Surat Al-Baqarah, surat kedua dalam Al-Qur’an, menyimpan khazanah hikmah dan petunjuk bagi umat manusia. Di antara ayat-ayatnya yang sarat makna adalah ayat ke-83, yang memuat delapan perintah Allah SWT yang ditujukan, secara khusus, kepada Bani Israil, namun implikasinya universal dan berlaku bagi seluruh umat manusia sepanjang zaman. Ayat ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan seruan abadi untuk merenungkan komitmen dan ketaatan kita kepada Sang Pencipta serta tanggung jawab kita terhadap sesama.
Teks Ayat dan Terjemahannya:
Berikut teks Arab, transliterasi Latin, dan terjemahan Surat Al-Baqarah ayat 83:
(Arab): وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ
(Latin): Wa’iz akhadhnā mīthāqa banī isrā’īla lā ta’budūna illāllāha wa bil-wālidaini iḥsānā wa żī al-qurbā wal-yatāmā wal-masākīna wa qūlū lin-nāsi ḥusnā wa aqīmū aṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāh, ṡumma tawallaitum illā qalīlan minkum wa antum mu’riḍūn.
(Terjemahan): "Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil: "Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat." Kemudian kamu berpaling, kecuali sebahagian kecil dari kamu, dan kamu (masih) tetap mengingkari."
Analisis Perintah Allah SWT:
Ayat ini dengan tegas menjabarkan delapan perintah utama yang membentuk pondasi keimanan dan kemanusiaan yang ideal:
-
Tauhid (لا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ): Perintah ini merupakan inti dari ajaran Islam, yaitu hanya menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Ini merupakan dasar dari seluruh ibadah dan amal perbuatan. Keesaan Allah SWT menjadi landasan bagi seluruh kehidupan manusia, baik dalam aspek personal maupun sosial. Menolak tauhid berarti menolak seluruh ajaran Islam dan mengarah pada kesesatan.
-
Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua (وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا): Ketaatan dan penghormatan kepada orang tua merupakan kewajiban yang sangat ditekankan dalam Islam. Ihsan kepada orang tua tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga meliputi sikap hormat, kasih sayang, perhatian, dan kepatuhan selama tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT. Kebaikan kepada orang tua merupakan investasi akhirat yang sangat berharga.
-
Berbuat Baik kepada Kerabat (وَذِي الْقُرْبَىٰ): Silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengan kerabat merupakan bagian penting dari kehidupan bermasyarakat. Berbuat baik kepada kerabat mencakup berbagai bentuk kebaikan, seperti mengunjungi, memberi bantuan, dan saling mendukung dalam kebaikan. Memutuskan silaturahmi merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
-
Berbuat Baik kepada Anak Yatim (وَالْيَتَامَىٰ): Anak yatim merupakan golongan yang rentan dan membutuhkan perhatian dan perlindungan. Berbuat baik kepada mereka merupakan bentuk kepedulian sosial dan wujud implementasi rasa kasih sayang. Memberikan bantuan, perlindungan, dan pendidikan kepada anak yatim merupakan amal shaleh yang sangat dianjurkan.
-
Berbuat Baik kepada Orang Miskin (وَالْمَسَاكِينِ): Keadilan sosial dan kepedulian terhadap kaum dhuafa merupakan nilai penting dalam Islam. Berbuat baik kepada orang miskin dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti memberikan sedekah, zakat, dan bantuan lainnya. Menolong orang miskin merupakan manifestasi dari keimanan dan rasa kemanusiaan.
-
Bertutur Kata yang Baik (وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا): Bahasa yang baik dan santun merupakan cerminan akhlak yang mulia. Berkata baik kepada siapapun, termasuk orang yang berbeda pendapat, merupakan tuntunan agama. Menghindari perkataan kasar, fitnah, dan ghibah merupakan bagian dari menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat.
-
Mendirikan Salat (وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ): Shalat merupakan tiang agama Islam, merupakan ibadah yang wajib dilakukan lima kali sehari. Shalat bukan hanya sekadar gerakan fisik, tetapi juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, mendekatkan diri kepada-Nya, dan membersihkan jiwa.
-
Menunaikan Zakat (وَآتُوا الزَّكَاةَ): Zakat merupakan kewajiban bagi mereka yang telah mencapai nisab dan haul, merupakan bentuk ibadah sosial yang bertujuan untuk membersihkan harta dan mendistribusikan kekayaan kepada yang membutuhkan. Zakat memiliki peran penting dalam mengurangi kesenjangan sosial dan mewujudkan keadilan ekonomi.
Refleksi atas Ketaatan dan Ihsan:
Ayat Al-Baqarah 83 diakhiri dengan kalimat ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ (Kemudian kamu berpaling, kecuali sebahagian kecil dari kamu, dan kamu (masih) tetap mengingkari.), yang menjadi pengingat akan betapa seringnya manusia melupakan janji dan komitmennya kepada Allah SWT. Bani Israil, yang telah diberi nikmat dan petunjuk, banyak yang berpaling dari perintah-perintah tersebut. Hanya sebagian kecil yang tetap teguh dalam ketaatan.
Konsep ihsan (إِحْسَانًا) yang disebutkan dalam ayat ini, khususnya dalam konteks berbuat baik kepada orang tua, merupakan kunci utama dalam memahami esensi dari ketaatan. Ihsan bukan hanya sekedar melakukan kebaikan, tetapi melakukannya dengan penuh keikhlasan dan kesempurnaan, seakan-akan kita melihat Allah SWT. Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menjelaskan hal ini dengan gamblang: "Ihsan itu ialah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."
Berdasarkan tafsir Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, ihsan terbagi menjadi dua: ihsan dalam beribadah kepada Allah SWT dan ihsan kepada makhluk. Ihsan kepada makhluk, baik yang wajib maupun sunnah, merupakan manifestasi dari keimanan dan rasa kemanusiaan yang sejati. Contoh ihsan yang wajib, seperti memenuhi hak orang tua, kerabat, anak yatim, dan fakir miskin, sedangkan ihsan yang sunnah, seperti bersedekah, membantu tetangga, dan berbuat baik kepada siapapun tanpa pamrih.
Kesimpulannya, Surat Al-Baqarah ayat 83 bukan sekadar rangkaian perintah, melainkan sebuah ajakan untuk merenungkan kembali komitmen dan ketaatan kita kepada Allah SWT dan tanggung jawab kita terhadap sesama. Delapan perintah tersebut membentuk sebuah sistem nilai yang holistik, yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan personal. Dengan mengamalkan perintah-perintah tersebut dengan penuh ihsan, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membangun kehidupan yang harmonis dan beradab. Ayat ini menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa memperbaiki diri dan berjuang untuk menjadi hamba Allah SWT yang taat dan beriman.