ERAMADANI.COM, DENPASAR – Dunia kepenyiaran menjadi bagian hidup seorang Dwi Vera atau yang juga akrab disapa Veve ini. Dalam bincang asyik bersama balibebasbicara pada Kamis, (27/08/2020), Veve secara gamblang menceritakan perjalanan karirnya di dunia kepenyiaran, juga membagikan tips-tips menjadi seorang penyiar, presenter TV, dan MC yang andal.
Salah satu titik poin kepercayaan seorang Veve terbentuk, yang juga menjebataninya hingga kini ialah ketika ia masih menjadi siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kala itu ia menjadi ketua kelas selama 3 tahun berturut-turut. Ia pun aktif di organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan menjabat sebagai wakil ketua OSIS.
Lantas kecimpungnya di dunia broadcasting dimulai sejak SMA. Menjadi bagian dari Radio 99 FM sejak saat itu membuat kemampuan Veve semakin terasah.
Banyak hal yang Veve dapatkan dengan menekuni dunia broadcasting, tidak hanya soal teknik penyiaran, tetapi lebih penting juga tentang kedisiplinan.
Pada tahun 2008 ia memulai perjalanannya bersama Radio Cassanova, pengalamannya semakin matang dan kiprahnya di dunia kepenyiaran sudah tidak diragukan.
Selain menekuni dunia broadcasting, Veve juga aktif sebagai MC, baik untuk acara formal maupun nonformal, ia juga merupakan salah satu presenter Bali TV.
Kecintaannya pada dunia kepenyiaran, MC, dan presenter membuatnya tergugah membuat suatu lembaga yang melatih dan dapat melahirkan penyiar, MC, presenter TV, maupun orang-orang di luar lingkup itu tetapi memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Akhirnya pada Februari 2019, ia mendirikan Public Speaking Bali, atau dapat pula dikatakan school of broadcasting.
Di balik seorang Veve yang telah memiliki segudang pengalaman, ia juga memiliki tokoh-tokoh panutan. Tokoh panutan pertamanya ialah Agnes Monica.
Dari Agnes Monica, Veve belajar tentang ketekunan dan konsistensi mengejar impian.
Tokoh lainnya ialah Melaney Ricardo untuk presenter nonformal, Daniel Mananta, Choky Sitohang, dan Yuanita Christiani untuk presenter formal.
Bagi Veve, tokoh idola sangat penting, sebab dari sana ia dapat belajar dari mereka.
“Tokoh idola itu penting, aku bisa belajar dari perjalanan karir mereka dan terus meningkatkan diri,” jelas Veve.
“Selain menikmati proses, terus latihan, lingkungan yang positif, kita bisa melakukan ATM (amati, tiru, modifikasi),” imbuhnya.
Veve Bagikan Tips Jadi Penyiar, MC, dan Presenter TV
Wanita yang hobi bicara, travelling, kuliner, dan membaca buku-buku self-improvement ini juga dengan jelas membagikan tips-tips menjadi seorang penyiar, MC, dan presenter TV.
- Penyiar: Suara yang digunakan menggunakan smiling voice, melakukan pembukaan dengan nada yang cerah, dan suara disesuaikan dengan karakter masing-masing.
- MC: Harus bisa menempatkan diri di panggung atau paham penguasaan panggung, lebih memperhatikan pemilihan kata, dan memperhatikan penampilan baik dari segi pakaian maupun make up.
- Presenter TV: Perlu memperhatikan ekspresi, intonasi, penampilan, dan pengaturan suara (bergantung program yang dibawakan).
Menurutnya tips-tips itu akan berhasil apabila konsisten berlatih dan mau mengoreksi diri atas setiap kesalahan-kesalahan.
Veve juga berkeyakinan bahwa sukses ialah ketika dirinya dapat bermanfaat bagi orang lain. Tak ayal jika ia ingin terus bermanfaat, tidak hanya melalui Public Speaking Bali, tetapi dengan cara yang lain pula.
“Sukses itu kalau menurutku saat kita bisa bermanfaat bagi yang lain. Aku berharap Public Speaking Bali ini nantinya juga ada di daerah-daerah yang lain. Selain itu, aku juga ingin menerbitkan buku tentang broadcast, sehingga orang-orang yang tidak tergabung dalam Public Speaking Bali juga bisa memperlajarinya melalui buku itu,” paparnya. (NET)