Nabi Adam AS, manusia pertama yang diciptakan Allah SWT, menjadi cikal bakal seluruh umat manusia di bumi. Dari rahim Siti Hawa, istri tercinta yang diciptakan dari tulang rusuknya, terlahirlah generasi pertama manusia yang terus berkembang hingga saat ini.
Anak-Anak Pertama Adam dan Hawa
Menurut riwayat yang dihimpun dari buku "Kisah Para Nabi" karya Ibnu Katsir, Adam dan Hawa dikaruniai lima anak di awal penciptaan mereka, yaitu tiga laki-laki dan dua perempuan. Berikut nama-nama mereka:
-
Habil dan Qabil: Sepasang anak kembar pertama yang lahir dari rahim Hawa. Keduanya dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan dididik sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Habil, yang dikenal sebagai seorang gembala, memiliki hati yang lembut dan taat kepada Allah. Sementara Qabil, seorang petani, cenderung keras kepala dan mudah terpengaruh oleh bisikan iblis.
-
Iqlima dan Labuda: Sepasang anak kembar kedua yang lahir setelah Habil dan Qabil. Kedua putri Adam dan Hawa ini dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan mengurus rumah tangga.
Tragedi Pertama: Pembunuhan Habil oleh Qabil
Tragedi pertama dalam sejarah manusia terjadi ketika Qabil, atas hasutan iblis, membunuh saudaranya sendiri, Habil. Motif pembunuhan ini dipicu oleh rasa iri hati Qabil terhadap Habil karena korbanannya diterima Allah atas persembahannya, sementara persembahan Qabil ditolak.
Beberapa sumber menyebutkan Qabil membunuh Habil dengan batu yang dilemparkan ke kepalanya saat Habil tertidur. Versi lain menyebutkan Qabil mencekik Habil dengan kuat dan menggigitnya hingga tewas.
Pembunuhan Habil oleh Qabil menjadi peristiwa pembunuhan pertama di dunia dan menjadi bukti nyata kekejaman manusia yang terhasut oleh bisikan iblis.
Syaits: Keturunan Adam yang Melestarikan Garis Keturunan
Adam dan Hawa kembali dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Syaits. Hawa menamai anaknya demikian sebagai pengganti Habil yang telah dibunuh Qabil.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dzar dari Rasulullah SAW, disebutkan bahwa Allah menurunkan 104 lembaran wahyu, 50 di antaranya diberikan kepada Syaits. Hal ini menunjukkan bahwa Syaits merupakan sosok yang istimewa dan mendapat perhatian khusus dari Allah.
Muhammad bin Ishaq juga mencatat bahwa Adam berwasiat kepada Syaits, mengajarkannya tentang waktu malam dan siang, cara beribadah di setiap waktu, dan memperingatkannya tentang banjir besar yang akan terjadi di masa depan.
Dipercaya bahwa seluruh keturunan Adam saat ini berasal dari garis keturunan Syaits. Anak-anak Adam lainnya, selain Syaits, telah punah dan lenyap dari muka bumi.
Jumlah Anak Adam: Perbedaan Pendapat
Buku "Kisah Para Nabi" karya Imam Abu Ja’far bin Jarir menyebutkan bahwa Hawa melahirkan 40 anak dalam 20 kali kehamilan. Namun, sumber lain menyebutkan bahwa Hawa melahirkan sebanyak 120 kali, dengan setiap kelahiran menghasilkan dua pasang anak, laki-laki dan perempuan.
Qabil dan saudarinya, Qalima, merupakan anak tertua, sedangkan anak terakhir adalah Abdul Mughits dan saudarinya, Ummul Mughits.
Perkembangan Manusia: Sebuah Perjalanan Panjang
Setelah Adam dan Hawa melahirkan anak-anak mereka, populasi manusia terus berkembang dan menyebar ke berbagai penjuru bumi. Allah SWT menurunkan firman-Nya dalam surah An-Nisa ayat 1, yang menegaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari satu diri (Adam) dan pasangannya (Hawa), dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Para ahli sejarah mencatat bahwa Adam sebelum meninggal dunia sempat melihat 400.000 keturunannya, termasuk anak-anak dan cucu-cucunya.
Kesimpulan
Kisah Nabi Adam AS dan keturunannya merupakan bukti nyata akan kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan dan mengembangkan kehidupan manusia. Dari satu pasang manusia pertama, Allah SWT menciptakan jutaan manusia yang terus berkembang hingga saat ini.
Perjalanan panjang manusia dari Adam hingga saat ini dipenuhi dengan berbagai peristiwa, baik suka maupun duka. Namun, melalui semua itu, Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada manusia agar mereka dapat menjalani hidup dengan penuh makna dan mencapai tujuan hidup yang hakiki.