Jakarta – Birrul walidain, sebuah konsep fundamental dalam ajaran Islam, merujuk pada kewajiban seorang anak untuk berbuat baik, menghormati, dan menaati kedua orang tuanya. Lebih dari sekadar norma sosial, birrul walidain merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT, yang ditegaskan dalam kitab suci Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW. Ajaran Islam dengan tegas menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua, sebuah keutamaan yang dijanjikan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.
Landasan Dalil dan Keutamaan Birrul Walidain
Kata "birr" dalam "birrul walidain" berarti kebaikan, kebajikan, atau kesalehan. Sementara "walidain" merujuk pada kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu. Dengan demikian, birrul walidain secara harfiah berarti berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua.
Perintah Birrul Walidain dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an secara berulang kali menekankan pentingnya berbuat baik kepada orang tua, bahkan seringkali menempatkannya sejajar dengan perintah untuk beribadah kepada Allah. Sebagai contoh, dalam surah Al-Isra ayat 23, Allah SWT berfirman:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Isra: 23)
Ayat ini dengan jelas menunjukkan betapa tinggi kedudukan orang tua dalam Islam. Perintah untuk berbuat baik kepada mereka diletakkan langsung setelah perintah menyembah Allah, yang menegaskan pentingnya sikap hormat dan berbakti kepada orang tua.
Dalil Birrul Walidain dalam Hadits Rasulullah
Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW juga memperkuat ajaran tentang birrul walidain. Salah satu hadits yang terkenal diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, di mana Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang:
"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya pergauli dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Ibumu." Orang itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau menjawab, "Bapakmu." (Muttafaqun ‘Alaih)
Hadits ini menegaskan betapa besar peran seorang ibu, yang mendapatkan tiga kali lipat penghormatan dibandingkan ayah. Hal ini karena ibu telah melalui berbagai pengorbanan, seperti mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat anak.
Imam Nawawi menjelaskan: "Hadits tersebut memerintahkan agar senantiasa berbuat baik kepada kaum kerabat, dan yang paling berhak mendapatkannya di antara mereka adalah ibu, lalu bapak, dan selanjutnya orang-orang terdekat."
"Didahulukannya ibu dari mereka itu karena banyaknya pengorbanan, pengabdian, dan kasih sayang yang telah diberikannya. Selain itu, seorang ibu juga telah mengandung, menyusui, mendidik, dan tugas lainnya," ungkap para ulama.
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah dia bersilaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa birrul walidain juga dapat mendatangkan berkah, seperti kelapangan rezeki dan panjang umur.
Larangan Berbuat Durhaka kepada Kedua Orang Tua
Dari Abdurrahman bin Abu Bakar, dari ayahnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
"Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang paling besar di antara dosa-dosa besar?" Kami menjawab "Mau, ya Rasulullah!" Beliau berkata "Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua." Pada saat itu beliau sedang bersandar, lalu duduk seraya mengucapkan "Yaitu, kesaksian palsu." Beliau terus mengulang-ulang itu, sehingga kami mengucapkan "Seandainya saja beliau diam." (Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah, yang disebut oleh Rasulullah setelah menyebut syirik kepada Allah SWT. Kita tahu bahwa perbuatan syirik adalah dosa paling besar dalam Islam.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa durhaka kepada kedua orang tua merupakan dosa besar setelah syirik kepada Allah SWT.
Bentuk-Bentuk Birrul Walidain
Birrul walidain tidak hanya sebatas memberikan nafkah dan merawat orang tua saat mereka sudah tua. Berikut beberapa bentuk birrul walidain yang perlu diperhatikan:
- Menghormati dan Menaati: Menunjukkan sikap hormat dan patuh kepada kedua orang tua, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
- Berbicara dengan Sopan: Menggunakan bahasa yang santun dan menghormati saat berbicara dengan orang tua, menghindari perkataan kasar atau menghina.
- Membantu Pekerjaan Rumah: Membantu orang tua dalam pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, membersihkan rumah, atau mencuci pakaian.
- Menjaga Kesehatan Orang Tua: Memperhatikan kesehatan orang tua, membawa mereka ke dokter jika sakit, dan memberikan asupan makanan yang bergizi.
- Memenuhi Kebutuhan: Memenuhi kebutuhan orang tua, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pengobatan.
- Berdoa untuk Orang Tua: Berdoa untuk kebaikan dan keselamatan orang tua, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
- Menjaga Silaturahmi: Menjaga hubungan baik dengan orang tua, sering mengunjungi mereka, dan berkomunikasi secara teratur.
- Mendoakan Mereka Setelah Meninggal: Mendoakan orang tua setelah mereka meninggal dunia, memohon ampunan Allah SWT untuk mereka.
Manfaat Birrul Walidain
Berbakti kepada orang tua memiliki banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Beberapa manfaat birrul walidain:
- Kebahagiaan Dunia: Birrul walidain membawa kebahagiaan dan ketenangan hati, karena kita telah menjalankan kewajiban kepada orang tua yang telah berjasa melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita.
- Kelapangan Rezeki: Allah SWT menjanjikan kelapangan rezeki bagi orang yang berbakti kepada orang tuanya.
- Panjang Umur: Birrul walidain juga dijanjikan membawa panjang umur, karena Allah SWT meridhoi orang yang berbakti kepada orang tuanya.
- Kebahagiaan Akhirat: Birrul walidain merupakan amalan yang sangat mulia di sisi Allah SWT, yang akan membawa kita kepada kebahagiaan di akhirat.
Kesimpulan
Birrul walidain merupakan kewajiban yang sangat penting dalam ajaran Islam. Berbakti kepada orang tua merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT, yang membawa banyak manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Dengan menjalankan birrul walidain, kita tidak hanya menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang kepada orang tua, tetapi juga mendapatkan ridho Allah SWT dan meraih kebahagiaan hidup.
Pentingnya Menanamkan Nilai Birrul Walidain Sejak Dini
Menanamkan nilai birrul walidain sejak dini kepada anak-anak sangat penting untuk membentuk karakter mereka yang berakhlak mulia. Orang tua memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai tersebut melalui:
- Menjadi Teladan: Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anak dalam berbakti kepada orang tua mereka sendiri.
- Mengajarkan Ajaran Islam: Orang tua harus mengajarkan ajaran Islam tentang birrul walidain kepada anak-anak, baik melalui cerita, hadits, maupun ayat Al-Qur’an.
- Memberikan Contoh Praktis: Orang tua harus memberikan contoh praktis dalam berbakti kepada orang tua, seperti menghormati mereka, membantu pekerjaan rumah, dan menjaga silaturahmi.
- Membina Hubungan yang Harmonis: Orang tua harus membina hubungan yang harmonis dengan anak-anak, sehingga anak-anak merasa nyaman dan aman untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Dengan menanamkan nilai birrul walidain sejak dini, kita dapat membangun generasi penerus yang berakhlak mulia, menghormati orang tua, dan menjadi generasi yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.