dan rezeki bagi mereka yang bertakwa dan bertawakal.
- Arab & Latin & Arti: (Tercantum lengkap pada teks sumber)
Ayat ini memberikan keyakinan akan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi kesulitan dan kekurangan. Keberkahan ayat ini sangat besar, terutama bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi.
Keutamaan Memanjatkan Doa: Kekuatan yang Tak Terbatas
Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah seorang di antara kalian memohon seluruh kebutuhannya kepada Tuhannya hingga memohon tali sandalnya jika terputus." (HR At Tirmidzi dan Ibnu Hibban). Hadits ini menekankan pentingnya memohon segala sesuatu kepada Allah SWT, baik yang besar maupun yang kecil. Doa merupakan manifestasi dari kebergantungan kita kepada Allah SWT dan keyakinan akan kuasa-Nya yang tak terbatas.
Selain doa dan dzikir yang telah disebutkan, masih banyak amalan lain yang dapat dilakukan untuk memohon perlindungan dan kemudahan dari Allah SWT. Yang terpenting adalah keikhlasan dan ketekunan dalam berdoa, diiringi dengan usaha dan tawakal yang optimal. Hadits dari Abdullah bin Abbas RA dan Ali RA menegaskan keutamaan istighfar dan dzikir tertentu dalam mendapatkan jalan keluar dari kesulitan dan perlindungan dari bahaya. (Isi hadits tercantum lengkap pada teks sumber).
Kesimpulannya, doa dan dzikir bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan senjata spiritual yang ampuh untuk menghadapi segala tantangan kehidupan. Dengan mengamalkan doa dan dzikir secara rutin dan ikhlas, kita memohon pertolongan dan ridho Allah SWT, sehingga segala urusan kita dilimpahi kemudahan dan keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat. Keberhasilan bukanlah semata-mata hasil usaha manusia, tetapi juga berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT yang dijemput melalui doa dan dzikir yang khusyuk dan tulus.