Bulan Rajab, salah satu dari empat bulan haram dalam kalender Islam, akan memasuki tahun 1446 Hijriah pada awal tahun 2025 Masehi. Keistimewaan bulan ini, yang ditandai dengan larangan melakukan tindakan zalim, telah ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadits, menjadikannya momentum penting bagi umat Muslim untuk meningkatkan ketaqwaan dan memperbanyak amal saleh.
Ayat suci Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 36 secara eksplisit menyebutkan tentang bulan-bulan haram, menegaskan pentingnya menjaga diri dari tindakan zalim di bulan-bulan tersebut. Ayat ini berbunyi (dalam terjemahan): "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." Ayat ini secara jelas menunjukkan kesucian dan kehormatan bulan-bulan haram, termasuk Rajab, dan menyerukan umat Muslim untuk menghindari segala bentuk kezaliman dan kejahatan.
Hadits Nabi Muhammad SAW, sebagaimana diriwayatkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, menjelaskan lebih lanjut mengenai empat bulan haram tersebut. Nabi SAW bersabda (dalam terjemahan): "Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana keadaannya pada hari Allah menciptakan langit dan bumi, dalam setahun ada dua belas bulan, diantaranya ada empat bulan haram, tiga diantaranya Zulkaidah, Zulhijah dan Muharam. Sedangkan Rajab adalah bulan Mudhar yang terdapat di antara Jumadats Tsaniy dan Syakban." (HR Bukhari dan Muslim). Hadits ini mengukuhkan status Rajab sebagai bulan haram dan menempatkannya dalam konteks siklus waktu penciptaan alam semesta, menunjukkan keagungan dan keistimewaannya.
Para ulama, seperti Al-Qadhi Abu Ya’la, menjelaskan makna "haram" dalam konteks bulan-bulan haram ini sebagai larangan melakukan pembunuhan dan berbagai bentuk dosa lainnya. Dengan demikian, bulan Rajab menjadi periode yang sangat dianjurkan untuk menjauhi segala bentuk maksiat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui amal saleh.
Rajab 1446 H/2025 M: Tanggal dan Kalender
Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia tahun 2025 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama Republik Indonesia, bulan Rajab 1446 H akan dimulai pada tanggal 1 Januari 2025 M dan berlangsung selama 30 hari, berakhir pada tanggal 30 Januari 2025 M. Ini memberikan umat Muslim periode satu bulan penuh untuk merenungkan dan mengimplementasikan nilai-nilai keislaman yang lebih tinggi.
Berikut adalah rincian kalender bulan Rajab 1446 H/2025 M (data ini bersifat sementara dan dapat berbeda sedikit tergantung pada metode perhitungan kalender yang digunakan):
(Di sini seharusnya tercantum tabel kalender Rajab 1446 H/2025 M dengan tanggal Hijriah dan Masehi secara lengkap. Karena saya tidak memiliki akses untuk membuat tabel, informasi ini perlu dilengkapi secara manual.)
Keutamaan Bulan Rajab: Momentum Peningkatan Amal Saleh
Bulan Rajab memiliki banyak keutamaan yang mendorong umat Muslim untuk memperbanyak amal kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu keutamaan yang paling sering disebutkan adalah dilipatgandakannya pahala amal saleh. Hadits yang terdapat dalam buku "Hikmah Bulan Rajab dan Sya’ban" karya Dimitri Mahayana menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda (dalam terjemahan): "Wahai manusia, sungguh telah membayangi kalian sebuah bulan yang agung, yaitu bulan Rajab, yang merupakan bulan Allah. Akan dilipatgandakan di dalamnya setiap kebaikan dan akan diterima doa-doa, kegelisahan akan dihilangkan, dan doa-doa orang beriman tidak ditolak. Siapa saja yang melakukan kebaikan di dalamnya maka akan dilipatgandakan menjadi berlipat ganda. Dan Allah akan melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki."
Hadits ini dengan jelas menunjukkan betapa istimewanya bulan Rajab sebagai waktu yang tepat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Setiap amal saleh yang dilakukan, baik yang besar maupun kecil, akan mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT. Ini menjadi motivasi yang kuat bagi umat Muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal jariyah selama bulan Rajab.
Selain dilipatgandakannya pahala, bulan Rajab juga dikenal sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa. Doa-doa yang dipanjatkan dengan penuh keikhlasan dan ketaqwaan diyakini akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Ini menjadi kesempatan emas bagi umat Muslim untuk memohon ampunan, keberkahan, dan segala hal yang baik untuk diri sendiri, keluarga, dan umat Islam secara keseluruhan.
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, dalam kitabnya "Al-Ghunyah," mengungkapkan tiga keutamaan utama bulan Rajab yang patut direnungkan:
-
Meningkatkan Kasih Sayang: Memperbanyak kasih sayang kepada sesama manusia merupakan jalan untuk meraih rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Sikap welas asih, empati, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar akan menjadi perisai dari azab Allah SWT.
-
Meningkatkan Kedermawanan: Bersikap dermawan dan berbagi kepada orang yang membutuhkan di bulan Rajab akan mendatangkan keberkahan yang melimpah dari Allah SWT. Kedermawanan ini tidak hanya terbatas pada harta benda, tetapi juga meliputi waktu, tenaga, dan ilmu pengetahuan.
-
Berbuat Kebaikan: Setiap kebaikan yang dilakukan, sekecil apapun, akan dibalas oleh Allah SWT dengan kemurahan hati-Nya yang tak terbatas. Kebaikan ini dapat berupa perbuatan baik kepada sesama, menjaga lingkungan, atau menebar manfaat bagi masyarakat luas.
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani mencatat, "Maka dari awal hingga akhir bulan ini, Allah ‘Azza wa Jalla memberikan tiga anugerah kepada para hamba-Nya, yaitu kasih-sayang tanpa siksaan, kedermawanan tanpa kikir, dan kebaikan tanpa kekasaran." Pernyataan ini menekankan pentingnya memanfaatkan momentum bulan Rajab untuk mengoptimalkan potensi diri dalam beramal saleh dan meraih ridho Allah SWT.
Kesimpulannya, bulan Rajab 1446 H/2025 M merupakan periode yang sangat istimewa bagi umat Muslim. Sebagai bulan haram, bulan ini mengandung keutamaan dan keberkahan yang melimpah. Umat Muslim dianjurkan untuk memanfaatkan momentum ini dengan memperbanyak amal saleh, berdoa, meningkatkan kasih sayang, kedermawanan, dan berbuat kebaikan kepada sesama. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita dan memberikan keberkahan di bulan Rajab yang mulia ini.