Bulan Rajab, salah satu dari empat bulan haram dalam kalender Islam, memiliki kedudukan istimewa yang diabadikan dalam Al-Quran. Ayat 36 Surah At-Taubah secara tegas menyatakan, "(Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa)." Ayat ini menggarisbawahi kesucian bulan-bulan haram, termasuk Rajab, dan menekankan pentingnya menghindari segala bentuk kejahatan dan kezaliman di dalamnya. Keutamaan bulan Rajab juga dijelaskan oleh para ulama, seperti Qatadah bin Di’amah, yang menyatakan bahwa amal saleh yang dilakukan di bulan haram akan dilipatgandakan pahalanya, sementara dosa-dosa akan dibebani konsekuensi yang lebih berat. Konsep "menganiaya diri sendiri" dalam ayat tersebut merujuk tidak hanya pada tindakan fisik yang merugikan, tetapi juga mencakup dosa-dosa besar seperti kezaliman, maksiat, dan pelanggaran perintah Allah SWT. Oleh karena itu, bulan Rajab menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan kualitas spiritualitas melalui peningkatan amal saleh dan penjauhan dari segala larangan.
Berikut ini delapan larangan di bulan Rajab yang perlu diperhatikan oleh umat Muslim, berdasarkan referensi dari berbagai literatur keagamaan:
1. Melakukan Peperangan: Larangan ini merupakan yang paling ditekankan. Seperti yang dijelaskan dalam buku "Keagungan Rajab & Sya’ban" karya Abdul Manan, bulan Rajab, sebagai salah satu bulan haram, mengharamkan segala bentuk peperangan. Hal ini sejalan dengan prinsip kemuliaan bulan-bulan haram yang telah diwariskan sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Bahkan, masyarakat Arab Jahiliyah pun, sebelum kedatangan Islam, telah memahami dan menghormati kesucian bulan-bulan ini dengan menghentikan peperangan. Namun, seringkali kepentingan duniawi mengalahkan nilai-nilai spiritual, sehingga larangan ini sering dilanggar. Meskipun demikian, Islam secara tegas melarang peperangan di bulan Rajab, sebagaimana ditegaskan dalam ayat Al-Quran. Ayat 217 Surah Al-Baqarah menjelaskan, "(Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan-bulan haram. Katakanlah: "Berperang di dalamnya adalah dosa besar, tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, dan mengingkari (keesaan)-Nya, dan (menghalangi) orang-orang (masuk) ke Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari situ, adalah lebih besar dosanya di sisi Allah, dan fitnah lebih besar daripada pembunuhan." Ayat ini menegaskan bahwa peperangan di bulan haram merupakan dosa besar, bahkan lebih besar dari pembunuhan dalam konteks tertentu. Perbuatan khianat dan kezaliman yang dilakukan di bulan Rajab juga akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dibandingkan bulan-bulan lainnya.
2. Berbuat Zalim: Kezaliman, dalam segala bentuknya, merupakan tindakan tercela yang dilarang dalam Islam. Namun, kezaliman yang dilakukan di bulan Rajab memiliki konsekuensi yang lebih berat. Imam ath-Thabari, seperti dikutip dalam "Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet" karya Puspa Swara, menjelaskan bahwa larangan berbuat zalim berlaku sepanjang waktu, tetapi bobot dosa akan semakin besar di bulan-bulan haram, termasuk Rajab. Kemuliaan bulan Rajab memperkuat konsekuensi dari setiap perbuatan dosa, sementara amal kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, menghindari segala bentuk kezaliman, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik, menjadi sangat penting di bulan Rajab.
3. Durhaka kepada Orang Tua: Durhaka kepada orang tua merupakan dosa besar dalam Islam, dan dosa ini akan semakin berat jika dilakukan di bulan Rajab. Buku "Ibadah-ibadah Paling Terhormat Bagi Pelaku Maksiat Agar Taubat Nasuha" karya Muhammad Nasrullah menggarisbawahi pentingnya berbakti kepada orang tua. Durhaka tidak hanya terbatas pada tindakan kekerasan fisik, tetapi juga mencakup perkataan kasar, sikap tidak hormat, dan pengabaian terhadap kebutuhan mereka. Di bulan Rajab, menjaga hubungan baik dengan orang tua dan menghormati mereka menjadi lebih penting, mengingat keberkahan dan keistimewaan bulan tersebut. Menyakiti hati orang tua, baik secara sengaja maupun tidak, merupakan tindakan yang sangat dilarang dan berdampak buruk pada spiritualitas seseorang.
4. Kesombongan: Kesombongan merupakan sifat tercela yang jauh dari nilai-nilai Islam. Merasa lebih unggul dari orang lain, baik dalam hal materi, kecerdasan, maupun status sosial, merupakan bentuk kesombongan yang harus dihindari. Sikap sombong menghalangi seseorang untuk menerima kritik dan saran, serta dapat merusak hubungan sosial. Di bulan Rajab, menghindari kesombongan menjadi lebih penting karena kesombongan hanya milik Allah SWT. Manusia yang bersikap sombong dianggap telah melampaui batas dan akan mendapat konsekuensi yang lebih berat di bulan mulia ini.
5. Riya’ (Pamer) dalam Ibadah: Riya’ atau pamer dalam ibadah merupakan tindakan yang merusak keikhlasan, yang merupakan inti dari setiap ibadah. Melakukan ibadah hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia, bukan karena Allah SWT, akan menghapus pahala ibadah tersebut. Di bulan Rajab, keikhlasan dalam beribadah menjadi lebih penting karena keberkahan bulan ini akan memperkuat dampak dari setiap tindakan, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, memperbaiki niat dan menghindari riya’ menjadi sangat penting di bulan Rajab.
6. Maksiat Mulut: Lisannya manusia seringkali menjadi sumber dosa. Maksiat mulut, seperti ghibah (menggunjing), berdusta, bersumpah palsu, memfitnah, mengadu domba, dan mengingkari janji, harus dihindari. Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya untuk menjaga lisan. Di bulan Rajab, menjaga lisan dari segala bentuk maksiat menjadi lebih penting karena konsekuensi dosa akan lebih besar.
7. Iri dan Dengki: Iri dan dengki merupakan penyakit hati yang harus dihindari. Iri muncul ketika seseorang tidak senang melihat keberhasilan orang lain, sementara dengki memunculkan keinginan agar orang lain mengalami kesusahan. Sifat-sifat ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Di bulan Rajab, menjaga hati dari iri dan dengki menjadi lebih penting untuk meraih keberkahan dan kemuliaan bulan tersebut.
8. Menjaga Pandangan: Pandangan mata merupakan pintu gerbang menuju berbagai maksiat. Melihat aurat lawan jenis atau hal-hal yang dilarang oleh syariat dapat memicu hawa nafsu dan berujung pada dosa. Menjaga pandangan merupakan cara untuk melindungi hati dan jiwa dari dosa. Di bulan Rajab, umat Islam diingatkan untuk lebih waspada terhadap maksiat yang diawali oleh pandangan mata.
Kesimpulannya, bulan Rajab merupakan bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan. Dengan menghindari delapan larangan di atas, umat Muslim dapat memaksimalkan kesempatan untuk meningkatkan kualitas spiritualitas dan meraih pahala yang berlipat ganda. Penting untuk diingat bahwa setiap perbuatan, baik dan buruk, akan dilipatgandakan pahalanya di bulan mulia ini. Oleh karena itu, kesadaran dan komitmen untuk menjalankan ibadah dengan ikhlas dan menghindari segala bentuk maksiat menjadi kunci untuk meraih keberkahan di bulan Rajab.