ERAMADANI.COM, DENPASAR – Jumat (07/02/2020) kemarin, Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al-Jufri berkunjung ke Puri Pemecutan di Denpasar, sambil bincang soal sejarah.
Dikutip dari halaman resmi humas DPW PKS Bali, kunjungan itu bertujuan untuk bersilaturahmi dengan Raja Pemecutan Ida Cokorda Pemecutan XI.
Silaturahmi dengan Cokorda Pemecutan ini bagian dari agenda Silaturahim Kebangsaan dan Kebudayaan yang dilakukan Habib Salim selama dua hari di Bali, 6-7 Februari.
Kedatangan Habib Salim bersama pengurus PKS di Bali disambut dengan hangat oleh Cokorda Pemecutan tersebut.
Menariknya, Cokorda Pemecutan mempersilahkan pemimpin tertinggi di PKS ini untuk duduk di sampingnya pada kursi yang sama dengannya, yang panjangnya kurang lebih satu meter.
Selama kurang lebih satu jam, pembicaraan kedua tokoh yang disaksikan langsung oleh pengurus PKS dan awak media.
Pertemuan itu berlangsung dalam suasana cair. Keduanya memperlihatkan keakraban, walaupun pertemuan itu pertama kali mereka lakukan.
Bicara Soal Sejarah
Kedua tokoh ini banyak berbicara tentang sejarah dan toleransi beragama dan hubungan Hindu dan Islam di Bali.
Keduanya juga berbicara tentang dinamika politik di Tanah Air. Topik yang kedua ini tampaknya tak bisa dilepaskan dari latar belakang mereka yang sesama politisi.
Cokorda Pemecutan adalah tokoh senior partai Golkar, dan pernah duduk di kursi DPR RI. Soal politik, ada satu kesepahaman pemikiran di antara kedua tokoh ini.
Bahwa sebuah partai politik harus bisa memiliki kursi di lembaga legislatif. Sebuah kerugian besar bagi partai politik jika kadernya tak ada yang menjadi anggota Dewan.
Perkenalkan Puri Kepada Habib
Sebelum meninggalkan Puri, Cokorda Pemecutan mengajak Habib Salim dan rombongannya berkeliling melihat kondisi Puri.
Cokorda Pemecutan bahkan mengajak Habib Salim memasuki areal Pura yang berada di dalam kawasan Puri Pemecutan tersebut.
Habib Salim terlihat tak canggung memasuki areal Pura tersebut. Di sana mereka menyempatkan diri berfoto bersama.
Dikonfirmasi usai pertemuan tersebut, Habib Salim menyebutkan alasanya datang menemui Cokorda Pemecutan.
Menurutnya, Ida Cokorda Pemecutan sebagai sosok yang memiliki rekam jejaknya baik dalam menyatukan berbagai kelompok yang beragam di Bali. Sosoknya juga selalu ada untuk mengayomi umat Islam di Bali.
“Datang ke sini terutama untuk silaturahim dengan Ida Cokorda Pemecutan, Raja Pemecutan XI. Track recordnya cukup bijak dan bagus dalam interaksi sosial kepada masyarakat,” ujar Habib
“Tokoh yang menyatukan beberapa kelompok di Bali, dan memberikan situasi yang kondusif ketika ada isu-isu yang kurang sehat kepada umat Islam,” tambahnya.
“Dan Cokorda ini kan cukup welcome sekali, ada rasa hangat, kekeluargaan dengan beliau. Ini yang membuat kita senang sekali,” tambah dia.
Selanjutnya ia berharap agar PKS bisa berkembang di Bali, dan harus bisa memiliki wakilnya di lembaga legislatif.
Karena itu, kader PKS harus sering turun ke masyarakat agar mendapat simpati masyarakat. Ia sependapat dengan Cokorda Pemecutan bahwa setiap partai harus memiliki kursi legislatif.
“Yang saya inginkan partai itu hadir untuk mendapatkan suara, mendapatkan kursi. Jadi tidak ada alasan tidak ada kursi, itu tidak bisa diterima,” tuturnya.
“Logistik itu penting, tapi yang namanya mendekati masyarakat, tokoh jelaskan kepada masyarakat program,” tegas Habib Salim.
Semangat dari Habib Salim
Habib Salim menambahkan bahwa setiap Dapil, setiap kabupaten harus mendapatkan kursi, tidak ada cerita gagal.
“Kalau kita turun dan selalu turun, saya yakin ke depan PKS akan mendapat simpati dari masyarakat,” kata dia.
Dr.Ida Cokorda Pemecutan XI.SH , mengaku mendapat kehormatan dikunjungi Al-Jufri. Apalagi yang dibicarakan tidak hanya soal politik tapi juga terkait keagamaan.
“Saya bangga, beliau berkunjung, suatu kehormatan buat saya. Di samping (bahas) politik, yang terpenting masalah agamais, masalah Ketuhanan masuk di hati saya,” tutur Cokorda.
“Jadi ini bagus sekali supaya betul-betul, sejarah kita Muslim sama Hindu di Bali terbukti memang. Jadi sejak kelahiran, sejarah darah kami dengan Muslim ndak bisa dipisahkan,”tambanya. (HAD)