ERAMADANI.COM, KARANGASEM – Senin (09/03/2020) lalu, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri hadiri karya Melaspas, Rsi Gana dan Ngenteg Linggih di Pasar Amlapura Barat yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Karangasem.
Acara ini berlangsung setelah rampungnya renovasi bangunan Pasar Amlapura Barat, bertepatan dengan Rahina Purnama Kesanga Soma Wage Wuku Medangsia pinanggal Masehi.
Karya tersebut merupakan hasil yang dipuput Ida Pedanda Gede Putu Cau dari Griya Cau yang berada di pasar Amlapura Barat, Kabupaten Karangasem.
Acara ini tak hanya dihadiri oleh Bupati saja, tetapi juga turut hadir Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, dan Forkopimda.
Kemudian para Kepala OPD di lingkungan Setda Kabupaten Karangasem serta Kepala Pasar se-Kabupaten Karangasem dan seluruh pedagang di Pasar Barat.
Pasar Amlapura Barat Jadi Prasarana Perdangangan
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan I Wayan Sutrisna, mengatakan, pembangunan Pasar Amlapura Barat merupakan bagian untuk mewujudkan sembilan program unggulan “Nawa Satya Dharma”.
Salah satunya peningkatan pelayanan dan prasarana perdagangan, terutama penguatan peran sentral pasar tradisional melalui perbaikan 16 pasar tradisional secara bertahap.
“Rencananya, untuk tahun 2020 Pemerintah Kabupaten melalui Disperindag akan membangun Pasar Subagan yang terletak di Karangasokong dengan anggaran 16 Milyar 150 Juta Rupiah. Sedangkan untuk pemeliharaan 15 Pasar tradisional di Karangasem, Pemerintah juga menganggarkan sebesar 3 Milyar Rupiah,” ungkapnya.
Wayan Sutrisna menjelaskan, Pasar Amlapura Barat diharapkan nantinya menjadi Pasar ber-SNI dengan fasilitas ruang pengelola pasar yang memadai.
Dengan difasilitasi ruang media center, ruang kesehatan, ruang bermain anak, ruang LSM, ruang menyusui atau Laktasi dan toilet.
Sedangkan fasilitas untuk pedagang berupa kios sebanyak 62 unit dan los sebanyak 268 yang disediakan di pasar tersebut.
Sementara untuk dana yang dipakai bersumber dari anggaran induk di APBD 2019 sebesar Rp 14 Milyar lebih.
Pasar harus Memperhatikan Beberapa Aspek
Bupati mengatakan, meski pasar ini pasar tradisional, manajemen pasar kedepannya perlu memperhatikan aspek kebersihan, keamanan, dan kenyamanan lingkungan.
Sehingga kesan pasar tradisional yang kumuh, kotor, bisa dihindari. Penataan juga diharap bisa dilakukan dengan maksimal sehingga nantinya bisa jadi contoh pasar Standar Nasional Indonesia.
Bupati berharap masyarakat bisa merasakan manfaat Pasar Amlapura Barat ini dalam jangka panjang. Rasa aman dan nyaman dalam bertransaksi baik bagi pedagang maupun pembeli diharapkan juga bisa ditingkatkan lagi.
Kepada pengelola Pasar nantinya, Bupati meminta agar dalam pengelolaannya benar-benar memperhatikan aspek pendayagunaan dan pemeliharaannya.
Kedepannya pasar diharapkan mampu mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat secara lebih baik.
“Inovasi-inovasi baru bagi pengembangan pasar diharapkan bisa dijalankan. Dengan inovasi-inovasi yang diciptakan tentu selain berpotensi meningkatkan pertumbuhan masyarakat setempat, juga menjadi bagian dari upaya pemenuhan hak-hak masyarakat akan layanan publik yang berkualitas untuk kesejahteraan bersama” ungkapnya.
Setelah karya mlaspas akan dilaksanakan sosialisasi penataan pedagang berdasarkan per komoditi dan pengundian tempat pedagang.
Melaspas adalah upacara pembersihan dan penyucian bangunan yang baru selesai dibangun atau baru ditempati lagi, seperti rumah, kantor, toko, kandang dan lain sebagainya. Upacara melaspas dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali, Indonesia. (HAD)